Awas, Kekeringan Akibat Musim Kemarau Landa Wilayah Sumba Timur
Senin, 28 September 2020 - 09:10 WIB
SUMBA TIMUR - Kekeringan yang terjadi sebagai dampak musim kemarau yang terjadi pada sejumlah wilayah di Kabupaten Sumba Timur , NTT, diperkirakan masih akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan.
(Baca juga: Pemuda Mandala Trikora: Penembakan Pendeta Yeremia Propaganda KKB )
Diprediksikan oleh forecaster (prakirawan) Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Waingapu, awal musim hujan baru akan terjadi pada dasarian dua atau pertengahan hingga menjelang akhir bulan Desember mendatang. Sejumlah wilayah di Kabupaten Sumba Timur , juga berstatus awas kekeringan atau kemarau.
Dijelaskan Elias Limahelu, Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Waingapu, kekeringan meteorolgis dengan status awas berpotensi terjadi pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumba Timur .
Dijelaskannya, kekeringan meteorologis atau hari tanpa hujan sebagai indikatornya adalah, jika lebih lama dari 21 hari tanpa hujan artinya berstatus siaga, kemudian jika lebih dari 31 hari dinyatakan waspada, dan lebih dari 61 hari dianyatakan awas.
(Baca juga: 4 Pesawat Sukhoi Siaga Tempur di Lanud Iswahjudi, Ada Apa? )
"Untuk Sumba Timur sendiri beberapa wilayah seperti Kecamatan Haharu, Kanantang, dan juga Ewaingapu, kategori awas. Juga pada Kecamatan Pahunga Lodu, Umalulu, dan wulla Waijellu," tandas Elias.
Untuk awal musim penghujan sendiri, kata Elias, bagian utara hingga selatan Sumba Timur , diperkirakan awal terjadi dasarian dua Desember. Sedangkan untuk bagian tengah dasarian satu.
"Hujan yang terjadi di beberapa wilayah beberapa hari terakhir ini hanyalah sebatas sirkulasi lokal. Jadi masyarakat terutama petani jangan sampai terkecoh bahwa sudah masuk musim hujan. Musim hujan diperkirakan masih akan tetap bergeser. Jadi secara keselurahan Sumba Timur baru akan masuki musim hujan pada awal Desember atau pertengahan," urainya.
(Baca juga: Di Lereng Arjuna, Prajurit Tempur Kostrad Ditempa Jadi Kesatria )
Terkait dengan situasi ini Elias menaruh harap, bisa menjadi acuan bagi instansi teknis terkait dalam mengambil kebijakan. Masyrakat petani diberikan pemahaman akan awal musim hujan, sehingga bisa menyesukan dengan waktu tanam yang ideal, juga bisa menyesuaikan waktu dan lokasi penyaluran bantuan pamngan datau air bersih bagi daerah-daerah yang berpotensi alami kekeringan panjang.
(Baca juga: Pemuda Mandala Trikora: Penembakan Pendeta Yeremia Propaganda KKB )
Diprediksikan oleh forecaster (prakirawan) Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Waingapu, awal musim hujan baru akan terjadi pada dasarian dua atau pertengahan hingga menjelang akhir bulan Desember mendatang. Sejumlah wilayah di Kabupaten Sumba Timur , juga berstatus awas kekeringan atau kemarau.
Dijelaskan Elias Limahelu, Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Waingapu, kekeringan meteorolgis dengan status awas berpotensi terjadi pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumba Timur .
Dijelaskannya, kekeringan meteorologis atau hari tanpa hujan sebagai indikatornya adalah, jika lebih lama dari 21 hari tanpa hujan artinya berstatus siaga, kemudian jika lebih dari 31 hari dinyatakan waspada, dan lebih dari 61 hari dianyatakan awas.
(Baca juga: 4 Pesawat Sukhoi Siaga Tempur di Lanud Iswahjudi, Ada Apa? )
"Untuk Sumba Timur sendiri beberapa wilayah seperti Kecamatan Haharu, Kanantang, dan juga Ewaingapu, kategori awas. Juga pada Kecamatan Pahunga Lodu, Umalulu, dan wulla Waijellu," tandas Elias.
Untuk awal musim penghujan sendiri, kata Elias, bagian utara hingga selatan Sumba Timur , diperkirakan awal terjadi dasarian dua Desember. Sedangkan untuk bagian tengah dasarian satu.
"Hujan yang terjadi di beberapa wilayah beberapa hari terakhir ini hanyalah sebatas sirkulasi lokal. Jadi masyarakat terutama petani jangan sampai terkecoh bahwa sudah masuk musim hujan. Musim hujan diperkirakan masih akan tetap bergeser. Jadi secara keselurahan Sumba Timur baru akan masuki musim hujan pada awal Desember atau pertengahan," urainya.
(Baca juga: Di Lereng Arjuna, Prajurit Tempur Kostrad Ditempa Jadi Kesatria )
Terkait dengan situasi ini Elias menaruh harap, bisa menjadi acuan bagi instansi teknis terkait dalam mengambil kebijakan. Masyrakat petani diberikan pemahaman akan awal musim hujan, sehingga bisa menyesukan dengan waktu tanam yang ideal, juga bisa menyesuaikan waktu dan lokasi penyaluran bantuan pamngan datau air bersih bagi daerah-daerah yang berpotensi alami kekeringan panjang.
(eyt)
tulis komentar anda