Kasus Ditutup, Keluarga Anggota Polres Selayar yang Tewas Duga Bukan Bunuh Diri

Senin, 26 Oktober 2020 - 08:33 WIB
Pihak keluarga anggota Polres Selayar yang ditemukan tewas dengan luka tembak tak terima disebut bunuh diri. Foto: Ilustrasi
MAKASSAR - Pihak keluarga Bripda MF menduga, kematian anggota Polres Kepulauan Selayar tersebut bukan bunuh diri setelah ditemukan tewas dengan luka tembak di dada kiri bersebelahan dengan senapan jenis V2 pada Senin, (19/10/2020) lalu

Idris, ayah almarhum Bripda MF mengaku meski kasusnya sudah dihentikan namin pihaknya tidak menerima anaknya dianggap bunuh diri , apalagi karena depresi usai insiden kecelakaan motor di Selayar, akhir Mei 2020 lalu. Ditambah, beberapa informasi yang menyebut motif anak pertamanya itu mengakhiri hidup karena persoalan rumah tangga dengan istrinya yang juga merupakan anggota polisi berinisial MI.



"Tidak ada persoalan rumah tangga sama sekali. Saya tidak terima kalau dibilang bunuh diri apalagi dibilang depresi, bagaimana bisa disimpulkan begitu tanpa pemeriksaan psikiater. Anak saya itu sudah dinyatakan sembuh, pertama di RS Bhayangkara sama di dokter praktek. Semua bilang sudah normal, sembuh, sudah bisa bertugas, tapi yang ringan-ringan dulu," kata Idris kepada KORAN SINDO, Minggu (25/10/2020).

Dia menyebutkan, seharusnya Polda Sulsel ataupun Polres Selayar memberikan transparansi. Idris meminta pernyataan jika anaknya bunuh diri dibuktikan.

"Saya minta diperlihatkan CCTV. Saya rasa ada ganjil dengan posisi senjata, itu bukan pistol tapi senapan tidak mudah bunuh diri pakai senapan. Saya saja mandikan itu lukanya (di dada) tembus. Tapi lebih besar robeknya di bagian depan, beberapa keluarga yang pernah pegang senjata bilang itu ditembak dari belakang bukan dari depan," tuturnya.

Dalih, keretakan rumah tangga, dipersoalkan Idris sebab selama ini hubungan anaknya dengan istrinya, Bripda MI tidak ada masalah.

"Bahkan waktu mau tugas lagi di Polres Selayar saya sama istri dan mamanya antar ke Selayar. Sekarang saya sama-sama di Gowa ada istrinya juga, tidak ada itu kalau mau cerai. Itu dugaan yang kurang baik. Saat istrinya masih shock," jelas Idris.

Soal keluhan dua hari sebelum kematian pria berusia 26 tahun itu, kata Idris hanya keluhan biasa.

"Memang ada keluhan dua hari sebelum kejadian. Tapi keluhan biasa, 'pak sakit kepalaku' saya bilang, minum obat lagi. Karena dokter praktek yang di Jalan Bawakaraeng Makassar itu bilang, kalau sakit minum lagi itu obat, kalau tidak jangan diminum," keluh Idris.
Halaman :
tulis komentar anda
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content