Antre Berjam-jam untuk Dapatkan LPG 3 Kg, Warga Bogor: Nyiksa Rakyat
Selasa, 04 Februari 2025 - 11:32 WIB
BOGOR - Antrean panjang warga yang hendak membeli gas elpiji 3 kilogram masih terus terjadi. Salah satunya di Pangkalan Gas Elpiji di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Warga rela antre berjam-jam untuk mendapatkan gas di pangkalan tersebut. Hal itu pun dikeluhkan warga yang merasa kesulitan dengan aturan baru.
"Menyiksa ini mah, rumah saya deket ngantrenya yang lama. Ke Cimanggu, Yasmin, ini ketiga kalinya di sini," kata salah satu warga yang mengantre, Badri (71), Selasa (4/2/2025).
Pria paruh baya ini menyebut, niat pemerintah untuk membuat harga gas subsidi tidak melambung tinggi ini justru terbalik. Karena, warga harus merogoh untuk ongkos dan lainnya dengan mendatangi pangkalan gas.
"Jadi susah ini mah, ganti dah caranya nyiksa rakyat ini mah. Jadi naik, jadi tambah naik, belum antre 2 jam (habis) berapa duit," ungkapnya.
Dengan begitu, Badri mengaku tidak setuju dengan aturan yang baru ini. Diharapkan pemerintah bisa mengembalikan kondisi semula dimana masyarakat bisa mendapat gas dengan mudah di pengecer. "Tidak setuju pokoknya mah, tolong diganti lagi (aturannya) lah," pintanya.
Warga lainnya, M. Yusuf (45) mengaku keberatan dengan aturan yang baru ini. Penjual gorengan itu kesulitan mencari gas untuk kebutuhannya berjualan.
"Gorengan mah kan apinya harus nyala terus, enggak kaya masak biasa. Jadi, gasnya harus lebih dari satu gitu. Harapannya dipermudah aja gitu. Apalagi saya kan mata pencahariannya jualan gorengan," ucap Yusuf.
Warga rela antre berjam-jam untuk mendapatkan gas di pangkalan tersebut. Hal itu pun dikeluhkan warga yang merasa kesulitan dengan aturan baru.
"Menyiksa ini mah, rumah saya deket ngantrenya yang lama. Ke Cimanggu, Yasmin, ini ketiga kalinya di sini," kata salah satu warga yang mengantre, Badri (71), Selasa (4/2/2025).
Baca Juga
Pria paruh baya ini menyebut, niat pemerintah untuk membuat harga gas subsidi tidak melambung tinggi ini justru terbalik. Karena, warga harus merogoh untuk ongkos dan lainnya dengan mendatangi pangkalan gas.
"Jadi susah ini mah, ganti dah caranya nyiksa rakyat ini mah. Jadi naik, jadi tambah naik, belum antre 2 jam (habis) berapa duit," ungkapnya.
Dengan begitu, Badri mengaku tidak setuju dengan aturan yang baru ini. Diharapkan pemerintah bisa mengembalikan kondisi semula dimana masyarakat bisa mendapat gas dengan mudah di pengecer. "Tidak setuju pokoknya mah, tolong diganti lagi (aturannya) lah," pintanya.
Warga lainnya, M. Yusuf (45) mengaku keberatan dengan aturan yang baru ini. Penjual gorengan itu kesulitan mencari gas untuk kebutuhannya berjualan.
"Gorengan mah kan apinya harus nyala terus, enggak kaya masak biasa. Jadi, gasnya harus lebih dari satu gitu. Harapannya dipermudah aja gitu. Apalagi saya kan mata pencahariannya jualan gorengan," ucap Yusuf.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda