2 Titik Semburan Gas Panas Baru Ditemukan di Kecamatan Godong Grobogan
Minggu, 13 September 2020 - 15:35 WIB
GROBOGAN - Semburan gas panas bertambah dua titik yang ditemukan di di Desa Ngrajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah. Sedangkan semburan gas di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, terus dipantau.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangana Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Budi Prihantoro mengatakan, BPBD Grobogan telah melakukan survei dan menemukan dua titik semburan gas panas baru. (BACA JUGA: Ngebor Tanah Buat Sumur, Warga Grobogan Dikagetkan Semburan Gas )
"Sementara untuk semburan gas di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan masih menunggu hasil penelitian dari ESDM Jawa Tengah," kata Budi, Minggu (13/9/2020). (BACA JUGA: Semburan Gas dari Gunung Agung Belum Bahayakan Penerbangan )
Budi mengemukakan, jika dalam seminggu tekanan gas di Desa Mrisi masih stabil, dimungkinkan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. BPBD Grobogan akan berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, untuk pemanfaatan energi alam yang menyembur di tanah warga tersebut. (BISA DIKLIK: Usai Bertengkar, Pria di Banjar Nekat Bakar Rumah Pacar )
"Sehari setelah muncul semburan di Desa Mrisi, BPBD telah melakukan pengecekan lokasi dua titik semburan gas di Desa Ngrajek. Dua titik semburan gas di Desa Ngrajek berada di lahan yang sangat rentan dengan kemunculan gas rawa," ujar Budi.
Grobogan, tutur Budi, dulu adalah wilayah rawa yang kini sudah berubah menjadi sebuah perdesaan. Sehingga kemungkinan besar jika warga melakukan penggalian sumur dengan kedalaman lebih dari tiga puluh meter, akan muncul semburan air bercampur gas ataupun gas panas yang mudah terbakar.
Sementara itu, warga Desa Mrisi berjaga 24 jam untuk memantau kondisi gas dengan menyalakan api di atas lubang sumur. Puluhan pemuda Desa Mrisi berjaga di sekitaran semburan gas panas di tanah milik Feriwanto tersebut.
Selama 24 jam, mereka bergantian untuk berjaga dan mengawasi kondisi letupan gas panas yang muncul dari dalam sumur bor. Jika api mati tertiup angin, warga langsung menyalakan kembali sehingga tekanan gas bisa terpantau. Di hari kedua, kondisi tekanan semburan gas masih stabil, sementara air yang keluar dari dalam pipa kini sudah mulai mengering.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangana Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Budi Prihantoro mengatakan, BPBD Grobogan telah melakukan survei dan menemukan dua titik semburan gas panas baru. (BACA JUGA: Ngebor Tanah Buat Sumur, Warga Grobogan Dikagetkan Semburan Gas )
"Sementara untuk semburan gas di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan masih menunggu hasil penelitian dari ESDM Jawa Tengah," kata Budi, Minggu (13/9/2020). (BACA JUGA: Semburan Gas dari Gunung Agung Belum Bahayakan Penerbangan )
Budi mengemukakan, jika dalam seminggu tekanan gas di Desa Mrisi masih stabil, dimungkinkan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. BPBD Grobogan akan berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, untuk pemanfaatan energi alam yang menyembur di tanah warga tersebut. (BISA DIKLIK: Usai Bertengkar, Pria di Banjar Nekat Bakar Rumah Pacar )
"Sehari setelah muncul semburan di Desa Mrisi, BPBD telah melakukan pengecekan lokasi dua titik semburan gas di Desa Ngrajek. Dua titik semburan gas di Desa Ngrajek berada di lahan yang sangat rentan dengan kemunculan gas rawa," ujar Budi.
Grobogan, tutur Budi, dulu adalah wilayah rawa yang kini sudah berubah menjadi sebuah perdesaan. Sehingga kemungkinan besar jika warga melakukan penggalian sumur dengan kedalaman lebih dari tiga puluh meter, akan muncul semburan air bercampur gas ataupun gas panas yang mudah terbakar.
Sementara itu, warga Desa Mrisi berjaga 24 jam untuk memantau kondisi gas dengan menyalakan api di atas lubang sumur. Puluhan pemuda Desa Mrisi berjaga di sekitaran semburan gas panas di tanah milik Feriwanto tersebut.
Selama 24 jam, mereka bergantian untuk berjaga dan mengawasi kondisi letupan gas panas yang muncul dari dalam sumur bor. Jika api mati tertiup angin, warga langsung menyalakan kembali sehingga tekanan gas bisa terpantau. Di hari kedua, kondisi tekanan semburan gas masih stabil, sementara air yang keluar dari dalam pipa kini sudah mulai mengering.
(awd)
tulis komentar anda