Taiwan Education Center in Surabaya Gelar Pameran Daring untuk Pelajar Indonesia
Rabu, 25 November 2020 - 07:30 WIB
"Ini merupakan satu indikator bahwa kualitas pendidikan tinggi di Taiwan telah diakui secara global," kata dia.
Melalui Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southbound Policy), selama hampir tiga tahun terakhir, Taiwan telah memberikan beasiswa kepada 152 dosen dari Indonesia untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di Taiwan.
Selain itu, Mon-Chi Lio juga menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa dari Indonesia yang menerima beasiswa pemerintah Taiwan bertambah menjadi 37 orang setiap tahunnya. Pemerintah Taiwan juga konsisten menyediakan beasiswa untuk studi Bahasa Mandarin di Taiwan melalui program Huayu Enrichment Scholarship. Dengan banyaknya dukungan beasiswa untuk studi ke Taiwan, diharapkan pelajar Indonesia yang studi lanjut ke Taiwan akan terus bertambah secara bertahap setiap tahunnya.
Semantara itu, Duta Besar John Chen, Representatif dari TETO di Indonesia, dalam sambutannya mengatakan, hubungan antara Taiwan dan Indonesia telah terbina sangat baik dalam beberapa tahun terakhir dan promosi Studi di Taiwan menjadi salah satu agenda utamanya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Taiwan, jumlah pelajar Indonesia yang studi lanjut di Taiwan meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Hingga tahun 2019, jumlahnya mencapai 13.907, tersebar melalui beberapa program beasiswa, diantaranya adalah beasiswa Program Kerja Sama Internasional Industri-Akademik 2+i (program kuliah magang), yang merupakan program kerja sama bilateral antara Pemerintah Taiwan dan Indonesia dalam bidang Pendidikan. Dalam program Kerja Sama Internasional Industri-Akademik 2+i, terdapat hampir 300 pelajar lulusan D3 dari berbagai Politeknik di Indonesia melanjutkan studinya di Taiwan selama 2 tahun. Mereka mendapatkan beberapa fasilitas seperti belajar Bahasa Mandarin dan kerja magang di industri/ perusahaan di Taiwan, hingga mendapatkan gelar S1 di Taiwan. Jadi, tidak hanya keahlian profesional saja yang bisa ditingkatkan oleh peserta program 2+i, tetapi juga menambah pengalaman berkarir. Program 2+i ini sangat popular di kalangan pelajar D3 Indonesia, terlihat dari meningkatnya pertanyaan yang masuk dan rasa ingin tahu mereka yang tinggi tentang program ini. Melalui berbagai program beasiswa dan kerja sama bilateral, diharapkan hasil dari kerja sama antara Taiwan dan Indonesia ini dapat semakin meningkat.
Rektor Asia University, Jeffrei JP Tsai, menyebutkan, hingga saat ini, Taiwan memiliki 3 pusat informasi pendidikan Taiwan atau Taiwan Education Center (TEC) di Indonesia. Masing-masing berlokasi di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam acara pembukaan, para rektor dari ketiga Universitas tersebut juga memberikan ucapan selamat dan berharap pertukaran akademik antara Taiwan dan Indonesia dapat terus terjalin, serta berharap kerjasama antara institusi pendidikan di Taiwan dan di Indonesia bisa tetap berjalan walaupun dalam situasi pandemi seperti ini.
Secara khusus, Rektor Universitas Airlangga secara khusus menyebutkan bahwa internasionalisasi merupakan aspek krusial dalam proses peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu, Universitas Airlangga tidak pernah berhenti memperluas aktivitas akademik dengan berbagai universitas di dunia khususnya di Taiwan.
Melalui kolaborasi dengan Taiwan Education Center di Surabaya, Prof Nasih berharap kerja sama antara Indonesia dan Taiwan dalam bidang pendidikan tetap dapat terjalin dengan baik.
Kegiatan ini juga direspon sangat baik oleh para peserta. Ilyas Ghifari, salah satu peserta menyebutkan bahwa ia sangat bersyukur mengikuti kegiatan ini. Ia bisa mendapatkan informasi dari puluhan universitas serta kesempatan-kesempatan beasiswa dari kampus maupun pemerintah. Ia berharap kegiatan pameran ini bisa terus diadakan secara reguler agar banyak pelajar dari Indonesia yang bisa mengakses informasi pendidikan tinggi di Taiwan.
Melalui Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southbound Policy), selama hampir tiga tahun terakhir, Taiwan telah memberikan beasiswa kepada 152 dosen dari Indonesia untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di Taiwan.
Selain itu, Mon-Chi Lio juga menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa dari Indonesia yang menerima beasiswa pemerintah Taiwan bertambah menjadi 37 orang setiap tahunnya. Pemerintah Taiwan juga konsisten menyediakan beasiswa untuk studi Bahasa Mandarin di Taiwan melalui program Huayu Enrichment Scholarship. Dengan banyaknya dukungan beasiswa untuk studi ke Taiwan, diharapkan pelajar Indonesia yang studi lanjut ke Taiwan akan terus bertambah secara bertahap setiap tahunnya.
Semantara itu, Duta Besar John Chen, Representatif dari TETO di Indonesia, dalam sambutannya mengatakan, hubungan antara Taiwan dan Indonesia telah terbina sangat baik dalam beberapa tahun terakhir dan promosi Studi di Taiwan menjadi salah satu agenda utamanya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Taiwan, jumlah pelajar Indonesia yang studi lanjut di Taiwan meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Hingga tahun 2019, jumlahnya mencapai 13.907, tersebar melalui beberapa program beasiswa, diantaranya adalah beasiswa Program Kerja Sama Internasional Industri-Akademik 2+i (program kuliah magang), yang merupakan program kerja sama bilateral antara Pemerintah Taiwan dan Indonesia dalam bidang Pendidikan. Dalam program Kerja Sama Internasional Industri-Akademik 2+i, terdapat hampir 300 pelajar lulusan D3 dari berbagai Politeknik di Indonesia melanjutkan studinya di Taiwan selama 2 tahun. Mereka mendapatkan beberapa fasilitas seperti belajar Bahasa Mandarin dan kerja magang di industri/ perusahaan di Taiwan, hingga mendapatkan gelar S1 di Taiwan. Jadi, tidak hanya keahlian profesional saja yang bisa ditingkatkan oleh peserta program 2+i, tetapi juga menambah pengalaman berkarir. Program 2+i ini sangat popular di kalangan pelajar D3 Indonesia, terlihat dari meningkatnya pertanyaan yang masuk dan rasa ingin tahu mereka yang tinggi tentang program ini. Melalui berbagai program beasiswa dan kerja sama bilateral, diharapkan hasil dari kerja sama antara Taiwan dan Indonesia ini dapat semakin meningkat.
Rektor Asia University, Jeffrei JP Tsai, menyebutkan, hingga saat ini, Taiwan memiliki 3 pusat informasi pendidikan Taiwan atau Taiwan Education Center (TEC) di Indonesia. Masing-masing berlokasi di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam acara pembukaan, para rektor dari ketiga Universitas tersebut juga memberikan ucapan selamat dan berharap pertukaran akademik antara Taiwan dan Indonesia dapat terus terjalin, serta berharap kerjasama antara institusi pendidikan di Taiwan dan di Indonesia bisa tetap berjalan walaupun dalam situasi pandemi seperti ini.
Secara khusus, Rektor Universitas Airlangga secara khusus menyebutkan bahwa internasionalisasi merupakan aspek krusial dalam proses peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu, Universitas Airlangga tidak pernah berhenti memperluas aktivitas akademik dengan berbagai universitas di dunia khususnya di Taiwan.
Melalui kolaborasi dengan Taiwan Education Center di Surabaya, Prof Nasih berharap kerja sama antara Indonesia dan Taiwan dalam bidang pendidikan tetap dapat terjalin dengan baik.
Kegiatan ini juga direspon sangat baik oleh para peserta. Ilyas Ghifari, salah satu peserta menyebutkan bahwa ia sangat bersyukur mengikuti kegiatan ini. Ia bisa mendapatkan informasi dari puluhan universitas serta kesempatan-kesempatan beasiswa dari kampus maupun pemerintah. Ia berharap kegiatan pameran ini bisa terus diadakan secara reguler agar banyak pelajar dari Indonesia yang bisa mengakses informasi pendidikan tinggi di Taiwan.
tulis komentar anda