Ridwan Kamil: Penduduk Hampir 50 Juta Jiwa Idealnya Jabar Punya 40 Kabupaten/Kota

Kamis, 15 Oktober 2020 - 11:06 WIB
Selain populasi yang menjadi sumber dinamika pembangunan, Kang Emil juga mengatakan bahwa secara ekonomi, terdapat ketidakadilan fiskal terhadap Jabar dari pemerintah pusat. Kondisi tersebut menurutnya berpengaruh terhadap pelayanan publik dan penggerakan ekonomi.

"Penduduk kami banyak (hampir 50 juta jiwa), tapi daerah yang mengelolanya sedikit, hanya 27 daerah. Berbeda dengan Jawa Timur dengan jumlah penduduk 40 juta jiwa dikelola oleh 38 daerah. Sementara anggaran selama ini berbanding lurus dengan jumlah daerah, bukan jumlah penduduk," bebernya.

Oleh karenanya, Kang Emil kembali menegaskan bahwa pemekaran wilayah menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan pembangunan daerah di Jabar. (BACA JUGA: Vaksin COVID-19 Segera Hadir, Ridwan Kamil: Semoga Jadi Akhir Cerita Pandemi)

"Jadi ada hal-hal yang sedang kami perjuangkan dari sisi pelayanan publik dan ekonomi secara politik yaitu pemekaran wilayah. Jadi, kami berharap Jabar idealnya memiliki lebih dari 40 daerah (kabupaten/kota)," katanya.

Selain berbicara soal dinamika pembangunan, Kang Emil juga memaparkan keunggulan Jabar sebagai rumah bagi para investor sektor manufaktur. Menurutnya, Jabar diminati investor antara lain karena infrastruktur Jabar dibanding daerah lainnya dianggap terbaik sebagai pendukung investasi serta sumber daya manusia (SDM) yang sangat produktif.

"Jadi dari 100 persen industri (yang ada) di Indonesia, 60 persen memilih (lokasi) di Jabar. Ini salah satu keunggulan kami. Setiap tahun investasi yang datang ke Indonesia nomor satunya selalu ke Jabar sehingga kami terus meningkatkan pelayanan agar investasi manufaktur itu tetap ke Jabar," paparnya.

Selain itu, pariwisata dan pertanian juga menjadi sektor unggulan Jabar. Sementara pascapandemi COVID-19 yang turut berdampak terhadap ekonomi Jabar, Kang Emil menyatakan, Pemprov Jabar mengusung tujuh potensi ekonomi regional baru di Jabar.

Ketujuh potensi ekonomi regional baru itu, yakni meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok khususnya ke kawasan Rebana, swasembada pangan, swasembada teknologi atau konversi manufaktur ke arah 4.0, mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan sebagai center of excellence kesehatan, ekonomi digital penerapan ekonomi berkelanjutan, dan pariwisata lokal. (BACA JUGA: Habib Rizieq Segera Pulang ke Tanah Air, FPI: Alhamdulillah)

Pasca-COVID-19 kami memiliki tujuh potensi ekonomi baru yang harus diambil dan kita sudah siap," tandasnya.
(vit)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content