Kasus Rombongan Moge Pukuli Anggota TNI Bikin Warga Bukittinggi Trauma, Masyarakat: Kalau Rakyat Biasa yang Dipukuli Pasti Kasus Lenyap
Rabu, 04 November 2020 - 05:10 WIB
BUKITTINGGI - Kasus penganiayaan yang dilakukan rombongan pengendara motor gede (moge) terhadap anggota TNI di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, pada Jumat (30/10/2020) lalu membuat warga yang tinggal di lokasi kejadian trauma. (Baca juga: Kecam Pernyataan Djamari Chaniago, IPW: Seharusnya Malu Sebagai Mantan Petinggi Militer, Minta Maaf Bukan Arogan)
Warga takut jika kejadian yang sama dialami rakyat biasa, tentu tidak akan seheboh sekarang. Dan pastinya, kasus akan menghilang. (Baca juga: Polisi Kirim SPDP Kasus Pengeroyokan Intel Kodim oleh Geng Moge)
Warga mengaku tidak menyangka konvoi rombongan moge yang dulu dikagumi warga dan dinanti-nanti, kini berubah drastus jadi brutal dan seenak-enaknya di jalan. Sementara sejumlah ormas di Bukittinggi mendukung TNI, dan percaya pada Polri yang memproses para pelaku penganiayaan anggota TNI. (Baca juga: Pengacara Anggota Moge yang Aniaya Intel Kodim: Keributan Akibat Pengadangan)
Rita Mardiosa warga Tarok Dipo mengatakan, dulu dia selalu menunggu kedatangan rombongan moge di jalan karena motornya keren dan orangnya berwibawa.
"Dulu, ketika mereka ada di kota kecil Bukittinggi, mereka teratur dan rapi di jalan. Tapi akhir-akhir ini, saya lihat mereka itu kayak kurang sopan, seenaknya, apalagi pada kejadian kemarin saya rasanya sudah hilang simpati, kok bisa mereka bertindak begitu di sini, padahal mereka touring ke sini mestinya saling menghargai," ujar Rita Mardiosa.
Senada dengan Rita Mardiosa, Liza warga Simpang Tarok menambahkan, akhir-akhir ini rombongan moge kelihatan brutal. Apalagi, mereka lebih berani menerobos lampu merah seenaknya seolah-olah raja jalanan.
"Nggak nyangka banget, soalnya selama ini moge benar-benar jadi kebanggaan karena keren, wibawa, apalagi gaya mereka dulu banyak diidolain. Cuman akhir-akhir ini, apalagi semenjak kejadian kemarin yang menganiaya intel Kodim, nggak nyangka banget, nggak kebayang kalau korbannya rakyat biasa," tukasnya.
Warga takut jika kejadian yang sama dialami rakyat biasa, tentu tidak akan seheboh sekarang. Dan pastinya, kasus akan menghilang. (Baca juga: Polisi Kirim SPDP Kasus Pengeroyokan Intel Kodim oleh Geng Moge)
Warga mengaku tidak menyangka konvoi rombongan moge yang dulu dikagumi warga dan dinanti-nanti, kini berubah drastus jadi brutal dan seenak-enaknya di jalan. Sementara sejumlah ormas di Bukittinggi mendukung TNI, dan percaya pada Polri yang memproses para pelaku penganiayaan anggota TNI. (Baca juga: Pengacara Anggota Moge yang Aniaya Intel Kodim: Keributan Akibat Pengadangan)
Rita Mardiosa warga Tarok Dipo mengatakan, dulu dia selalu menunggu kedatangan rombongan moge di jalan karena motornya keren dan orangnya berwibawa.
"Dulu, ketika mereka ada di kota kecil Bukittinggi, mereka teratur dan rapi di jalan. Tapi akhir-akhir ini, saya lihat mereka itu kayak kurang sopan, seenaknya, apalagi pada kejadian kemarin saya rasanya sudah hilang simpati, kok bisa mereka bertindak begitu di sini, padahal mereka touring ke sini mestinya saling menghargai," ujar Rita Mardiosa.
Senada dengan Rita Mardiosa, Liza warga Simpang Tarok menambahkan, akhir-akhir ini rombongan moge kelihatan brutal. Apalagi, mereka lebih berani menerobos lampu merah seenaknya seolah-olah raja jalanan.
"Nggak nyangka banget, soalnya selama ini moge benar-benar jadi kebanggaan karena keren, wibawa, apalagi gaya mereka dulu banyak diidolain. Cuman akhir-akhir ini, apalagi semenjak kejadian kemarin yang menganiaya intel Kodim, nggak nyangka banget, nggak kebayang kalau korbannya rakyat biasa," tukasnya.
(zil)
tulis komentar anda