Begini Penjelasan Pemantauan Visual Gunung Merapi dari Kasat Mata, Sketsa hingga Satelit
Sabtu, 28 November 2020 - 18:49 WIB
Kekurangan dari metode InSAR adalah resolusi yang tidak terlalu tinggi sehingga agak sulit untuk mendapatkan resolusi orde sentimeter pada deformasi di gunung api. Berbeda dengan metode EDM yang bisa mencapai orde milimeter meskipun hanya diukur dari 1 titik. Metode InSAR ini berguna jika ada suplai magma yang besar, sehingga orde deformasinya mampu terekam oleh satelit.
(baca juga: Gunung Merapi Siaga, BNPB: 1.294 Pengungsi di Empat Kabupaten Sudah Dievakuasi )
Menyinggung tentang misi pendakian ke Puncak Gunung Merapi, Agus menegaskan metode visual sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang sangat berbahaya.
Hal ini diperkuat dengan kejadian pada Minggu (22/11/2020), saat terjadi guguran dinding kawah di Lava 1954, yang disebut sebagai kejadian luar biasa karena volume yang runtuh cukup besar dan kejadian tersebut merubah morfologi puncak.
Agus sangat tidak menyarankan ada misi apapun ke puncak Gunung Merapi meskipun dengan alasan mitigasi karena kondisi saat ini masih sangat berbahaya.
“Masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar menghadapi aktivitas Gunung Merapi ini. Kita berikan waktu kepada Gunung Merapi untuk berekspresi karena selama ini sudah memberikan manfaat yang luar biasa kepada kita semua,” jelasya.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(baca juga: Gunung Merapi Siaga, BNPB: 1.294 Pengungsi di Empat Kabupaten Sudah Dievakuasi )
Menyinggung tentang misi pendakian ke Puncak Gunung Merapi, Agus menegaskan metode visual sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang sangat berbahaya.
Hal ini diperkuat dengan kejadian pada Minggu (22/11/2020), saat terjadi guguran dinding kawah di Lava 1954, yang disebut sebagai kejadian luar biasa karena volume yang runtuh cukup besar dan kejadian tersebut merubah morfologi puncak.
Agus sangat tidak menyarankan ada misi apapun ke puncak Gunung Merapi meskipun dengan alasan mitigasi karena kondisi saat ini masih sangat berbahaya.
“Masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar menghadapi aktivitas Gunung Merapi ini. Kita berikan waktu kepada Gunung Merapi untuk berekspresi karena selama ini sudah memberikan manfaat yang luar biasa kepada kita semua,” jelasya.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(end)
tulis komentar anda