Kelabui Petugas, Pemudik Nekat Gunakan Ambulans hingga Truk
Selasa, 05 Mei 2020 - 19:40 WIB
BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat menemukan berbagai modus para pemudik untuk mengelabui petugas. Mereka nekat bersembunyi di bak truk sampai menggunakan kabin ambulans.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jabar sekaligus Koordinator Sub Divisi Strerilisasi Fasilitas Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Hery Antasari mengakui, meskipun dilarang nyatanya banyak masyarakat yang nekat mudik.
Hery menjelaskan, para pemudik nekat tersebut umumnya memanfaatkan kendaraan yang pengemudinya memiliki dispensasi untuk melintas dari satu zona ke zona lainnya saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Di antaranya dengan memakai ambulans, kendaraan barang, atau menggunakan kendaraan pribadi yang pengemudinya punya dispensasi untuk bergerak, tapi ternyata digunakan mengangkut pemudik," ungkap Hery, Selasa (5/5/2020).
Meski begitu, lanjut Hery, para petugas di lapangan sudah sangat paham dan bisa melakukan identifikasi visual terhadap modus mudik yang tidak konvensional tersebut.
"Ciri-ciri itu mudah terlihat, tapi memang perlu waktu dan energi dari petugas di lapangan, juga memperhatikan risiko (penyebaran COVID-19) saat berinteraksi dengan pemudik," katanya.
"Yang pasti tindakan yang telah dan akan terus dilakukan adalah mengembalikan pemudik ke tempat asalnya. Hingga kemarin (Senin, 4 Mei 2020), kurang lebih ada 33 ribu (kendaraan) yang sudah dikembalikan (diputar balik) ke tempat asal," tegasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jabar sekaligus Koordinator Sub Divisi Strerilisasi Fasilitas Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Hery Antasari mengakui, meskipun dilarang nyatanya banyak masyarakat yang nekat mudik.
Hery menjelaskan, para pemudik nekat tersebut umumnya memanfaatkan kendaraan yang pengemudinya memiliki dispensasi untuk melintas dari satu zona ke zona lainnya saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Di antaranya dengan memakai ambulans, kendaraan barang, atau menggunakan kendaraan pribadi yang pengemudinya punya dispensasi untuk bergerak, tapi ternyata digunakan mengangkut pemudik," ungkap Hery, Selasa (5/5/2020).
Meski begitu, lanjut Hery, para petugas di lapangan sudah sangat paham dan bisa melakukan identifikasi visual terhadap modus mudik yang tidak konvensional tersebut.
"Ciri-ciri itu mudah terlihat, tapi memang perlu waktu dan energi dari petugas di lapangan, juga memperhatikan risiko (penyebaran COVID-19) saat berinteraksi dengan pemudik," katanya.
"Yang pasti tindakan yang telah dan akan terus dilakukan adalah mengembalikan pemudik ke tempat asalnya. Hingga kemarin (Senin, 4 Mei 2020), kurang lebih ada 33 ribu (kendaraan) yang sudah dikembalikan (diputar balik) ke tempat asal," tegasnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda