RS Siloam Bogor Ingatkan Waspadai Gejala Dini Skoliosis pada Anak

Minggu, 04 Oktober 2020 - 15:49 WIB
RS Siloam Bogor Ingatkan Waspadai Gejala Dini Skoliosis pada Anak. Foto/Ist
BOGOR - Posisi duduk yang keliru ternyata dapat mengganggu perkembangan tulang belakang anak. Salah satunya akan berisiko skoliosis. Jika tidak segera ditangani, hal itu akan memengaruhi postur tubuh hingga mengalami gangguan jantung .

Dokter spesialis Ortopedi di RS Siloam (Siloam Hospitals) Bogor, dr Peterson S SpOT(K) menjelaskan, skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung, seperti huruf C atau S. (Baca juga: Optimalkan Layanan Pasien, RS Siloam Mataram Hadirkan Gerai Khusus )

Skoliosis lebih sering ditemukan pada anak-anak sebelum masa pubertas, yaitu sekitar usia 10-15 tahun. Skoliosis yang terjadi biasanya ringan, namun dapat berkembang menjadi lebih parah seiring pertambahan usia, khususnya pada wanita. (Baca juga: Pentingnya Menjaga Jantung Tetap Sehat )



"Bila skoliosis menjadi parah, bisa menyebabkan penderitanya mengalami gangguan jantung, paru-paru, atau kelemahan pada tungkai,” kata dia saat berbicara di sela Bincang sehat bersama Sekolah Dian Harapan Daan Mogot, Jakarta Barat dengan dokter spesialis Ortopedi Siloam Hospitals Bogor, dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Minggu (4/10/2020).

Peterson mengatakan, cara mengetahui anak mengalami gejala dini Skoliosis adalah dengan menempatkan anak di ruangan yang luas dan sepi dengan lepas baju dan celana, jaga privasi anak dari pandangan orang lain.

Setelah itu, minta anak berdiri tegak dan posisi orangtua di belakang punggung anak lalu di depan anak. Kemudian anak diminta membungkuk. Hal itu dilakukan dengan penilaian tentang kesejajaran bahu kedua sisi, kesejajaran tonjolan tulang belikat, kesejajaran lipatan pinggang, kesejajaran kedua siku, kesejajaran pinggul.

"Jika melihat adanya tanda tanda asimetris (ketidakseimbangan komposisi) dalam pemeriksaan orangtua, setidaknya ada tiga tanda pada bahu, pada punggung dan tulang pinggul,” kata dia.

Sementara itu, Dokter Rehabilitasi Medis di Siloam Hospitals Bogor dr Nur Indah Lestari SpKFR mengatakan, ada pun klasifikasi skoliosis terbagi menjadi empat, yaitu Infantile (0-2 tahun), Juvenile (3-9 tahun), Adolescent (10-17 tahun), Adult (18 tahun+).

"Faktor risiko skoliosis adalah jenis kelamin dan lebih dominan terjadi pada anak perempuan. Hal itu diduga karena faktor gen dan keturunan. Tahap pertumbuhan tulang, lokasi kurva, defek jaringan ikat, rotasi tulang belakang, dan riwayat keluarga," jelas dia.

Menurut dr Nur, adanya penanganan skoliosis sejak dini bermanfaat pada peningkatan kualitas hidup, estetika, menghindari nyeri punggung, dan fungsi pernafasan tidak terganggu jika bertambah dewasa.

"Sedangkan tujuan pengobatan atau pemulihan (exercise) adalah untuk memperbaiki ketidak seimbangan otot, meningkatkan kekuatan otot, mengurangi nyeri, memperbaiki kontrol postur, dan memperbaiki fungsi respirasi, serta meningkatkan fleksibilitas,” pungkas dia.
(nth)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content