Tragis, 4 Warga Lombok Tewas dalam Sumur, Diduga Keracunan
Kamis, 26 November 2020 - 15:49 WIB
Proses evakuasi empat korban dalam sumur yang tewas diduga kehabisan oksigen dan keracunan. Evakuasi berlangsung dramatis karena warga hanya menggunakan tali dan besi. Foto: iNews/Muzakir
LOMBOK TENGAH - Empat warga Dusun Kembang Kerang, Desa Aiq Darek, Batu Keliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) , tewas dalam satu sumur sedalam 10 meter, diduga mereka kehabisan oksigen dan keracunan.
Informasi yang dihimpun, kejadian bermula ketika Mustiadi korban pertama ingin membersihkan sumur miliknya yang berada di dekat sawah, karena ada bangkai binatang yang masuk. Namun nahas, ketika baru masuk setengah lubang, korban diduga sudah kehabisan oksigen dan tercebur dalam sumur sedalam 10 meter. (Baca Juga: Tragis, Bocah 7 Tahun Tewas Terjatuh ke Sumur Sedalam 15 Meter)
Kerabatnya yang mencoba menyelamatkan korban, malah ikut tercebur dan meninggal begitu seterusnya hingga empat warga tewas didalam satu sumur. “Yang pertama jatuh itu Mustiadi lalu Hasiful datang berusaha membantu tapi ternyata ikut terjatuh, lalu datang lagi Amaq Ham dan Yunus, tapi semua terjatuh,” tutur warga setempat, Kasrul.
Warga yang mengetahui kejadian itu pun berusaha menolong, namun tidak ada yang berada masuk dalam sumur. Karena itu, proses evakuasi empat korban berlangsung dramatis, karena hanya menggunakan alat seadanya. (Baca Juga: Keracunan Massal di Tasikmalaya, Puluhan Orang Dirawat di Ruang Madrasah)
“Warga tidak ada yang berani turun karena menduga beracun. Jadi warga hanya berusaha mengangkat mayat korban menggunakan tali dan besi. Sulitnya karena warga meraba-raba agar besi dan tali tersangkut dengan tubuh korban,” katanya.
Kasrul menyebutkan, dengan hanya menggunakan peralatan seadanya, sehingga proses evakuasi berlangsung dramatis. Warga pun berbondong-bondong menyaksikan proses evakuasi juga tampak aparat kepolisian setempat. (Baca Juga: Diduga Halusinasi Dikejar Orang, Warga Jepara Loncat ke Dalam Sumur)
Barulah setelah berselang dua jam, satu persatu empat korban yang sudah tidak bernyawa itu berhasil diangkat dari dalam sumur dan langsung dibawa ke rumah duka. Polisi yang berada di lokasi kejadi pun memasang police line untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Informasi yang dihimpun, kejadian bermula ketika Mustiadi korban pertama ingin membersihkan sumur miliknya yang berada di dekat sawah, karena ada bangkai binatang yang masuk. Namun nahas, ketika baru masuk setengah lubang, korban diduga sudah kehabisan oksigen dan tercebur dalam sumur sedalam 10 meter. (Baca Juga: Tragis, Bocah 7 Tahun Tewas Terjatuh ke Sumur Sedalam 15 Meter)
Kerabatnya yang mencoba menyelamatkan korban, malah ikut tercebur dan meninggal begitu seterusnya hingga empat warga tewas didalam satu sumur. “Yang pertama jatuh itu Mustiadi lalu Hasiful datang berusaha membantu tapi ternyata ikut terjatuh, lalu datang lagi Amaq Ham dan Yunus, tapi semua terjatuh,” tutur warga setempat, Kasrul.
Warga yang mengetahui kejadian itu pun berusaha menolong, namun tidak ada yang berada masuk dalam sumur. Karena itu, proses evakuasi empat korban berlangsung dramatis, karena hanya menggunakan alat seadanya. (Baca Juga: Keracunan Massal di Tasikmalaya, Puluhan Orang Dirawat di Ruang Madrasah)
“Warga tidak ada yang berani turun karena menduga beracun. Jadi warga hanya berusaha mengangkat mayat korban menggunakan tali dan besi. Sulitnya karena warga meraba-raba agar besi dan tali tersangkut dengan tubuh korban,” katanya.
Kasrul menyebutkan, dengan hanya menggunakan peralatan seadanya, sehingga proses evakuasi berlangsung dramatis. Warga pun berbondong-bondong menyaksikan proses evakuasi juga tampak aparat kepolisian setempat. (Baca Juga: Diduga Halusinasi Dikejar Orang, Warga Jepara Loncat ke Dalam Sumur)
Barulah setelah berselang dua jam, satu persatu empat korban yang sudah tidak bernyawa itu berhasil diangkat dari dalam sumur dan langsung dibawa ke rumah duka. Polisi yang berada di lokasi kejadi pun memasang police line untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
(nic)
tulis komentar anda