Merasa Jenuh, Seorang Anak Terpapar COVID-19 di Semarang Melarikan Diri

Sabtu, 19 September 2020 - 07:11 WIB
Sejumlah narasumber dalam Webinar Peran Media dalam Mempromosikan Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Masa Pandemi: Anak-anak dalam Pusaran Kluster Keluarga COVID-19. Foto/SINDOnews/Ahmad Antoni
SEMARANG - Seorang anak yang terpapar COVID-19 dikabarkan sempat melarikan dari ruang isolasi yang berada di rumah dinas Wali Kota Semarang di Manyaran.

Kabar tersebut disampaikan oleh Kuriake Kharismawan, relawan penanganan COVID-19 bagi pasien COVID-19 di rumah dinas Wali Kota Semarang.

Namun, pihaknya tak mengungkapkan secara detail identitas dan kronologis bagaimana si anak bisa melarikan diri.



"Pagi tadi, (kemarin) ada 16 anak. Rabu (16/9/2020) lalu bahkan ada yang melarikan diri. Untung segera kami temukan lagi. Yang pasti, sifat anak-anak itu adalah ingin bermain dan pergi ke man-mana. Itu adalah karakter khas anak di masa puber. Selain itu mereka selalu ingin tantangan," ungkap Kuriake saat berbicara dalam Webinar bertajuk Peran Media dalam Mempromosikan Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Masa Pandemi: Anak-anak dalam Pusaran Kluster Keluarga COVID-19, Jumat (18/9/2020).

Menurutnya di masa pandemi ini anak-anak itu terkungkung di dalam rumah. Mereka pasti merasa jemu dan jenuh, akhirnya memberontak. Mereka pun menantang.

"Apa yang bisa ditantang? Ya melanggar aturan yang ditetapkan pemerintah itu soal protokol kesehatan. Oleh sebab itu agar tidak jenuh, maka di gadget pun mereka perlu dibuatkan tantangan. Beri mereka aneka lomba sehingga energi mereka tersalur secara positif. Jika dilarang terus, mereka pasti akan melanggar larangan itu dengan sembunyi-sembunyi," jelasnya.

Selain itu, Kuriake juga melihat stigma pasien COVID-19 yang justru membuat mereka tersudut. "Kami ingini masyarakat tidak memberi stigma negatif. Jangan dijauhi. Bila mereka dinyatakan sembuh, berarti itu memang sembuh," ujar psikolog Unika Soegijapranata Semarang ini.

Sementara itu, Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Jawa-Bali Arie Rukmantara menyebutkan bahwa di Indonesia ada 80 juta anak, 10 juta di antaranya berada Jawa Tengah.

"Seluruh anak di Jateng harus menjadi teladan, termasuk juga keluarga mereka juga harus menjadi teladan dengan memastikan keluarga mereka tetap sehat selama pandemi COVID-19. Dan itu harus diwariskan," kata Arie.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content