Aliansi Kebangsaan Gelar Webinar Bedah Buku Karya Yudi Latif
Sabtu, 14 November 2020 - 02:42 WIB
Mengingat demikian signifikannya peran budaya bagi kemajuan peradaban sebuah bangsa, maka pendidikan tidak bisa lepas dari kebudayaan, karena pendidikanlah menurut Ki Hajar Dewantara adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Hal ini juga disampaikan dengan sangat jelas oleh Yudi Latif dalam bukunya ini.
Dari perspektif budaya, Indonesia adalah multikultur. Oleh karena itu, pendidikan nasional yang harus dikembangkan adalah pendidikan yang berwawasan multikulturisme. Dalam pandangan saya, pertautan antara Pendidikan dan multikultural merupakan solusi atas realitas budaya bangsa Indonesia yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekwensi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.
Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kenyataan historis dan sosial yang tidak dapat disangkal dan dinegasikan oleh siapapun. Keunikan budaya yang beragam tersebut memberikan implikasi pada pola pikir, tingkah laku dan karakter yang sering kali berbeda satu sama lainnya.
Oleh karena itu, pergumulan antar budaya memberikan peluang terjadinya konflik manakala tidak terjadi saling memahami dan menghormati satu sama lain. Proses untuk meminimalisir konflik inilah memerlukan upaya pendidikan yang berwawasan budaya. Lebih khusus “multikultural” dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang majemuk dan heterogen agar saling memahami dan menghormati serta membentuk karakter yang terbuka terhadap perbedaan.
Dari pemikiran tadi, pendidikan adalah investasi masa depan dalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian namun harus tetap berakar kuat dalam bangsanya sendiri. "Saya sebagai Ketua Aliansi Kebangsaan dan Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, menyambut baik hadirnya buku Pendidikan yang Berkebudayaan karya terbaru Yudi Latif, anggota dewan pakar Aliansi Kebangsaan, sebagai karya paripurna yang sangat fundamental dan komprehensif," kata dia.
Menurut Pontjo, dalam buku ini, Yudi Latif telah berhasil menguraikan dengan meyakinkan dan mengesankan pentingnya pendidikan nasional yang berwawasan sejarah dan berwawasan budaya.
Untuk lebih mendalami pemikiran-pemikiran Yudi latif dalam buku ini, kata Pontjo, Aliansi Kebangsaan bersama Yayasan Suluh Nuswantara Bakti berinisiatif untuk menyelenggarakan webinar bedah buku hari ini.
Aliansi Kebangsaan adalah jaringan intelektual lintas-kultural dan lintas-keyakinan yang dipersatukan oleh kepedulian yang sama untuk mengembangkan kebangsaan Indonesia yang berperadaban, termasuk dalam hal pendidikan nasional untuk ikut berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi kita.
"Tentu kita semua percaya, tidak ada kebangkitan dan kemajuan tanpa diusahakan secara sengaja dan penuh kesadaran (socially and politically constructed). Dan upaya itu harus dimulai dari dunia pendidikan kita," kata dia.
Pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan zaman berlandaskan paradigma Pancasila adalah dunia pendidikan transformatif.Yakni mampu mengembangkan manusia pembelajar seumur hidup yang berkarakter, kreatif, dengan kemampuan pengurusan (tata-kelola) dan kepemimpinan dalam rangka mengupayakan kebaikan hidup bersama.
Dari perspektif budaya, Indonesia adalah multikultur. Oleh karena itu, pendidikan nasional yang harus dikembangkan adalah pendidikan yang berwawasan multikulturisme. Dalam pandangan saya, pertautan antara Pendidikan dan multikultural merupakan solusi atas realitas budaya bangsa Indonesia yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekwensi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.
Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kenyataan historis dan sosial yang tidak dapat disangkal dan dinegasikan oleh siapapun. Keunikan budaya yang beragam tersebut memberikan implikasi pada pola pikir, tingkah laku dan karakter yang sering kali berbeda satu sama lainnya.
Oleh karena itu, pergumulan antar budaya memberikan peluang terjadinya konflik manakala tidak terjadi saling memahami dan menghormati satu sama lain. Proses untuk meminimalisir konflik inilah memerlukan upaya pendidikan yang berwawasan budaya. Lebih khusus “multikultural” dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang majemuk dan heterogen agar saling memahami dan menghormati serta membentuk karakter yang terbuka terhadap perbedaan.
Dari pemikiran tadi, pendidikan adalah investasi masa depan dalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian namun harus tetap berakar kuat dalam bangsanya sendiri. "Saya sebagai Ketua Aliansi Kebangsaan dan Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, menyambut baik hadirnya buku Pendidikan yang Berkebudayaan karya terbaru Yudi Latif, anggota dewan pakar Aliansi Kebangsaan, sebagai karya paripurna yang sangat fundamental dan komprehensif," kata dia.
Menurut Pontjo, dalam buku ini, Yudi Latif telah berhasil menguraikan dengan meyakinkan dan mengesankan pentingnya pendidikan nasional yang berwawasan sejarah dan berwawasan budaya.
Untuk lebih mendalami pemikiran-pemikiran Yudi latif dalam buku ini, kata Pontjo, Aliansi Kebangsaan bersama Yayasan Suluh Nuswantara Bakti berinisiatif untuk menyelenggarakan webinar bedah buku hari ini.
Aliansi Kebangsaan adalah jaringan intelektual lintas-kultural dan lintas-keyakinan yang dipersatukan oleh kepedulian yang sama untuk mengembangkan kebangsaan Indonesia yang berperadaban, termasuk dalam hal pendidikan nasional untuk ikut berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi kita.
"Tentu kita semua percaya, tidak ada kebangkitan dan kemajuan tanpa diusahakan secara sengaja dan penuh kesadaran (socially and politically constructed). Dan upaya itu harus dimulai dari dunia pendidikan kita," kata dia.
Pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan zaman berlandaskan paradigma Pancasila adalah dunia pendidikan transformatif.Yakni mampu mengembangkan manusia pembelajar seumur hidup yang berkarakter, kreatif, dengan kemampuan pengurusan (tata-kelola) dan kepemimpinan dalam rangka mengupayakan kebaikan hidup bersama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda