Budidaya Ikan Guppy di Soloraya Meningkat Saat Pandemi COVID-19
Minggu, 13 September 2020 - 16:37 WIB
SOLO - Budidaya Ikan Guppy di Soloraya kini terus mengalami perkembangan. Meski di tengah pandemi COVID-19, bisnis ikan Guppy justru mengalami kenaikan karena makin diminati.
Ikan Guppy menjadi salah satu hobi peliharaan ketika banyak masyarakat harus lebih banyak tinggal di dalam rumah akibat COVID-19. Ikan Guppy menjadi sangat menarik karena memiliki strain dan warna yang beragam.
“Budidaya sangat mudah karena tipe ikan yang beranak, cukup disatukan antara jantan dan betina . Selang tiga minggu sudah beranak,” kata Gibran Yoga anggota Komunitas Guppy Soloraya, Minggu (13/9/2020).(Baca juga : Ada Letusan di Laboratorium Kimia, SMA Muhammadiyah 1 Solo Heboh )
Ikan jenis ini memproduksi telur di dalam tubuh dan ketika lahir sudah dalam bentuk anak ikan. Ikan Guppy sendiri mulai berkembang di Soloraya sekitar tahun 2010. Hanya saja pada waktu itu jenisnya belum terlalu banyak.
Namun berjalannya waktu, jenisnya makin berkembang dan menarik. Ikan Guppy berasal dari luar negeri, di antaranya Venezuela. Ikan kemudian muncul jenis jenis baru karena persilangan genetis. Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis ikan Guppy yang tersebar di dunia.
Untuk wilayah Soloraya sendiri sudah terdapat 100 jenis ikan Guppy karena tiap tahun biasanya muncul jenis baru. “Entah itu dari hasil persilangan luar negeri atau di Indonesia sendiri,” paparnya.(Baca juga : Begini Pesan Kebangsaan dari Habib Luthfi di Solo )
Ikan Guppy berkembang biak di air tawar dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Harga ikan Guppy antara lain dilihat dari ekornya. Ikan akan semakin mahal jika ekornya semakin lebar, warna cerah, keaktifan, dan sirip. Jika ikan sudah memiliki standar untuk kontes dan berprestasi, harganya semakin naik.
Ikan Guppy sangat mudah diternak, sehingga mengandalkan nilai ekonomisnya. Bahkan saat pademi COVID-19 tidak terlalu terdampak dan justru semakin banyak peminat. Ikan Guppy menjadi hiburan untuk mengusir rasa bosan terlalu lama tinggal di dalam rumah. Sehingga banyak diantaranya yang kemudian ingin memelihara. Ikan Guppy harganya variatif tergantung kualitas dan kelangkaannya. Untuk satu pasang harganya mulai dari Rp50 ribu hingga Rp2,5 juta.
Untuk membedakan jantan atau betina sangat mudah. Ikan Guppy jantan sekilas sudah kelihatan karena badannya full warna, ekor lebih lebar dan body lebih ramping. Sedangkan ikan Guppy betina badannya polos, ekor tidak terlalu lebar, dan bodi lebih besar karena untuk menampung calon anak anaknya. Dalam sebulan, Gibran Yoga mengaku memiliki omzet penjualan hingga Rp5 juta per bulan. Ikan Guppy yang populer diantaranya black moskow, albino full red, dan albino full platinum .
Selain itu juga ada dua warna yang biasa disebut tuxedo, dan ada juga bercorak. Ikan Guppy sangat suka suhu yang normal antara suhu 27-28 derajat celcius. Rata rata ikan bermasalah ketika ada lonjakan suhu yang ekstrim.
Anggota Komunitas Guppy Soloraya banyak di antaranya yang sudah mampu menjual hingga ke luar negeri. Di antaranya negara Eropa, Asia, dan Amerika. Ikan dipasarkan melalui facebook dan instagram. “Lebih ke grup karena sasaran lebih spesifik. Ada grup Guppy internasional. Pesertanya dari seluruh dunia,” bebernya.
Saat pandemi COVID-19, permintaan dari luar negeri diakui ada penurunan. Namun permintaan dari dalam negeri justru mengalami peningkatan tajam. Masyarakat di Solo yang membudidayakan ikan Guppy diperkirakan mencapai 100 orang. Hanya saja, mereka jarang terespos. Sementara, mereka yang tergabung dalam Komunitas Guppy Soloraya saling bertukar informasi, hingga barter jenis ikan yang tidak dimiliki. Sehingga mereka tidak perlu membeli.
Ikan Guppy menjadi salah satu hobi peliharaan ketika banyak masyarakat harus lebih banyak tinggal di dalam rumah akibat COVID-19. Ikan Guppy menjadi sangat menarik karena memiliki strain dan warna yang beragam.
“Budidaya sangat mudah karena tipe ikan yang beranak, cukup disatukan antara jantan dan betina . Selang tiga minggu sudah beranak,” kata Gibran Yoga anggota Komunitas Guppy Soloraya, Minggu (13/9/2020).(Baca juga : Ada Letusan di Laboratorium Kimia, SMA Muhammadiyah 1 Solo Heboh )
Ikan jenis ini memproduksi telur di dalam tubuh dan ketika lahir sudah dalam bentuk anak ikan. Ikan Guppy sendiri mulai berkembang di Soloraya sekitar tahun 2010. Hanya saja pada waktu itu jenisnya belum terlalu banyak.
Namun berjalannya waktu, jenisnya makin berkembang dan menarik. Ikan Guppy berasal dari luar negeri, di antaranya Venezuela. Ikan kemudian muncul jenis jenis baru karena persilangan genetis. Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis ikan Guppy yang tersebar di dunia.
Untuk wilayah Soloraya sendiri sudah terdapat 100 jenis ikan Guppy karena tiap tahun biasanya muncul jenis baru. “Entah itu dari hasil persilangan luar negeri atau di Indonesia sendiri,” paparnya.(Baca juga : Begini Pesan Kebangsaan dari Habib Luthfi di Solo )
Ikan Guppy berkembang biak di air tawar dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Harga ikan Guppy antara lain dilihat dari ekornya. Ikan akan semakin mahal jika ekornya semakin lebar, warna cerah, keaktifan, dan sirip. Jika ikan sudah memiliki standar untuk kontes dan berprestasi, harganya semakin naik.
Ikan Guppy sangat mudah diternak, sehingga mengandalkan nilai ekonomisnya. Bahkan saat pademi COVID-19 tidak terlalu terdampak dan justru semakin banyak peminat. Ikan Guppy menjadi hiburan untuk mengusir rasa bosan terlalu lama tinggal di dalam rumah. Sehingga banyak diantaranya yang kemudian ingin memelihara. Ikan Guppy harganya variatif tergantung kualitas dan kelangkaannya. Untuk satu pasang harganya mulai dari Rp50 ribu hingga Rp2,5 juta.
Untuk membedakan jantan atau betina sangat mudah. Ikan Guppy jantan sekilas sudah kelihatan karena badannya full warna, ekor lebih lebar dan body lebih ramping. Sedangkan ikan Guppy betina badannya polos, ekor tidak terlalu lebar, dan bodi lebih besar karena untuk menampung calon anak anaknya. Dalam sebulan, Gibran Yoga mengaku memiliki omzet penjualan hingga Rp5 juta per bulan. Ikan Guppy yang populer diantaranya black moskow, albino full red, dan albino full platinum .
Selain itu juga ada dua warna yang biasa disebut tuxedo, dan ada juga bercorak. Ikan Guppy sangat suka suhu yang normal antara suhu 27-28 derajat celcius. Rata rata ikan bermasalah ketika ada lonjakan suhu yang ekstrim.
Anggota Komunitas Guppy Soloraya banyak di antaranya yang sudah mampu menjual hingga ke luar negeri. Di antaranya negara Eropa, Asia, dan Amerika. Ikan dipasarkan melalui facebook dan instagram. “Lebih ke grup karena sasaran lebih spesifik. Ada grup Guppy internasional. Pesertanya dari seluruh dunia,” bebernya.
Saat pandemi COVID-19, permintaan dari luar negeri diakui ada penurunan. Namun permintaan dari dalam negeri justru mengalami peningkatan tajam. Masyarakat di Solo yang membudidayakan ikan Guppy diperkirakan mencapai 100 orang. Hanya saja, mereka jarang terespos. Sementara, mereka yang tergabung dalam Komunitas Guppy Soloraya saling bertukar informasi, hingga barter jenis ikan yang tidak dimiliki. Sehingga mereka tidak perlu membeli.
(nun)
tulis komentar anda