TP PKK Komitmen Hilangkan Budaya KKN dari Mimika Papua
Senin, 17 Maret 2025 - 14:46 WIB
Selaras dengan sistem sederhana pelaporan tersebut, penguatan mental dan spiritual antikorupsi dalam diri setiap insan di TP-PKK, agar menjadi pribadi jujur dan berintegritas, juga ditanamkan khususnya kepada kaum wanita di Mimika.
Anggota PKK yang mayoritas terdiri dari mama-mama yang kuat dan hebat, sejatinya dapat menjadi contoh integritas dan perilaku antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menginspirasi masyarakat untuk bertindak jujur dan bertanggung jawab.
“Bukan sekadar melahirkan, peran sentral wanita Mimika dalam proses asah, asih, dan asuh buah hati, sangat menentukan kualitas generasi penerus masa depan Mimika yang sehat, cerdas dan memiliki karakter kuat dalam menjaga moral, etika, budaya serta nilai-nilai kejujuran dalam perjalanan hidupnya kelak,” jelas Prisilia.
Nilai-nilai spiritual dan kejujuran yang senantiasa disemai, ditanamkan serta di rawat baik sejak dini oleh kaum hawa, tentunya alam membentuk mental dan spiritual anak-anak Mimika menjadi sosok sederhana, yang memiliki karakter kuat, sebagai pribadi antikorupsi.
Generasi muda dengan sosok pribadi sederhana antikorupsi yang terlahir dari rahim wanita Mimika inilah, menjadi harapan terbentuknya pandangan serta kultur/budaya baru antikorupsi, di mana setiap individu di Mimika membiasakan diri dengan yang benar (kejujuran), bukan lagi membenarkan kebiasaan (KKN) dalam setiap tarikan nafas di bumi Papua.
“Namun juga tidak dapat kita dipungkiri, bahwasanya masih ada segelintir oknum perempuan yang menjadi pemantik bahkan terlibat aktif dalam pusaran tindak pidana korupsi,” ungkap Prisilia.
Melihat hal ini, Prisilia mendorong dan mengajak semua perempuan di Mimika untuk turut serta menjadi agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang di inisiasi Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI).
Agen-agen SPAK, terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, buruh, aktivis, guru, hingga perempuan yang berkarier di pemerintahan dan swasta, serta istri-istri pejabat maupun penyelenggara negara yang suaminya sangat rentan terlibat tindak pidana korupsi.
Menanamkan budaya antikorupsi dan berperilaku jujur yang dimulai dari diri sendiri lalu menular ke keluarga, saudara, teman atau sahabat, tentunya akan membentuk dan memperluas ekosistem budaya antikorupsi di Mimika.
“Apabila kultur antikorupsi yang sarat dengan nilai-nilai kejujuran di dalamnya dapat mengental di Bumi Cendrawasih, saya dan kita semua pastinya tidak akan lagi melihat pemandangan mirisnya kondisi masyarakat Mimika, yang berdiri di atas emas namun masih berjalan tanpa alas,” katanya.
Anggota PKK yang mayoritas terdiri dari mama-mama yang kuat dan hebat, sejatinya dapat menjadi contoh integritas dan perilaku antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menginspirasi masyarakat untuk bertindak jujur dan bertanggung jawab.
“Bukan sekadar melahirkan, peran sentral wanita Mimika dalam proses asah, asih, dan asuh buah hati, sangat menentukan kualitas generasi penerus masa depan Mimika yang sehat, cerdas dan memiliki karakter kuat dalam menjaga moral, etika, budaya serta nilai-nilai kejujuran dalam perjalanan hidupnya kelak,” jelas Prisilia.
Nilai-nilai spiritual dan kejujuran yang senantiasa disemai, ditanamkan serta di rawat baik sejak dini oleh kaum hawa, tentunya alam membentuk mental dan spiritual anak-anak Mimika menjadi sosok sederhana, yang memiliki karakter kuat, sebagai pribadi antikorupsi.
Generasi muda dengan sosok pribadi sederhana antikorupsi yang terlahir dari rahim wanita Mimika inilah, menjadi harapan terbentuknya pandangan serta kultur/budaya baru antikorupsi, di mana setiap individu di Mimika membiasakan diri dengan yang benar (kejujuran), bukan lagi membenarkan kebiasaan (KKN) dalam setiap tarikan nafas di bumi Papua.
“Namun juga tidak dapat kita dipungkiri, bahwasanya masih ada segelintir oknum perempuan yang menjadi pemantik bahkan terlibat aktif dalam pusaran tindak pidana korupsi,” ungkap Prisilia.
Melihat hal ini, Prisilia mendorong dan mengajak semua perempuan di Mimika untuk turut serta menjadi agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang di inisiasi Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI).
Agen-agen SPAK, terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, buruh, aktivis, guru, hingga perempuan yang berkarier di pemerintahan dan swasta, serta istri-istri pejabat maupun penyelenggara negara yang suaminya sangat rentan terlibat tindak pidana korupsi.
Menanamkan budaya antikorupsi dan berperilaku jujur yang dimulai dari diri sendiri lalu menular ke keluarga, saudara, teman atau sahabat, tentunya akan membentuk dan memperluas ekosistem budaya antikorupsi di Mimika.
“Apabila kultur antikorupsi yang sarat dengan nilai-nilai kejujuran di dalamnya dapat mengental di Bumi Cendrawasih, saya dan kita semua pastinya tidak akan lagi melihat pemandangan mirisnya kondisi masyarakat Mimika, yang berdiri di atas emas namun masih berjalan tanpa alas,” katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda