Cerita Orang Tua Santri Positif COVID-19 Lihat Anaknya Jalani Isolasi di Makassar
Senin, 04 Mei 2020 - 21:52 WIB
LUWU UTARA - Sebanyak 19 santri Temboro Magetan, Provinsi Jawa Timur asal Kabupaten Luwu Utara saat ini tengah menjalani isolasi di Swiss-Belhotel Makassar setelah dinyatakan positif COVID-19. Dua santri terkonfirmasi positif pada 30 April 2020, dan 17 santri lainnya terkonfirmasi positif pada 2 Mei 2020.
Meski status 19 santri adalah orang tanpa gejala (OTG), tapi hasil pemeriksaan PCR terkonfirmasi positif. Atas permintaan BupatiLuwu Utara kepada Gubernur Sulsel, 19 santri ini kemudian diberangkatkan ke Makassar guna menjalani isolasi 14 hari. Para santri berangkat Sabtu 2 Mei 2020 pukul 12.00 Wita menggunakan 4 unit mobil milik pemkab.
Tiba di Makassar, 19 santri langsung dibawa ke kamar hotel yang telah disiapkan untuk memulai proses isolasi. Mengetahui para santri tiba di tempat karantina, salah satu orang tua santri kemudian menuliskan ungkapan isi hatinya melihat anaknya terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus menjalani isolasi selama 14 hari. Berikut ungkapan isi hati orang tua santri seperti dalam siaran pers yand diterima SINDOnews dari Humas Pemkab Luwu Utara:
Selaku orang tua salah satu santri yang dinyatakan positif COVID-19 melalui pemeriksaan PCR walaupun tanpa gejala, tentu tidak mengharapkan hal seperti ini. Namun setelah mendapatkan berita bahwa putri saya dinyatakan positif, saya harus menerima kenyataan dengan perasaan terasa berat, tetapi yang lebih berat bagaimana menyampaikan berita ini kepada putri saya yang selama ini menjalani isolasi mandiri di rumah dengan keadaan tanpa keluhan.
Tetapi setelah diberikan penjelasan bahwa anakda positif dan akan dilakukan isolasi di Makassar sesuai kebijakan Pemkab Lutra, saya sebagai orang tua langsung down (stres berat) karena melihat perilaku putri saya berubah jadi pendiam. Padahal sebelumya tidak seperti itu. Walaupun telah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sebelum rilis test swab. Walau demikian, saya tetap memberikan penjelasan agar ia dapat ikut untuk jalani isolasi di Makassar.
Sabtu, pukul 12.00 siang, ia berangkat ke Makassar masih dengan perilaku yang pendiam, tidak seperti biasanya. Setelah tiba di Makassar dan telah berada di kamar 17 lantai 15 di Swiss-Belhotel, sekitar pukul 23.00 Wita, putriku melakukan kontak videocall memperlihatkan fasilitas kamar yang mereka dapatkan dan pelayanan yang memuaskan.
Terlihat putri saya telah kembali ceria dengan semangat menceritakan pengalaman yang ia dapatkan, termasuk ia mengatakan bahwa bersama dengan teman-temanya mengatakan, “mantap Bupati Luwu Utara, kita diisolasi di hotel serasa liburan pergi rekreasi,” ungkapnya. Tentu saya sangat bersyukur dengan fasilitas yang telah diisiapkan Pemprov Sulsel melalui inisiasi Bupati Luwu Utara dan jajarannya.
Saya, sebagai salah satu orang tua, mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian Bupati Luwu Utara dan jajarannya, mulai dari penjemputan sampai dengan anak-anak ditempatkan di Swiss Belhotel. Semoga kerja keras dan perhatian yang besar dari Pemkab Luwu Utara kita bisa keluar dari wabah COVID-19 ini. Amiin yaa Rabbal Alamiin.
Meski status 19 santri adalah orang tanpa gejala (OTG), tapi hasil pemeriksaan PCR terkonfirmasi positif. Atas permintaan BupatiLuwu Utara kepada Gubernur Sulsel, 19 santri ini kemudian diberangkatkan ke Makassar guna menjalani isolasi 14 hari. Para santri berangkat Sabtu 2 Mei 2020 pukul 12.00 Wita menggunakan 4 unit mobil milik pemkab.
Tiba di Makassar, 19 santri langsung dibawa ke kamar hotel yang telah disiapkan untuk memulai proses isolasi. Mengetahui para santri tiba di tempat karantina, salah satu orang tua santri kemudian menuliskan ungkapan isi hatinya melihat anaknya terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus menjalani isolasi selama 14 hari. Berikut ungkapan isi hati orang tua santri seperti dalam siaran pers yand diterima SINDOnews dari Humas Pemkab Luwu Utara:
Selaku orang tua salah satu santri yang dinyatakan positif COVID-19 melalui pemeriksaan PCR walaupun tanpa gejala, tentu tidak mengharapkan hal seperti ini. Namun setelah mendapatkan berita bahwa putri saya dinyatakan positif, saya harus menerima kenyataan dengan perasaan terasa berat, tetapi yang lebih berat bagaimana menyampaikan berita ini kepada putri saya yang selama ini menjalani isolasi mandiri di rumah dengan keadaan tanpa keluhan.
Tetapi setelah diberikan penjelasan bahwa anakda positif dan akan dilakukan isolasi di Makassar sesuai kebijakan Pemkab Lutra, saya sebagai orang tua langsung down (stres berat) karena melihat perilaku putri saya berubah jadi pendiam. Padahal sebelumya tidak seperti itu. Walaupun telah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sebelum rilis test swab. Walau demikian, saya tetap memberikan penjelasan agar ia dapat ikut untuk jalani isolasi di Makassar.
Sabtu, pukul 12.00 siang, ia berangkat ke Makassar masih dengan perilaku yang pendiam, tidak seperti biasanya. Setelah tiba di Makassar dan telah berada di kamar 17 lantai 15 di Swiss-Belhotel, sekitar pukul 23.00 Wita, putriku melakukan kontak videocall memperlihatkan fasilitas kamar yang mereka dapatkan dan pelayanan yang memuaskan.
Terlihat putri saya telah kembali ceria dengan semangat menceritakan pengalaman yang ia dapatkan, termasuk ia mengatakan bahwa bersama dengan teman-temanya mengatakan, “mantap Bupati Luwu Utara, kita diisolasi di hotel serasa liburan pergi rekreasi,” ungkapnya. Tentu saya sangat bersyukur dengan fasilitas yang telah diisiapkan Pemprov Sulsel melalui inisiasi Bupati Luwu Utara dan jajarannya.
Saya, sebagai salah satu orang tua, mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian Bupati Luwu Utara dan jajarannya, mulai dari penjemputan sampai dengan anak-anak ditempatkan di Swiss Belhotel. Semoga kerja keras dan perhatian yang besar dari Pemkab Luwu Utara kita bisa keluar dari wabah COVID-19 ini. Amiin yaa Rabbal Alamiin.
(luq)
Lihat Juga :
tulis komentar anda