Pamsimas Mangkrak, Masyarakat Manfaatkan Air Danau untuk Kebutuhan Sehari-hari
Rabu, 30 September 2020 - 06:40 WIB
LAMPUNG BARAT - Sudah 3 tahun lamanya, program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat ( Pamsimas ) di Pekon (desa/red) Heni Arong, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat tak berfungsi. Akibatnya, kebanyakan masyarakat setempat masih harus mengangkut air dari danau untuk keperluan sehari-hari.
Pantauan di lapangan, Selasa (29/9/2020) masih banyak warga Pekon Heni Arong yang mengambil air menggunakan ember di danau Ranau. Selain itu, tak sedikit juga masyarakat yang mencuci pakaian dan mandi di pinggir danau.
Cara ini terpaksa dilakukan karena program Pamsimas yang dibangun oleh Kementerian PUPR ( Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ) pada 2017 lalu tak difungsikan. Sebab masyarakat tak mampu membeli Bahan Bakar Mesin (BBM) penyedot air secara terus-menerus karena biaya terlalu mahal.
Guna menyalurkan kebutuhan air bersih secara merata ke seluruh hunian di desa tersebut, dibutuhkan 3 bak pamsimas. Sedangkan biaya bahan bakar untuk mengisi 1 bak nya dibutuhkan dana sebesar Rp 80 ribu. jika ditotal, dalam 1 harinya dibutuhkan biaya Rp 240 ribu atau dalam 1 bulan ( 30 hari ) masyarakat harus menguras dana sebesar Rp 7,2 juta.
(Baca juga: Lepas Pengawasan Ibu, Bayi 1,5 Tahun Tewas Tercebur Kolam )
Tak adanya listrik dari PLN, membuat masyarakat di pekon tersebut harus mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai Aliran listrik rumah mereka. Namun, karena tegangan (Voltase) PLTS yang rendah, sehingga tak mampu untuk mengoperasikan mesin pompa air untuk mengisi bak Pamsimas.
Wahyudi, seorang warga setempat mengatakan program pamsimas yang di bangun pada 2017 lalu hanya difungsikan sementara waktu sejak dibangun.
”Sejak dibangun bak pamsimas itu cuma dipake 3 kali. Tapi karena biaya bensin mesin sedot air terlalu tinggi jadi sampi saat ini tidak di fungsikan lagi. Kalo ngandelin PLTS boro-boro untuk nyedot air, untuk listrik di rumah aja cuma hidup 12 jam dari jam 6 sore sampe jam 6 pagi”, ucap wahyudi sembari tersenyum
Ia juga mengaku harus mengunjal air setiap harinya dari danau guna keperluan sehari-hari.
”Kalo untuk masak air minum sama keperluan di wc kita ngunjal dari danau. Tapi kalo mandi sama nyuci pakaian bisa langsung ke pinggir danau. Ya saya sih berharap di bangunnya pamsimas itu bisa sesuai dengan fungsinya biar masyarakat disini lebih mudah mendapatkan air bersih”, ungkap Wahyudi
Sementara Hermanto Kabid Cipta Karya, dinas PUPR Lampung Barat mengatakan program Pamsimas di pekon Heni Arong, kecamatan Lumbok Seminung merupakan program Kementrian PUPR yang dibangun menggunakan dana APBN ( Anggaran Pendapatan an Belanja Negara ) pada tahun 2017 lalu.
”Kalo pamsimas itu kerjaan kementerian PUPR pakai dana APBN. kita daerah hanya menentukan lokasinya saja”, tegas Hermanto Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Lambar saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Pantauan di lapangan, Selasa (29/9/2020) masih banyak warga Pekon Heni Arong yang mengambil air menggunakan ember di danau Ranau. Selain itu, tak sedikit juga masyarakat yang mencuci pakaian dan mandi di pinggir danau.
Cara ini terpaksa dilakukan karena program Pamsimas yang dibangun oleh Kementerian PUPR ( Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ) pada 2017 lalu tak difungsikan. Sebab masyarakat tak mampu membeli Bahan Bakar Mesin (BBM) penyedot air secara terus-menerus karena biaya terlalu mahal.
Guna menyalurkan kebutuhan air bersih secara merata ke seluruh hunian di desa tersebut, dibutuhkan 3 bak pamsimas. Sedangkan biaya bahan bakar untuk mengisi 1 bak nya dibutuhkan dana sebesar Rp 80 ribu. jika ditotal, dalam 1 harinya dibutuhkan biaya Rp 240 ribu atau dalam 1 bulan ( 30 hari ) masyarakat harus menguras dana sebesar Rp 7,2 juta.
(Baca juga: Lepas Pengawasan Ibu, Bayi 1,5 Tahun Tewas Tercebur Kolam )
Tak adanya listrik dari PLN, membuat masyarakat di pekon tersebut harus mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai Aliran listrik rumah mereka. Namun, karena tegangan (Voltase) PLTS yang rendah, sehingga tak mampu untuk mengoperasikan mesin pompa air untuk mengisi bak Pamsimas.
Wahyudi, seorang warga setempat mengatakan program pamsimas yang di bangun pada 2017 lalu hanya difungsikan sementara waktu sejak dibangun.
”Sejak dibangun bak pamsimas itu cuma dipake 3 kali. Tapi karena biaya bensin mesin sedot air terlalu tinggi jadi sampi saat ini tidak di fungsikan lagi. Kalo ngandelin PLTS boro-boro untuk nyedot air, untuk listrik di rumah aja cuma hidup 12 jam dari jam 6 sore sampe jam 6 pagi”, ucap wahyudi sembari tersenyum
Ia juga mengaku harus mengunjal air setiap harinya dari danau guna keperluan sehari-hari.
”Kalo untuk masak air minum sama keperluan di wc kita ngunjal dari danau. Tapi kalo mandi sama nyuci pakaian bisa langsung ke pinggir danau. Ya saya sih berharap di bangunnya pamsimas itu bisa sesuai dengan fungsinya biar masyarakat disini lebih mudah mendapatkan air bersih”, ungkap Wahyudi
Sementara Hermanto Kabid Cipta Karya, dinas PUPR Lampung Barat mengatakan program Pamsimas di pekon Heni Arong, kecamatan Lumbok Seminung merupakan program Kementrian PUPR yang dibangun menggunakan dana APBN ( Anggaran Pendapatan an Belanja Negara ) pada tahun 2017 lalu.
”Kalo pamsimas itu kerjaan kementerian PUPR pakai dana APBN. kita daerah hanya menentukan lokasinya saja”, tegas Hermanto Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Lambar saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
(msd)
tulis komentar anda