ASN Diminta Berhenti Gunakan Gas Bersubsidi
Rabu, 16 September 2020 - 17:55 WIB
PAREPARE - Aparatur sipil negara (ASN) di Kota Parepare masih cenderung menggunakan gas bersubsidi ukuran 3 Kg. Itu diungkapkan Naya, pengelola agen LPG PT Salma dalam pertemuan yang digelar Dinas Perindustrian dan Pedagangan (Perindag) Parepare, bersama PT Pertamina IV Sulseltra dan sejumlah agen, Rabu (16/9/2020).
Kelangkaan gas melon yang kerap terjadi kata Naya, tidak hanya karena persoalan pendistribusian yang masih kurang dari Pertamina, tapi juga dipicu prilaku ASN yang ikut menikmati gas subsidi. Padahal menurutnya, gas subsidi hanya boleh digunakan masyarakat kurang mampu dan usaha mikro.
Naya menyebutkan, berdasarkan data yang ada, perharinya Pertamina mendistribusikan sebanyak 5.960 tabung gas melon, yang dianggap bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat yang berhak.
"Namun faktanya di lapangan, gas 3 Kg justru kebanyakan digunakan oleh ASN. Jika ASN yang menggunakan gas bersubsidi dievaluasi, kami yakin distribusi gas melon bisa memenuhi kebutuhan warga yang berhak karena telah tepat sasaran," papar Naya.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan Parepare, Hasan Ginca mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa kebijakan terkait kelangkaan yang sebagian disebabkan masih banyaknya ASN menggunakan gas melon.
“Akan kita laporkan soal ini ke pimpinan. Karena untuk sanksi, belum ada yang kengatur terkait ASN yang masih menggunakan elpiji subsidi. Tapi akan kami sidak dengan waktu acak," ujarnya.
Melalui pertemuan tersebut, kata Hasan, pihaknya juga mengimbau agar ASN lebih tahu diri dengan tidak menggunakan gas melon dan segera beralih pada gas non subsidi. Karena, katanya, ASN termasuk masyarakat mampu.
Kelangkaan gas melon yang kerap terjadi kata Naya, tidak hanya karena persoalan pendistribusian yang masih kurang dari Pertamina, tapi juga dipicu prilaku ASN yang ikut menikmati gas subsidi. Padahal menurutnya, gas subsidi hanya boleh digunakan masyarakat kurang mampu dan usaha mikro.
Naya menyebutkan, berdasarkan data yang ada, perharinya Pertamina mendistribusikan sebanyak 5.960 tabung gas melon, yang dianggap bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat yang berhak.
"Namun faktanya di lapangan, gas 3 Kg justru kebanyakan digunakan oleh ASN. Jika ASN yang menggunakan gas bersubsidi dievaluasi, kami yakin distribusi gas melon bisa memenuhi kebutuhan warga yang berhak karena telah tepat sasaran," papar Naya.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan Parepare, Hasan Ginca mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa kebijakan terkait kelangkaan yang sebagian disebabkan masih banyaknya ASN menggunakan gas melon.
“Akan kita laporkan soal ini ke pimpinan. Karena untuk sanksi, belum ada yang kengatur terkait ASN yang masih menggunakan elpiji subsidi. Tapi akan kami sidak dengan waktu acak," ujarnya.
Melalui pertemuan tersebut, kata Hasan, pihaknya juga mengimbau agar ASN lebih tahu diri dengan tidak menggunakan gas melon dan segera beralih pada gas non subsidi. Karena, katanya, ASN termasuk masyarakat mampu.
tulis komentar anda