Adaptasi Kebiasaan Baru, Objek Wisata Sumaru Endo Dibenahi
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 08:39 WIB
MINAHASA - Pandemi COVID-19 membuat sektor pariwisata lesu. Destinasi wisata maupun restoran serta hotel terpaksa harus tutup sementara, hal ini tentunya mengganggu pergerakan perekonomian di masyarakat.
Namun, sejak Menteri Kesehatan mengeluarkan protokol kesehatan, berangsur-angsur beberapa destinasi wisata di Indonesia mulai banyak yang beroperasi dengan tentunya menjalankan sesuai dengan protokol kesehatan.(Baca juga : Tuna Sangihe, Gula Batu dan Bawang Merah Terbang ke Jepang )
Untuk itulah Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) berinisiatif dengan melaksanakan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) dengan tujuan pada saat destinasi wisata dibuka lagi sudah siap beroperasi.
Kemenparekraf dan Baparekraf menggelar Gerakan Bisa di Taman Wisata Sumaru Endo, di Romboken, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara yang diisi dengan aktivitas gotong royong bersama sekitar 200 warga setempat membersihkan lingkungan area wisata.
Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf Hasan Abud menyebut kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan destinasi wisata yang memenuhi prinsip sanitasi dan higienitas agar lebih menarik dan mengikuti protokol standar Kesehatan.
Kegiatan ini merupakan upaya untuk menggemakan semangat bergerak dan maju bersama membangun kembali kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata sebagai budaya dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru.
"Kita bantu dengan ada alat cuci tangan, wastafel, kemudian kita bantu yang rumputnya mulai tumbuh kita rapikan sama-samalah. Yang kita inginkan ini semacam triger agar supaya di daerah itu marilah kita berbenah lagi di daerah-daerah wisata itu," ujarnya, Jumat (9/10/2020).(Baca juga : Apresiasi Tol Manado-Bitung, Wamendag: Sulut Makin Berdaya Saing )
Gerakan BISA ini menurutnya merupakan adaptasi kebiasaan baru, kalau semula ada pembatasan daerah-daerah wisata, kini sudah berangsur-angsur dibuka kembali.
"Nanti disaat dibuka kembali tempat wisata ini sudah ada pembersihan, yang tadinya kumuh, kusam kita cat kembali, menjadi indah kembali, kemudian kita harapkan setelah itu jadi sehat, aman lingkungannya sehingga kunjungan-kunjungan wisata khususnya untuk lokal dululah maupun domestik berangsur-angsur sudah bisa dilakukan," jelasnya.
Namun, sejak Menteri Kesehatan mengeluarkan protokol kesehatan, berangsur-angsur beberapa destinasi wisata di Indonesia mulai banyak yang beroperasi dengan tentunya menjalankan sesuai dengan protokol kesehatan.(Baca juga : Tuna Sangihe, Gula Batu dan Bawang Merah Terbang ke Jepang )
Untuk itulah Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) berinisiatif dengan melaksanakan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) dengan tujuan pada saat destinasi wisata dibuka lagi sudah siap beroperasi.
Kemenparekraf dan Baparekraf menggelar Gerakan Bisa di Taman Wisata Sumaru Endo, di Romboken, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara yang diisi dengan aktivitas gotong royong bersama sekitar 200 warga setempat membersihkan lingkungan area wisata.
Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf Hasan Abud menyebut kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan destinasi wisata yang memenuhi prinsip sanitasi dan higienitas agar lebih menarik dan mengikuti protokol standar Kesehatan.
Kegiatan ini merupakan upaya untuk menggemakan semangat bergerak dan maju bersama membangun kembali kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata sebagai budaya dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru.
"Kita bantu dengan ada alat cuci tangan, wastafel, kemudian kita bantu yang rumputnya mulai tumbuh kita rapikan sama-samalah. Yang kita inginkan ini semacam triger agar supaya di daerah itu marilah kita berbenah lagi di daerah-daerah wisata itu," ujarnya, Jumat (9/10/2020).(Baca juga : Apresiasi Tol Manado-Bitung, Wamendag: Sulut Makin Berdaya Saing )
Gerakan BISA ini menurutnya merupakan adaptasi kebiasaan baru, kalau semula ada pembatasan daerah-daerah wisata, kini sudah berangsur-angsur dibuka kembali.
"Nanti disaat dibuka kembali tempat wisata ini sudah ada pembersihan, yang tadinya kumuh, kusam kita cat kembali, menjadi indah kembali, kemudian kita harapkan setelah itu jadi sehat, aman lingkungannya sehingga kunjungan-kunjungan wisata khususnya untuk lokal dululah maupun domestik berangsur-angsur sudah bisa dilakukan," jelasnya.
tulis komentar anda