Kisah Pernikahan Kontroversi Raden Wijaya dengan Putri Cantik Raja Melayu
Senin, 25 November 2024 - 06:57 WIB
SETELAH menikahi empat putri dari Raja Singasari Kertanagara, Raden Wijaya memutuskan menikahi putri Raja Melayu. Putri Raja Melayu bernama Dara Petak, dinikahi oleh Raden Wijaya usai keberhasilan pasukan Majapahit mengalahkan Tentara Mongol dan mengusirnya dari Pulau Jawa.
Dara Petak, putri Raja Melayu itu turut serta ke Jawa usai kepulangan pasukan Singasari dalam Ekspedisi Pamalayu-nya. Meski secara fisik bangunan kerajaan sudah tidak ada lagi, sehingga sempat membuat kaget para pasukan Singasari yang berada di mancanegara.
Pasukan Singasari ini berhasil membawa oleh-oleh berupa dua putri Kerajaan Melayu, yakni Dara Jingga dan Dara Petak. Raja Melayu mengirimkan dua putrinya tanpa mengetahui bahwa Kertanagara telah meninggal dalam sebuah serangan Jayakatwang.
Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Kertanagara pun buru-buru menikahi sang putri raja Melayu yang muda. Sosoknya memang cantik, tapi upaya Raden Wijaya yang menjadi Raja Pertama Kerajaan Majapahit dikategorikan gegabah.
Earl Drake dalam bukunya "Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit", menyebut Raden Wijaya tidak tahu apa yang harus diperbuat. Takut dianggap melecehkan sekutu lama Singasari di Sumatra, ia tak berencana mengantar keduanya pulang.
Alhasil, setelah menikahi Dara Petak, sang kakak Dara Jingga ia tawarkan kepada perwira seniornya. Ia hanya menerima satu lamaran, yakni kepada Dara Jingga. Langkah ini disebut gegabah dan terkesan terburu-buru.
Memang sebagai raja, memiliki lebih dari satu istri memang diperkenankan. Tetapi biasanya perkawinan semacam itu hanya dilakukan untuk alasan-alasan yang berhubungan dengan kedinastian saja.
Dalam hal Raden Wijaya yang sedang mendirikan sebuah dinasti baru di masa krisis, amatlah penting baginya untuk mengukuhkan integritasnya dengan mempererat jalinannya dengan keluarga ternama dari raja terdahulu, Kertanagara.
Dara Petak, putri Raja Melayu itu turut serta ke Jawa usai kepulangan pasukan Singasari dalam Ekspedisi Pamalayu-nya. Meski secara fisik bangunan kerajaan sudah tidak ada lagi, sehingga sempat membuat kaget para pasukan Singasari yang berada di mancanegara.
Pasukan Singasari ini berhasil membawa oleh-oleh berupa dua putri Kerajaan Melayu, yakni Dara Jingga dan Dara Petak. Raja Melayu mengirimkan dua putrinya tanpa mengetahui bahwa Kertanagara telah meninggal dalam sebuah serangan Jayakatwang.
Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Kertanagara pun buru-buru menikahi sang putri raja Melayu yang muda. Sosoknya memang cantik, tapi upaya Raden Wijaya yang menjadi Raja Pertama Kerajaan Majapahit dikategorikan gegabah.
Earl Drake dalam bukunya "Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit", menyebut Raden Wijaya tidak tahu apa yang harus diperbuat. Takut dianggap melecehkan sekutu lama Singasari di Sumatra, ia tak berencana mengantar keduanya pulang.
Alhasil, setelah menikahi Dara Petak, sang kakak Dara Jingga ia tawarkan kepada perwira seniornya. Ia hanya menerima satu lamaran, yakni kepada Dara Jingga. Langkah ini disebut gegabah dan terkesan terburu-buru.
Memang sebagai raja, memiliki lebih dari satu istri memang diperkenankan. Tetapi biasanya perkawinan semacam itu hanya dilakukan untuk alasan-alasan yang berhubungan dengan kedinastian saja.
Dalam hal Raden Wijaya yang sedang mendirikan sebuah dinasti baru di masa krisis, amatlah penting baginya untuk mengukuhkan integritasnya dengan mempererat jalinannya dengan keluarga ternama dari raja terdahulu, Kertanagara.
tulis komentar anda