Lima Pedoman Hadapi Pandemi COVID-19
Rabu, 30 September 2020 - 05:40 WIB
SURABAYA - Pandemi COVID-19 yang tak berujung memang cukup melelahkan. Berbagai sektor kehidupan baik ekonomi, tatanan sosial hingga dunia pendidikan berjalan tidak normal. Berbagai jurus sudah dikeluarkan oleh pemerintah demi menjaga stabilitas dan kesehatan masyarakat.
Ketua Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya, Drs. Soedijatmiko mengatakan, selain disiplin menerapkan 3M yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun, dan Menjaga jarak, masyarakat harus menata mental supaya siap menghadapi suasana perubahan hebat saat ini. Karena butuh waktu panjang untuk menaklukkan wabah COVID-19.
Ia menuturkan, ada lima pedoman yang harus dipegang dalam menjalani hidup dimasa sulit. Lima pedoman itu ia tuangkan dalam 5 B, diantaranya Berdamai dengan diri, tidak boleh marah dengan dirinya dan Tuhan. Harus terus Belajar mendapatkan ilmu tentang penyakit CoVID-19. Ketiga yaitu Berani. Artinya mantap menghadapi tantangan itu dan semuanya harus sabar menunggu. Dan yang terkahir harus bersukur.
"Saya mengingatkan itu. Sebagai insan akademisi harus ingat bukan hanya 4 pilar negara saja, tapi harus 4 pilar kesehatan. Yaitu dia harus belajar mengetahui sesuatu termasuk pandemi ini, harus belajar menerapkan apa yang sudah diketahui, ketiga harus belajar hidup bersama dan keempat diingatkan pada jati diri, jadilah diri sendiri," tuturnya di sela peringatan Hari Sarjana Nasional 2020 di UWKS, Selasa (29/9/2020).
(Baca juga:Tembus 3.000 Lebih, Kematian Akibat COVID-19 di Jatim Lampaui Jakarta)
Menyemarakkan Hari Sarjana Nasional 2020, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menggelar kuliah umum untuk membekali mahasiswa baru (maba) dan calon wisudawan, tentang Karakter Kebersamaan dan Jiwa Kejuangan Untuk Menghadapi Tantangan Internasional di Masa Pandemi.
Kuliah Umum Pembinaan Karakter yang diikuti 50 mahasiswa baru dan calon wisudawan secara luring di Gedung Poncowaliko UWKS. Sedangkan 400 mahasiswa lainnya mengikuti secara daring.
Soedijatmiko menyampaikan, bahwa kebersamaan adalah kunci sukses. Namun dalam kenyataannya menciptakan kebersamaan itu tidak mudah, terlebih di masa pandemi. Pada momen ini pula, Soedijatmiko mempersembahkan lagu ciptaannya dengan judul sirolah, datolah sipatola. Lagu bagaimana menghadapi krisis dan daya juang itu dinyanyikan di acara kuliah umum oleh mahasiswa.
"Untuk itu perlu di tanamkan filosofi kuno sirolah, datolah sipatola yang artinya Tuhan menciptakan segala sesuatu berbeda-beda dan memberi amanah kepada kita manusia untuk tetap menjaga kebersamaan dengan sifat sabar," tuturnya.
Ketua Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya, Drs. Soedijatmiko mengatakan, selain disiplin menerapkan 3M yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun, dan Menjaga jarak, masyarakat harus menata mental supaya siap menghadapi suasana perubahan hebat saat ini. Karena butuh waktu panjang untuk menaklukkan wabah COVID-19.
Ia menuturkan, ada lima pedoman yang harus dipegang dalam menjalani hidup dimasa sulit. Lima pedoman itu ia tuangkan dalam 5 B, diantaranya Berdamai dengan diri, tidak boleh marah dengan dirinya dan Tuhan. Harus terus Belajar mendapatkan ilmu tentang penyakit CoVID-19. Ketiga yaitu Berani. Artinya mantap menghadapi tantangan itu dan semuanya harus sabar menunggu. Dan yang terkahir harus bersukur.
"Saya mengingatkan itu. Sebagai insan akademisi harus ingat bukan hanya 4 pilar negara saja, tapi harus 4 pilar kesehatan. Yaitu dia harus belajar mengetahui sesuatu termasuk pandemi ini, harus belajar menerapkan apa yang sudah diketahui, ketiga harus belajar hidup bersama dan keempat diingatkan pada jati diri, jadilah diri sendiri," tuturnya di sela peringatan Hari Sarjana Nasional 2020 di UWKS, Selasa (29/9/2020).
(Baca juga:Tembus 3.000 Lebih, Kematian Akibat COVID-19 di Jatim Lampaui Jakarta)
Menyemarakkan Hari Sarjana Nasional 2020, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menggelar kuliah umum untuk membekali mahasiswa baru (maba) dan calon wisudawan, tentang Karakter Kebersamaan dan Jiwa Kejuangan Untuk Menghadapi Tantangan Internasional di Masa Pandemi.
Kuliah Umum Pembinaan Karakter yang diikuti 50 mahasiswa baru dan calon wisudawan secara luring di Gedung Poncowaliko UWKS. Sedangkan 400 mahasiswa lainnya mengikuti secara daring.
Soedijatmiko menyampaikan, bahwa kebersamaan adalah kunci sukses. Namun dalam kenyataannya menciptakan kebersamaan itu tidak mudah, terlebih di masa pandemi. Pada momen ini pula, Soedijatmiko mempersembahkan lagu ciptaannya dengan judul sirolah, datolah sipatola. Lagu bagaimana menghadapi krisis dan daya juang itu dinyanyikan di acara kuliah umum oleh mahasiswa.
"Untuk itu perlu di tanamkan filosofi kuno sirolah, datolah sipatola yang artinya Tuhan menciptakan segala sesuatu berbeda-beda dan memberi amanah kepada kita manusia untuk tetap menjaga kebersamaan dengan sifat sabar," tuturnya.
tulis komentar anda