Ada Pesawat Alami Kendala di Manado, Begini Penanganannya
Kamis, 10 September 2020 - 08:44 WIB
MANADO - Weris Airlines WRS 189 dengan tipe pesawat A 320 dari Kuala Lumpur, menuju Manado , yang membawa 85 orang penumpang dan enam orang kru mengalami permasalahan pada sistem hidrolik.
(Baca juga: Ada Kobaran Api di Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi Manado )
Pada ketinggian 10.0000 ft atau sekitar 20 mil dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado , pilot menyatakan bahwa indikator hidrolik sistem menyala yang menandai adanya kegagalan fungsi pada sistem hidrolik dan meminta untuk terbang lebih rendah lagi.
Pilot pun memutuskan untuk holding selama 15 menit sambil memperbaiki sistem hidrolik. Setelah mendapat informasi dari pilot, petugas tower Airnav Indonesia langsung menghubungi watch room Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF).
ARFF langsung menginformasikan kepada seluruh personel serta menghubungi unit internal Bandara Sam Ratulangi Manado untuk meneruskan informasi tersebut kepada instansi eksternal terkait seperti Basarnas, Damkar Kota Manado , dan Bea Cukai, Imigrasi, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk bersiaga.
Meski permasalahan sistem hidrolik akhirnya berhasil diperbaiki, namun terdapat dua orang penumpang yang pingsan karena suhu tubuh tinggi dengan temperature 38 dan 39 derajat. Menindaklanjuti laporan cabin crew, pilot pun memutuskan untuk segera mendarat. Pesawat pun berhasil mendarat dengan normal dan kedua penumpang langung dirujuk ke rumah sakit rujukan.
(Baca juga: Sempat Drop, Sekertaris Satgas COVID-19 Babel Kembali ke RS )
Peristiwa tersebut merupakan simulasi table top exercise yang digelar Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado secara virtual dengan melibatkan lebih dari 50 personel lintas instansi yang masuk dalam komite bandara, di antaranya Kantor Otoritas Bandara Wilayah VIII, Airnav, Basarnas, Bea Cukai, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kebakaran Kota Manado , dan unit internal terkait lainnya.
General Manager Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Minggus ET Gandeguai mengatakan kegiatan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan dan menguji kesigapan personel dalam mengantisipasi keadaan darurat dan dilaksanakan untuk menguji alur koordinasi, komunikasi, dan komando antar anggota komite dalam penangann keadaan darurat.
(Baca juga: Ada Kobaran Api di Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi Manado )
Pada ketinggian 10.0000 ft atau sekitar 20 mil dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado , pilot menyatakan bahwa indikator hidrolik sistem menyala yang menandai adanya kegagalan fungsi pada sistem hidrolik dan meminta untuk terbang lebih rendah lagi.
Pilot pun memutuskan untuk holding selama 15 menit sambil memperbaiki sistem hidrolik. Setelah mendapat informasi dari pilot, petugas tower Airnav Indonesia langsung menghubungi watch room Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF).
ARFF langsung menginformasikan kepada seluruh personel serta menghubungi unit internal Bandara Sam Ratulangi Manado untuk meneruskan informasi tersebut kepada instansi eksternal terkait seperti Basarnas, Damkar Kota Manado , dan Bea Cukai, Imigrasi, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk bersiaga.
Meski permasalahan sistem hidrolik akhirnya berhasil diperbaiki, namun terdapat dua orang penumpang yang pingsan karena suhu tubuh tinggi dengan temperature 38 dan 39 derajat. Menindaklanjuti laporan cabin crew, pilot pun memutuskan untuk segera mendarat. Pesawat pun berhasil mendarat dengan normal dan kedua penumpang langung dirujuk ke rumah sakit rujukan.
(Baca juga: Sempat Drop, Sekertaris Satgas COVID-19 Babel Kembali ke RS )
Peristiwa tersebut merupakan simulasi table top exercise yang digelar Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado secara virtual dengan melibatkan lebih dari 50 personel lintas instansi yang masuk dalam komite bandara, di antaranya Kantor Otoritas Bandara Wilayah VIII, Airnav, Basarnas, Bea Cukai, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kebakaran Kota Manado , dan unit internal terkait lainnya.
General Manager Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Minggus ET Gandeguai mengatakan kegiatan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan dan menguji kesigapan personel dalam mengantisipasi keadaan darurat dan dilaksanakan untuk menguji alur koordinasi, komunikasi, dan komando antar anggota komite dalam penangann keadaan darurat.
tulis komentar anda