Bulog Overload, Agro Jabar Ambil Alih Pengadaan Bansos COVID-19
Kamis, 08 Oktober 2020 - 11:00 WIB
BANDUNG - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Agro Jabar mendapatkan penugasan dari Pemprov Jawa Barat dalam pengadaan paket bantuan sosial ( bansos ) non-tunai tahap III. (Baca juga: Jabar Bagikan 1,9 Juta Paket Bansos COVID-19 Tahap III )
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, pihaknya memberikan kepercayaan penuh kepada Agro Jabar untuk memenuhi kebutuhan paket bansos non-tunai, seperti beras dan garam untuk dibagikan kepada masyarakat terdampak COVID-19.
Diakui Setiawan, tahap demi tahap, paket bansos COVID-19 dari Pemprov Jabar mengalami perubahan, mulai dari besaran bantuan tunai, komposisi non-tunai, hingga kerja sama pengadaaan non tunai, seperti beras, garam, dan lain-lain. "Tahap satu dan dua (menggandeng) Bulog dan PT POS, (tapi) Bulog saat ini overloading," ungkap Setiawan, Kamis (8/10/2020).
Menurutnya, di waktu yang sama, Bulog juga mendapatkan penugasan dari pemerintah pusat dalam pengadaan paket bansos dari kementerian. (Baca juga: Selewengkan Ratusan Juta Dana Desa, Kades di Cirebon Dipenjara )
Selain itu, batas waktu penyaluran bansos kementerian berbarengan dengan batas waktu pembagian bansos dari Pemprov Jabar, yakni Desember 2020 mendatang. "Pusat juga menggunakan Bulog dan PT POS. Beruntung ada BUMD Agro Jabar yang selama ini sudah terjun dalam bisnis agro," imbuh Setiawan seraya berharap, Agro Jabar siap menerima penugasan besar tersebut.
Setiawan pun mengapresiasi Biro BUMD dan Investasi Sekretariat Daerah (Setda) Jabar yang selama ini sudah membina Agro Jabar hingga mampu menerima penugasan tersebut. "Bulog konsentrasi bantuan dari pemerintah pusat, sekarang BUMD harus siap," tegasnya.
Meski begitu, pihaknya mewanti-wanti Agro Jabar dan PT Pos agar menjaga kualitas komoditas paket bansos yang bakal dibagikan kepada 1,9 juta penerima mulai 14 Oktober 2020 mendatang itu. (Baca juga: Curi Donat Karena Lapar, Spesialis Pencuri Brankas Dibekuk Polisi )
Dia menekankan, proses pengemasan dan pengantaran paket bansos non-tunai harus diawasi secara ketat. Pasalnya, kedua proses tersebut bakal melibatkan banyak pihak, agar tidak menimbulkan masalah.
"Jangan sampai ada masalah dalam jumlah komoditas dan kualitasnya. Dari 1,9 (paket), ada 10 atau 5 saja yang cacat, itu akan jadi viral atau ada beras campun platis, mudah mudahan tidak terjadi. Mohon semua diyakinkan karena kita melibatkan banyak orang untuk pengepakan," tegasnya.
Diketahui, dalam Kick Off Bansos Tahap III di Gudang Panasia, Jalan Mohamad Toha, Kota Bandung, Rabu (7/10/2020) kemarin, pembagian paket bansos tahap III kepada sekitar 1,9 juta penerima dipastikan dimulai 14 Oktober 2020 mendatang. (Baca juga: Sweeping Pabrik Dilakukan, Para Buruh Menuju Bundaran Waru )
Paket bansos tahap III tersebut mengalami perubahan komposisi. Sebelumnya, komposisi bansos tahap I dan II terdiri atas bantuan tunai senilai Rp150.000 dan non-tunai berupa paket sembako senilai Rp350.000. Adapun bansos tahap III ini terdiri atas bantuan tunai Rp250.000 dan non-tunai Rp250.000.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, pihaknya memberikan kepercayaan penuh kepada Agro Jabar untuk memenuhi kebutuhan paket bansos non-tunai, seperti beras dan garam untuk dibagikan kepada masyarakat terdampak COVID-19.
Diakui Setiawan, tahap demi tahap, paket bansos COVID-19 dari Pemprov Jabar mengalami perubahan, mulai dari besaran bantuan tunai, komposisi non-tunai, hingga kerja sama pengadaaan non tunai, seperti beras, garam, dan lain-lain. "Tahap satu dan dua (menggandeng) Bulog dan PT POS, (tapi) Bulog saat ini overloading," ungkap Setiawan, Kamis (8/10/2020).
Menurutnya, di waktu yang sama, Bulog juga mendapatkan penugasan dari pemerintah pusat dalam pengadaan paket bansos dari kementerian. (Baca juga: Selewengkan Ratusan Juta Dana Desa, Kades di Cirebon Dipenjara )
Selain itu, batas waktu penyaluran bansos kementerian berbarengan dengan batas waktu pembagian bansos dari Pemprov Jabar, yakni Desember 2020 mendatang. "Pusat juga menggunakan Bulog dan PT POS. Beruntung ada BUMD Agro Jabar yang selama ini sudah terjun dalam bisnis agro," imbuh Setiawan seraya berharap, Agro Jabar siap menerima penugasan besar tersebut.
Setiawan pun mengapresiasi Biro BUMD dan Investasi Sekretariat Daerah (Setda) Jabar yang selama ini sudah membina Agro Jabar hingga mampu menerima penugasan tersebut. "Bulog konsentrasi bantuan dari pemerintah pusat, sekarang BUMD harus siap," tegasnya.
Meski begitu, pihaknya mewanti-wanti Agro Jabar dan PT Pos agar menjaga kualitas komoditas paket bansos yang bakal dibagikan kepada 1,9 juta penerima mulai 14 Oktober 2020 mendatang itu. (Baca juga: Curi Donat Karena Lapar, Spesialis Pencuri Brankas Dibekuk Polisi )
Dia menekankan, proses pengemasan dan pengantaran paket bansos non-tunai harus diawasi secara ketat. Pasalnya, kedua proses tersebut bakal melibatkan banyak pihak, agar tidak menimbulkan masalah.
"Jangan sampai ada masalah dalam jumlah komoditas dan kualitasnya. Dari 1,9 (paket), ada 10 atau 5 saja yang cacat, itu akan jadi viral atau ada beras campun platis, mudah mudahan tidak terjadi. Mohon semua diyakinkan karena kita melibatkan banyak orang untuk pengepakan," tegasnya.
Diketahui, dalam Kick Off Bansos Tahap III di Gudang Panasia, Jalan Mohamad Toha, Kota Bandung, Rabu (7/10/2020) kemarin, pembagian paket bansos tahap III kepada sekitar 1,9 juta penerima dipastikan dimulai 14 Oktober 2020 mendatang. (Baca juga: Sweeping Pabrik Dilakukan, Para Buruh Menuju Bundaran Waru )
Paket bansos tahap III tersebut mengalami perubahan komposisi. Sebelumnya, komposisi bansos tahap I dan II terdiri atas bantuan tunai senilai Rp150.000 dan non-tunai berupa paket sembako senilai Rp350.000. Adapun bansos tahap III ini terdiri atas bantuan tunai Rp250.000 dan non-tunai Rp250.000.
(eyt)
tulis komentar anda