20 Sister Village Disiapkan untuk Evakuasi Pengungsi Merapi di Boyolali

Minggu, 08 November 2020 - 16:09 WIB
Sosialisasi sister village dalam antisipasi erupsi Gunung Merapi yang dilakukan Pemkab Boyolali. Foto/ist
BOYOLALI - Sebanyak 20 sister village telah disiapkan Pemkab Boyolali sebagai lokasi pengungsian jika terjadi erupsi Gunung Merapi. Ada 20 desa bakal menampung para pengungsi dari masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) Merapi.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinung mengemukakan, persiapan antisipasi kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Merapi diantaranya dengan menyediakan tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) di tiga desa yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

“Ketiganya adalah Desa Tlogolele, Desa Jrakah, dan Desa Klakah yang berjarak antara 3-5 kilometer dari puncak Merapi,” kata Bambang Sinung, Minggu (8/11/2020).(Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 34 Kali Guguran, Status Level 3 Siaga )



Saat ini di ketiga desa sudah siaga, dan TPPS telah disiapkan di bawah menjauhi puncak Merapi. Pada sisi lain, sister village juga telah disiapkan jika erupsi Merapi diprediksi sudah dekat dan butuhkan evakuasi. Masing masing desa telah memiliki sister village sehingga tidak kebingungan ketika harus dilaksanakan evakuasi.

“Dalam kondisi seperti ini, mobil mobil milik masyarakat di kawasan KRB III sudah siap. Posisi mobil menghadap ke jalan dan siap untuk evakuasi, “ terangnya.

Tercatat ada 20 desa yang menjadi sister village yang menjadi tujuan evakuasi. Seperti Desa Tlogolele, sister village-nya adalah Desa Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, serta Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Kemudian Desa Jrakah memiliki sister village Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota. (Baca juga: Rudy Tak Dampingi Gibran Debat Pilwalkot Solo, Ada Apa? )

Kemudian Desa Klakah memiliki sister village Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Belasan desa lainnya di kawasan lereng Gunung Merapi di Boyolali juga telah memiliki sister village.

Mengingat situasi di tengah pandemi COVID-19, maka dilakukan pembatasan pembatasan guna mencegah kerumunan. Seperti di TPPS, kapasitasnya maksimal hanya 50% dari daya tampung. Prosedur protokol kesehatan juga diterapkan, khususnya menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun. “Logistik juga telah kami siapkan, seperti beras, mie instan, dan sarden,” terangnya.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content