Waduh, 8.121 Jiwa Warga Bandung Masuk Kategori Stunting
Selasa, 08 September 2020 - 12:40 WIB
BANDUNG - Sekitar 8.121 warga di Kota Bandung masuk kategori stunting atau mengalami gangguan pertumbuhan (kerdil).
Pemkot Bandung membuat terobosan program Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat (Tanginas) untuk menekan warga dengan kategori gangguan fisik itu.
Ketua Penggerak PKK Kota Bandung Siti Muntamah mengatakan, saat ini jumlah penduduk stunting di Kota Bandung mencapai 8.121 orang.
Dari jumlah itu, sekitar 2.700 masuk kategori anak dibawah lima tahun (Balita). Tak hanya itu, sekitar 50.000 penduduk lainnya masuk kategori rawan stunting.
"Itu yang akan diintervensi oleh kami melalui program Tanginas. Mereka ada di 15 kelurahan di 11 kecamatan di Kota Bandung," kata Siti saat launching Program Tangginas di Kantor Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Selasa (8/9/2020).
Menurut dia, ada hal yang bakal dilakukan Pemkot Bandung melalui program ini. Yaitu memberikan gizi spesifik yaitu, memberikan asupan gizi bagi stunting bayi di bawah 2 tahun. Termasuk kepada ibu hamil dengan memberikan makanan protein bergizi satu minggu dua kali.
Kedua dengan melakukan program berkelanjutan kepada seluruh masyarakat dan melibatkan agar mereka ikut berkolaborasi. Ketiga ekonomi masyarakat diintervensi, terutama keluarga yang memiliki batita stunting.
"Kami intervensi melalui pelatihan termasuk tentu saja kader posyandu dengan menggelar bulan penimbangan balita akan di review," jelas dia. (Baca juga: Laut Sukabumi Diguncang Gempa 4,9 SR, Getaran Terasa Sampai Bandung)
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengapresiasi kepada stakeholder dan masyarakat Bandung yang mendukung program ini. Sehingga harapannya, penduduk stunting di Bandung bisa terus ditekan. Dia mengklaim, angka stunting pada 2019 turun dibanding 2018.
"Saya berharap Bandung tanginas bisa menekan angka stunting di Bandung dengan cara berkolaborasi antara masyarakat dari SKPD terkait, seperti Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kesehatan, dan lainnya. Semua berkolaborasi menghadirkan makanan bergizi," papar dia.
Karena menurut dia, menghadirkan makanan bergizi tidak perlu mahal. Makanannya berizi bisa didapat dari sayuran dna telur. Makanan itu bisa didapat dengan komitmen kuat warga untuk menghadirkan makanan bergizi bagi keluarganya. (Baca juga: Polisi Selidiki Perampokan di SPBU, Periksa Saksi dan Rekaman CCTV)
Pemkot Bandung, kata dia, akan memberikan treatment khusus kepada 15 kelurahan di Bandung dengan kasus stunting tinggi.
Pemkot Bandung membuat terobosan program Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat (Tanginas) untuk menekan warga dengan kategori gangguan fisik itu.
Ketua Penggerak PKK Kota Bandung Siti Muntamah mengatakan, saat ini jumlah penduduk stunting di Kota Bandung mencapai 8.121 orang.
Dari jumlah itu, sekitar 2.700 masuk kategori anak dibawah lima tahun (Balita). Tak hanya itu, sekitar 50.000 penduduk lainnya masuk kategori rawan stunting.
"Itu yang akan diintervensi oleh kami melalui program Tanginas. Mereka ada di 15 kelurahan di 11 kecamatan di Kota Bandung," kata Siti saat launching Program Tangginas di Kantor Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Selasa (8/9/2020).
Menurut dia, ada hal yang bakal dilakukan Pemkot Bandung melalui program ini. Yaitu memberikan gizi spesifik yaitu, memberikan asupan gizi bagi stunting bayi di bawah 2 tahun. Termasuk kepada ibu hamil dengan memberikan makanan protein bergizi satu minggu dua kali.
Kedua dengan melakukan program berkelanjutan kepada seluruh masyarakat dan melibatkan agar mereka ikut berkolaborasi. Ketiga ekonomi masyarakat diintervensi, terutama keluarga yang memiliki batita stunting.
"Kami intervensi melalui pelatihan termasuk tentu saja kader posyandu dengan menggelar bulan penimbangan balita akan di review," jelas dia. (Baca juga: Laut Sukabumi Diguncang Gempa 4,9 SR, Getaran Terasa Sampai Bandung)
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengapresiasi kepada stakeholder dan masyarakat Bandung yang mendukung program ini. Sehingga harapannya, penduduk stunting di Bandung bisa terus ditekan. Dia mengklaim, angka stunting pada 2019 turun dibanding 2018.
"Saya berharap Bandung tanginas bisa menekan angka stunting di Bandung dengan cara berkolaborasi antara masyarakat dari SKPD terkait, seperti Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kesehatan, dan lainnya. Semua berkolaborasi menghadirkan makanan bergizi," papar dia.
Karena menurut dia, menghadirkan makanan bergizi tidak perlu mahal. Makanannya berizi bisa didapat dari sayuran dna telur. Makanan itu bisa didapat dengan komitmen kuat warga untuk menghadirkan makanan bergizi bagi keluarganya. (Baca juga: Polisi Selidiki Perampokan di SPBU, Periksa Saksi dan Rekaman CCTV)
Pemkot Bandung, kata dia, akan memberikan treatment khusus kepada 15 kelurahan di Bandung dengan kasus stunting tinggi.
(boy)
tulis komentar anda