REI Jatim Minta PLN Sediakan Listrik Sesuai Kebutuhan Konsumen
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 19:12 WIB
SURABAYA - DPD Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia ( REI ) Jawa Timur (Jatim) meminta PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) menyediakan sambungan listrik sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Jika sambungan listrik yang disediakan lebih dari kebutuhan rumah konsumen maka biaya yang perlu dikeluarkan juga menjadi lebih besar. (Baca juga: Soesilo Efendy resmi terpilih jadi Ketua DPD REI Jatim 2020-2023 )
Wakil Ketua DPD REI Jatim Bidang Infrastruktur Tonny Irawan mengatakan, sebagian besar anggota REI adalah pengembang yang menyediakan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tentunya, MBR butuh sesuatu yang murah. (Baca juga: Pembangunan Interkoneksi Sistem Kelistrikan Sulbar-Sulteng Rampung )
“Sejak ada pandemi ini PLN memperhitungkan biaya investasi. Dengan begitu rumah MBR diharuskan memasang listrik dengan daya 2200 VA. Bahkan ada yang diharuskan memasang 5500 VA. Kalau rumahnya kecil, tipe 36 disuruh pasang 2200 VA tentu berat,” kata Tonny seusai audiensi dengan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim, Jumat (23/10/2020).
Padahal, kata dia, untuk rumah tipe 36, idealnya hanya dibutuhkan sambungan listrik dengan daya 900-1300 VA. Daya sebesar itu cukup untuk 1 AC, kulkas. Karena dibebani biaya penyambungan listrik dengan kapasitas besar, dana yang dikeluarkan konsumen tentu akan membengkak. Ini menjadi halangan bagi konsumen untuk bisa memiliki rumah.
“Di sisi lain, perbankan juga enggan untuk mencairkan kredit untuk pemilikan perumahan jika belum ada jaringan listrik yang terpasang,” kata dia.
Sebelum pandemi, dikatakan Tonny, pemasangan sambungan listrik dari PLN lebih mudah. Ketika ada permintaan dari developer, tidak butuh waktu lama akan terpasang.
”Kami berharap PLN melihat bahwa kita menjual rumah untuk MBR sehingga jangan menjual listrik dengan daya besar. Tadi salah satu solusinya disebutkan subsidi silang sehingga kalau ada pemasangan daya besar bisa untuk menutupi pelanggan daya kecil,” kata dia.
Sementara itu, General Manager PLN UID Jatim, Nyoman S Astawa membenarkan bahwa, pihaknya selektif dalam melakukan investasi pemasangan jaringan. “Namun begitu, kami akan tampung keluhan dari DPD REI Jatim. Tentu keluhan-keluhan itu tidak akan kami diamkan begitu saja,” kata dia.
Jika sambungan listrik yang disediakan lebih dari kebutuhan rumah konsumen maka biaya yang perlu dikeluarkan juga menjadi lebih besar. (Baca juga: Soesilo Efendy resmi terpilih jadi Ketua DPD REI Jatim 2020-2023 )
Wakil Ketua DPD REI Jatim Bidang Infrastruktur Tonny Irawan mengatakan, sebagian besar anggota REI adalah pengembang yang menyediakan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tentunya, MBR butuh sesuatu yang murah. (Baca juga: Pembangunan Interkoneksi Sistem Kelistrikan Sulbar-Sulteng Rampung )
“Sejak ada pandemi ini PLN memperhitungkan biaya investasi. Dengan begitu rumah MBR diharuskan memasang listrik dengan daya 2200 VA. Bahkan ada yang diharuskan memasang 5500 VA. Kalau rumahnya kecil, tipe 36 disuruh pasang 2200 VA tentu berat,” kata Tonny seusai audiensi dengan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim, Jumat (23/10/2020).
Padahal, kata dia, untuk rumah tipe 36, idealnya hanya dibutuhkan sambungan listrik dengan daya 900-1300 VA. Daya sebesar itu cukup untuk 1 AC, kulkas. Karena dibebani biaya penyambungan listrik dengan kapasitas besar, dana yang dikeluarkan konsumen tentu akan membengkak. Ini menjadi halangan bagi konsumen untuk bisa memiliki rumah.
“Di sisi lain, perbankan juga enggan untuk mencairkan kredit untuk pemilikan perumahan jika belum ada jaringan listrik yang terpasang,” kata dia.
Sebelum pandemi, dikatakan Tonny, pemasangan sambungan listrik dari PLN lebih mudah. Ketika ada permintaan dari developer, tidak butuh waktu lama akan terpasang.
”Kami berharap PLN melihat bahwa kita menjual rumah untuk MBR sehingga jangan menjual listrik dengan daya besar. Tadi salah satu solusinya disebutkan subsidi silang sehingga kalau ada pemasangan daya besar bisa untuk menutupi pelanggan daya kecil,” kata dia.
Sementara itu, General Manager PLN UID Jatim, Nyoman S Astawa membenarkan bahwa, pihaknya selektif dalam melakukan investasi pemasangan jaringan. “Namun begitu, kami akan tampung keluhan dari DPD REI Jatim. Tentu keluhan-keluhan itu tidak akan kami diamkan begitu saja,” kata dia.
(nth)
tulis komentar anda