Ridwan Kamil Pilih Libur Panjang Dipangkas, Ini Alasannya
Sabtu, 28 November 2020 - 23:14 WIB
Hasilnya, dari 400 orang yang reaktif dan dilanjutkan dengan swab test uji PCR Polymerase Chain Reaction (PCR), 10 orang di antaranya dinyatakan positif COVID-19.
Meski begitu, Kang Emil mengatakan, ada peningkatan kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) dibandingkan pada libur panjang Agustus lalu.
Oleh karenanya, dia menyimpulkan bahwa libur panjang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus COVID-19, namun kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan pun meningkat.
"Libur panjang Oktober peningkatan kasusnya tidak setinggi libur panjang saat bulan Agustus. Jadi, kesimpulannya, libur panjang kemarin menimbulkan COVID-19, tapi kedisiplinan 3M meningkat," tegasnya.
Kang Emil juga menekankan, penularan COVID-19 ditentukan oleh ada tidaknya keramaian warga. Karenanya, kata Kang Emil, Pemprov Jabar tetap mengusulkan agar pemerintah pusat memangkas libur panjang akhir tahun demi menekan potensi kerumunan di tempat wisata.
"Seperti hitungan matematika, yaitu ada keramaian ada COVID-19, tidak ada keramaian tidak ada COVID-19. Libur panjang ada keramaian, pasti ada (penularan) COVID-19," tandas Kang Emil.
Meski begitu, Kang Emil mengatakan, ada peningkatan kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) dibandingkan pada libur panjang Agustus lalu.
Oleh karenanya, dia menyimpulkan bahwa libur panjang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus COVID-19, namun kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan pun meningkat.
"Libur panjang Oktober peningkatan kasusnya tidak setinggi libur panjang saat bulan Agustus. Jadi, kesimpulannya, libur panjang kemarin menimbulkan COVID-19, tapi kedisiplinan 3M meningkat," tegasnya.
Kang Emil juga menekankan, penularan COVID-19 ditentukan oleh ada tidaknya keramaian warga. Karenanya, kata Kang Emil, Pemprov Jabar tetap mengusulkan agar pemerintah pusat memangkas libur panjang akhir tahun demi menekan potensi kerumunan di tempat wisata.
"Seperti hitungan matematika, yaitu ada keramaian ada COVID-19, tidak ada keramaian tidak ada COVID-19. Libur panjang ada keramaian, pasti ada (penularan) COVID-19," tandas Kang Emil.
(end)
tulis komentar anda