Hendi Apresiasi Kondusivitas Kota Semarang Selama COVID-19
Rabu, 02 September 2020 - 09:28 WIB
SEMARANG - Selama pandemi COVID-19 , kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Semarang terjaga dengan baik. Bahkan angka kriminalitas menurun. Ini tercipta berkat kinerja semua pihak dan kepedulian masyarakat terhadap sesama.
Sehingga tidak terjadi gejolak sosial, meski pandemi COVID-19 berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Aas dasar itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi memberikan apresiasi atas kinerja semua pihak dan dukungan masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah Kota Semarang. (Baca juga: Ledakan Keras Awali Kebakaran Pabrik Polytron )
"Berdasarkan laporan Pak Kapolrestabes kepada saya, di daerah lain selama COVID isinya demo karena sembako tidak rata atau bantuan sosial tunai tidak rata. Tapi di Kota Semarang demo tidak ada, kriminalitas pun juga menurun dan kondusifitas terjaga dengan baik,” kata Hendi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: Tak Dimungkiri, E-commerce Solusi Pacu Perdagangan Kala Pandemi )
Menurut Hendi, tidak adanya gejolak sosial ini, juga tidak lepas dari bantuan sosial yang terus disalurkan Pemerintah Kota Semarang serta dukungan dari kelompok masyarakat yang mampu untuk turut menyalurkan bantuan bagi warga yang membutuhkan. “Kurangnya bantuan disengkuyung masyarakat dari kelompok yang mampu. Kekuatan ini bisa membuat warga di sekitarnya tetap adem, tetap tenang,” ungkap Hendi.
Kondisi ini berhasil terwujud karena adanya komitmen untuk bergerak bersama, di mana warga yang mampu turut mendukung pemerintah membangun jaring pengaman sosial. Bahkan tutur Hendi, presiden pun mengapresiasi usaha yang dilakukan Kota Semarang. "Kita itu tidak menerapkan lockdown atau PSBB, namun tetap memberikan BST atau Bantuan Sosial Tunai,” kata dia.
Hendi mengungkapkan apresiasinya kepada pengurus MUI karena sudah mampu menyampaikan kebijakan pemerintah kepada seluruh jamaah dengan baik. Ke depan, pihaknya akan terus berkomitmen untuk menyosialisasikan SOP kesehatan dalam kegiatan keagamaan melalui safari Jumatan dan Salat Isya.
“Dulu kan belum sepaham nih soal memutus mata rantai sehingga ada masjid dan musala yang tetap Jumatan, namun ada pula yang tidak menyelenggarakan Jumatan. Ada yang menahan diri di rumah,” kata Hendi.
Sehingga dalam berbagai kesempatan dirinya akan terus melakukan sosialisasi tentang SOP kesehatan bersama dengan para tokoh MUI Kota Semarang.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Semarang Erfan Soebahar meyatakan, masalah kesehatan merupakan hal yang harus ditangani semua pihak. “Kita sudah sama-sama sadar bahwa masalah kesehatan ini masalah kita bersama, kita biasakan diri memakai masker, physical distancing kita biasakan juga, cuci tangan juga kita lakukan bersama,” pungkas dia.
Sehingga tidak terjadi gejolak sosial, meski pandemi COVID-19 berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Aas dasar itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi memberikan apresiasi atas kinerja semua pihak dan dukungan masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah Kota Semarang. (Baca juga: Ledakan Keras Awali Kebakaran Pabrik Polytron )
"Berdasarkan laporan Pak Kapolrestabes kepada saya, di daerah lain selama COVID isinya demo karena sembako tidak rata atau bantuan sosial tunai tidak rata. Tapi di Kota Semarang demo tidak ada, kriminalitas pun juga menurun dan kondusifitas terjaga dengan baik,” kata Hendi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: Tak Dimungkiri, E-commerce Solusi Pacu Perdagangan Kala Pandemi )
Menurut Hendi, tidak adanya gejolak sosial ini, juga tidak lepas dari bantuan sosial yang terus disalurkan Pemerintah Kota Semarang serta dukungan dari kelompok masyarakat yang mampu untuk turut menyalurkan bantuan bagi warga yang membutuhkan. “Kurangnya bantuan disengkuyung masyarakat dari kelompok yang mampu. Kekuatan ini bisa membuat warga di sekitarnya tetap adem, tetap tenang,” ungkap Hendi.
Kondisi ini berhasil terwujud karena adanya komitmen untuk bergerak bersama, di mana warga yang mampu turut mendukung pemerintah membangun jaring pengaman sosial. Bahkan tutur Hendi, presiden pun mengapresiasi usaha yang dilakukan Kota Semarang. "Kita itu tidak menerapkan lockdown atau PSBB, namun tetap memberikan BST atau Bantuan Sosial Tunai,” kata dia.
Hendi mengungkapkan apresiasinya kepada pengurus MUI karena sudah mampu menyampaikan kebijakan pemerintah kepada seluruh jamaah dengan baik. Ke depan, pihaknya akan terus berkomitmen untuk menyosialisasikan SOP kesehatan dalam kegiatan keagamaan melalui safari Jumatan dan Salat Isya.
“Dulu kan belum sepaham nih soal memutus mata rantai sehingga ada masjid dan musala yang tetap Jumatan, namun ada pula yang tidak menyelenggarakan Jumatan. Ada yang menahan diri di rumah,” kata Hendi.
Sehingga dalam berbagai kesempatan dirinya akan terus melakukan sosialisasi tentang SOP kesehatan bersama dengan para tokoh MUI Kota Semarang.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Semarang Erfan Soebahar meyatakan, masalah kesehatan merupakan hal yang harus ditangani semua pihak. “Kita sudah sama-sama sadar bahwa masalah kesehatan ini masalah kita bersama, kita biasakan diri memakai masker, physical distancing kita biasakan juga, cuci tangan juga kita lakukan bersama,” pungkas dia.
(nth)
tulis komentar anda