Pemkab Ogan Ilir Studi Tiru Keberhasilan Kabupaten Banyuasin Dalam Bidang Pertanian
Selasa, 27 Oktober 2020 - 18:39 WIB
PANGKALAN BALAI - Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin menerima rombongan studi tiru Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir terkait keberhasilan Kabupaten Banyuasin sebagai produsen beras nomor 4 nasional, dan penghasil gabah terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.
Studi tiru ini, berlangsung di ruang rapat Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin, Rabu (19/8/2020) dan diterima langsung oleh Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin Bapak Erwin Ibrahim dan di dampingi Sekretaris Bappeda Litbang Nopran, Kabid Ekonomi SDA Ibu Pipi Oktorini.
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir yang hadir, Sekretaris Bappeda Kabupaten Ogan Ilir Ibu Astuti dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Ilir beserta rombongan menyampaikan tujuan studi tiru dengan agenda transformasi pertanian.
”Pertimbangan kenapa Kabupaten Banyuasin menjadi tujuan studi tiru dikarenakan Keberhasilan Kabupaten Banyuasin dalam bidang pertanian, “kata Sekban Bappeda Litbang Ogan Ilir seraya menyampaikan permohonan ma’af atas ketidak hadirannya Kepala Bappeda Ogan Ilir dikarenakan adanya agenda rapat dengan Bupati,"katanya.
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin Erwin Ibrahim menyampaikan bahwa, Sosial ekonomi Kabupaten Banyuasin mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan. Sisanya pedagang, wirausaha dan ASN/TNI/POLRI sedangkan ekosistem lahan basah (pesisir, pasang-surut, rawa- lebak) dan sedikit hutan hujan dan dataran rendah. ± 40% Luas wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan Kawasan Hutan yaitu Kawasan Konservasi (TN Sembilang, SM Sugihan dan SM Bentayan) dan Hutan Lindung. Program prioritas salah satu program unggulan dalam rangka untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Kabupaten Banyuasin secara keseluruhan memiliki luas wilayah seluas 11. 833 km2 atau seluas .183.300 Hektar. Dari luas wilayah tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 seluas 174.371 ha (14,7 %) merupakan luas baku lahan sawah yang terdiri dari lahan sawah pasang surut seluas 148.658 hektar dan lahan rawa lebak seluas 25.713 hektar, “terangnya.
Dari luas baku lahan sawah 174.371 hektar, jelas Erwin, terdiri dari lahan sawah pasang surut seluas 148.658 hektar dan lahan rawa lebak seluas 25.713 hektar. Baru melaksanakan Indek Pertanaman (IP) sebesar 60.569 hektar atau sebesar 34,74 persen dari luas baku lahan yang ditetapkan.
Sementara itu, Zainuddin Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banyuasin mengatakan, Banyuasin memiliki luas panen padi 208,598 hektar, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.
Potensi ini masih bisa ditingkatkan, luas lahan baku sawah 174.371 hektar dengan luas tanam 2019, 213.813 hektar terdiri dari lahan pasang surut 148.658 hektar, (IP100 90.151 ha, IP200 58.007 ha, IP300 36 ha), lahan rawa lebak 25.713 hektar (IP100 21.279 ha, IP200 2.562 ha). Dengan luas panen 208.598 ha, total produksi 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton. Lokasi paling potensial terdapat di 15 kecamatan seperti Muara Telang 23.120 ha, Air Saleh 21.391 ha, Sumber Marga Telang 10.299 ha, Makartijaya 11.000 ha, Muara Sugihan 24.292 ha, Tanjung Lago 15.226 ha, Selat Penuguan 12.710 ha, dan Rantau Bayur 16.337 ha.
Studi tiru ini, berlangsung di ruang rapat Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin, Rabu (19/8/2020) dan diterima langsung oleh Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin Bapak Erwin Ibrahim dan di dampingi Sekretaris Bappeda Litbang Nopran, Kabid Ekonomi SDA Ibu Pipi Oktorini.
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir yang hadir, Sekretaris Bappeda Kabupaten Ogan Ilir Ibu Astuti dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Ilir beserta rombongan menyampaikan tujuan studi tiru dengan agenda transformasi pertanian.
”Pertimbangan kenapa Kabupaten Banyuasin menjadi tujuan studi tiru dikarenakan Keberhasilan Kabupaten Banyuasin dalam bidang pertanian, “kata Sekban Bappeda Litbang Ogan Ilir seraya menyampaikan permohonan ma’af atas ketidak hadirannya Kepala Bappeda Ogan Ilir dikarenakan adanya agenda rapat dengan Bupati,"katanya.
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin Erwin Ibrahim menyampaikan bahwa, Sosial ekonomi Kabupaten Banyuasin mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan. Sisanya pedagang, wirausaha dan ASN/TNI/POLRI sedangkan ekosistem lahan basah (pesisir, pasang-surut, rawa- lebak) dan sedikit hutan hujan dan dataran rendah. ± 40% Luas wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan Kawasan Hutan yaitu Kawasan Konservasi (TN Sembilang, SM Sugihan dan SM Bentayan) dan Hutan Lindung. Program prioritas salah satu program unggulan dalam rangka untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Kabupaten Banyuasin secara keseluruhan memiliki luas wilayah seluas 11. 833 km2 atau seluas .183.300 Hektar. Dari luas wilayah tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 seluas 174.371 ha (14,7 %) merupakan luas baku lahan sawah yang terdiri dari lahan sawah pasang surut seluas 148.658 hektar dan lahan rawa lebak seluas 25.713 hektar, “terangnya.
Dari luas baku lahan sawah 174.371 hektar, jelas Erwin, terdiri dari lahan sawah pasang surut seluas 148.658 hektar dan lahan rawa lebak seluas 25.713 hektar. Baru melaksanakan Indek Pertanaman (IP) sebesar 60.569 hektar atau sebesar 34,74 persen dari luas baku lahan yang ditetapkan.
Sementara itu, Zainuddin Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banyuasin mengatakan, Banyuasin memiliki luas panen padi 208,598 hektar, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.
Potensi ini masih bisa ditingkatkan, luas lahan baku sawah 174.371 hektar dengan luas tanam 2019, 213.813 hektar terdiri dari lahan pasang surut 148.658 hektar, (IP100 90.151 ha, IP200 58.007 ha, IP300 36 ha), lahan rawa lebak 25.713 hektar (IP100 21.279 ha, IP200 2.562 ha). Dengan luas panen 208.598 ha, total produksi 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton. Lokasi paling potensial terdapat di 15 kecamatan seperti Muara Telang 23.120 ha, Air Saleh 21.391 ha, Sumber Marga Telang 10.299 ha, Makartijaya 11.000 ha, Muara Sugihan 24.292 ha, Tanjung Lago 15.226 ha, Selat Penuguan 12.710 ha, dan Rantau Bayur 16.337 ha.
tulis komentar anda