Tukang Jahit dan Ketua RW yang Berani Nantang Gibran di Pilkada Solo
Kamis, 10 September 2020 - 17:01 WIB
Ketika terus berupaya mengumpulkan syarat dukungan, Bajo juga terus melakukan sosialisasi di masyarakat. Caranya dengan mendatangi tokoh tokoh di Kota Solo untuk meminta doa restu. Dalam keseharian, Bagyo Wahyono mengaku sebagai tukang jahit dan lahir pada 26 Januari 1961 yang beralamat di Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo.
Sedangkan Supardjo lahir 10 April 1961 merupakan ketua Rukun Warga (RW) yang juga bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah lembaga (LPK). Supardjo tinggal di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
Untuk maju calon independent, pasangan Bajo mengaku telah mempersiapkan sejak sembilan bulan lamanya. Terhitung sebelum menyerahkan syarat dukungan ke KPU Solo, 21 Februari 2020. Mereka door to door untuk mendapatkan dukungan. Mengenai biaya politik, Bagyo mengaku tidak memiliki modal apapun. Dirinya bersama relawan Tikus Pithi Hanata Baris bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan biaya politik. (bersambung)
Lihat Juga: Profil Letkol Devy Kristiono, Ajudan Wapres Gibran Rakabuming Raka yang Pernah Jabat Dandim 0735 Surakarta
Sedangkan Supardjo lahir 10 April 1961 merupakan ketua Rukun Warga (RW) yang juga bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah lembaga (LPK). Supardjo tinggal di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
Untuk maju calon independent, pasangan Bajo mengaku telah mempersiapkan sejak sembilan bulan lamanya. Terhitung sebelum menyerahkan syarat dukungan ke KPU Solo, 21 Februari 2020. Mereka door to door untuk mendapatkan dukungan. Mengenai biaya politik, Bagyo mengaku tidak memiliki modal apapun. Dirinya bersama relawan Tikus Pithi Hanata Baris bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan biaya politik. (bersambung)
Lihat Juga: Profil Letkol Devy Kristiono, Ajudan Wapres Gibran Rakabuming Raka yang Pernah Jabat Dandim 0735 Surakarta
(shf)
tulis komentar anda