Tragis, Ayah, Ibu, dan Anak Meninggal Berurutan Usai Gelar Hajatan Nikah
Kamis, 12 November 2020 - 14:46 WIB
SRAGEN - Satu keluarga di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen , Jateng dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terpapar COVID-19. Tiga orang yang terdiri dari anak, ibu dan ayah secara berurutan meninggal dunia setelah menggelar hajatan pernikahan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Hargiyanto membenarkan tiga orang meninggal dunia di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe akibat COVID-19. Pihaknya telah melakukan tracing terhadap kontak erat guna melacak kemungkinan penyebarannya. “Kami menduga awalnya dari pengantin di kasus pertama,” kata ungkap Hargiyanto saat dihubungi SINDOnews, Kamis (12/11/2020). (Baca juga: Vila Bule Australia di Bali Digerebek, Produksi Cairan Daun Kratom)
Dari keterangan lurahnya, pekerjaannya pengantin perempuan itu adalah tenaga kesehatan (nakes). “Tapi keluarganya saya tanya belum jawab pekerjaannya apa,” terangnya. Tercatat jumlah tracing kontak erat jumlahnya mencapai 113 orang. Namun ia masih enggan untuk menyampaikan mengenai perkembangan hasilnya. Hasil tracing mulai keluar dan kini masih proses verifikasi. (Baca juga: Kisah Mbah Harjo Suwito, Pengungsi Gunung Merapi Tertua yang Pernah Ikut Romusha)
Sehingga masih perlu dicocok cocokan lagi. Sementara dari informasi yang berkembang, pesta pernikahan digelar 24 Oktober 2020 lalu. Pengantin perempuan, LD (28) meninggal dunia pada Kamis (5/11/2020). Sehari kemudian, S (57) ibunya meninggal dunia. Kemudian Senin (9/11/2020) kemarin, SD (60) ayah LD giliran meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Hargiyanto membenarkan tiga orang meninggal dunia di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe akibat COVID-19. Pihaknya telah melakukan tracing terhadap kontak erat guna melacak kemungkinan penyebarannya. “Kami menduga awalnya dari pengantin di kasus pertama,” kata ungkap Hargiyanto saat dihubungi SINDOnews, Kamis (12/11/2020). (Baca juga: Vila Bule Australia di Bali Digerebek, Produksi Cairan Daun Kratom)
Dari keterangan lurahnya, pekerjaannya pengantin perempuan itu adalah tenaga kesehatan (nakes). “Tapi keluarganya saya tanya belum jawab pekerjaannya apa,” terangnya. Tercatat jumlah tracing kontak erat jumlahnya mencapai 113 orang. Namun ia masih enggan untuk menyampaikan mengenai perkembangan hasilnya. Hasil tracing mulai keluar dan kini masih proses verifikasi. (Baca juga: Kisah Mbah Harjo Suwito, Pengungsi Gunung Merapi Tertua yang Pernah Ikut Romusha)
Sehingga masih perlu dicocok cocokan lagi. Sementara dari informasi yang berkembang, pesta pernikahan digelar 24 Oktober 2020 lalu. Pengantin perempuan, LD (28) meninggal dunia pada Kamis (5/11/2020). Sehari kemudian, S (57) ibunya meninggal dunia. Kemudian Senin (9/11/2020) kemarin, SD (60) ayah LD giliran meninggal dunia.
(shf)
tulis komentar anda