Apresiasi Kinerja DKPPKB, Bupati Morowali Buka Kegiatan Penilaian Kinerja Stunting
Selasa, 29 September 2020 - 22:54 WIB
MOROWALI - Strategi untuk mendukung percepatan pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh anak, Bupati Morowali, Drs. Taslim membuka kegiatan Penilaian Kinerja Stunting di Kabupaten Morowali.
Kegiatan yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Tengah berlangsung di Gedung Serba Guna Achmad Hadie, Kelurahan Matano Kecamatan Bungku Tengah, Senin (28/09/20) pagi.
Hadir dalam Kegiatan diantaranya, Kepala Bappeda Prov Sulteng diwakili Kasubbid Perencanaan Ekonomi, Dr. Moh. Saleh N Lubis, S.Pi., M.Si, Kepala BP3D Morowali, Drs. Emil Ponto, M.Si, Kadis KPPKB Kabupaten Morowali, Ashar Ma’aruf, SE., M.Si, Camat se-Kabupaten Morowali dan Perwakilan OPD lingkup Pemkab Morowali. Selain itu, hadir pula Tim Peninjau dari perwakilan Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali Utara dan Kabupaten Tojo Una-Una.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan dengan ciri keadaan tinggi badan anak tidak sesuai umurnya. Permasalahan stunting ada dua faktor yakni faktor kurangnya asupan gizi dan infeksi berulang.
Selain itu, Pelaksanaan aksi penurunan stunting merupakan komitmen bagi kita semua untuk pencegahan stunting. Hal ini dikatakan Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah diwakili Kasubbid Perencanaan Ekonomi, Dr. Moh. Saleh N Lubis, S.Pi., M.Si, saat meyampaikan laporannya.
Ia menambahkan, tujuan Penilaian kinerja adalah untuk memberikan informasi mengenai aspek kinerja tentang apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan yang merupakan perbandingan kinerja dari setiap Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi merupakan proses penilaian kinerja kabupaten dan kota dalam upaya untuk memperbaiki konvergensi interfensi fisik baik spesifik maupun sensitif.
"Penilaian kinerja pencegahan stunting untuk memberikan informasi serta menginterfensi sejauh mana upaya Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanganan pencegahan stunting dan melakukan Interfensi sensitif seperti meninjau ketersediaan air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan, pola maka, asupan gizi dan sebagainya. Penurunan stunting penting dilakukan melalui multi sektor seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas PUPR dan OPD terkait lainnya,’’lanjut Moh Saleh N Lubis.
Sementara itu, Bupati Morowali, Taslim mengungkapkan, jika pemberi kontribusi terbesar dalam pertumbuhan stunting adalah faktor kemiskinan, harus secepatnya diantisipasi oleh seluruh elemen termasuk OPD. Olehnya, mari semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait membuat Program yang berkorelasi dengan penanganan Stunting di Kabupaten Morowali.
Kegiatan yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Tengah berlangsung di Gedung Serba Guna Achmad Hadie, Kelurahan Matano Kecamatan Bungku Tengah, Senin (28/09/20) pagi.
Hadir dalam Kegiatan diantaranya, Kepala Bappeda Prov Sulteng diwakili Kasubbid Perencanaan Ekonomi, Dr. Moh. Saleh N Lubis, S.Pi., M.Si, Kepala BP3D Morowali, Drs. Emil Ponto, M.Si, Kadis KPPKB Kabupaten Morowali, Ashar Ma’aruf, SE., M.Si, Camat se-Kabupaten Morowali dan Perwakilan OPD lingkup Pemkab Morowali. Selain itu, hadir pula Tim Peninjau dari perwakilan Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali Utara dan Kabupaten Tojo Una-Una.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan dengan ciri keadaan tinggi badan anak tidak sesuai umurnya. Permasalahan stunting ada dua faktor yakni faktor kurangnya asupan gizi dan infeksi berulang.
Selain itu, Pelaksanaan aksi penurunan stunting merupakan komitmen bagi kita semua untuk pencegahan stunting. Hal ini dikatakan Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah diwakili Kasubbid Perencanaan Ekonomi, Dr. Moh. Saleh N Lubis, S.Pi., M.Si, saat meyampaikan laporannya.
Ia menambahkan, tujuan Penilaian kinerja adalah untuk memberikan informasi mengenai aspek kinerja tentang apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan yang merupakan perbandingan kinerja dari setiap Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi merupakan proses penilaian kinerja kabupaten dan kota dalam upaya untuk memperbaiki konvergensi interfensi fisik baik spesifik maupun sensitif.
"Penilaian kinerja pencegahan stunting untuk memberikan informasi serta menginterfensi sejauh mana upaya Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanganan pencegahan stunting dan melakukan Interfensi sensitif seperti meninjau ketersediaan air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan, pola maka, asupan gizi dan sebagainya. Penurunan stunting penting dilakukan melalui multi sektor seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas PUPR dan OPD terkait lainnya,’’lanjut Moh Saleh N Lubis.
Sementara itu, Bupati Morowali, Taslim mengungkapkan, jika pemberi kontribusi terbesar dalam pertumbuhan stunting adalah faktor kemiskinan, harus secepatnya diantisipasi oleh seluruh elemen termasuk OPD. Olehnya, mari semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait membuat Program yang berkorelasi dengan penanganan Stunting di Kabupaten Morowali.
tulis komentar anda