Pelaku Ekspor-Impor Bersertifikat Masih Minim
Minggu, 30 Agustus 2020 - 09:00 WIB
SURABAYA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menyebut, jumlah pelaku ekspor impor yang mengantongi sertifikasi profesi masih sangat minim. Padahal, sertifikasi profesi sangat penting dimiliki karena menjadi bukti mereka berkompeten di bidangnya.
Sertifikasi ini juga akan menjadi bekal bagi mereka untuk memenangkan pertarungan di kancah perdagangan internasional. "Hanya saja, karena banyak yang tidak paham dan kurangnya sosialisasi, akhirnya jumlah pelaku ekspor impor yang bersertifikat di Jawa Timur masih tidak banyak," kata Adik, Minggu (30/8/2020).
(Baca juga: 6 Korban Longsor Tambang Timah Berhasil Ditemukan, Semua Tewas6 Korban Longsor Tambang Timah Berhasil Ditemukan, Semua Tewas )
Pihaknya sendiri terus mendorong agar pelaku ekspor impor memiliki sertifikasi profesi. Salah satunya dengan menggelar uji kompetensi bagi pelaku ekspor impor. Dalam kegiatan ini, Kadin Jatim melalui Kadin Institute bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Ekspor Impor Internasional.
"Di tahun ini, Kadin institute sebagai tempat uji kompetensi, juga akan melaksanakan pelatihan dan uji kompetensi untuk wirausaha, UMKM, koperasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)," ujar Adik.
Sejauh ini, kata dia, pelaku ekspor dan impor memang tidak banyak yang mengikuti uji kompetensi. Apalagi lembaga yang berhak mengadakan uji kompetensi juga masih sangat sedikit. Di Indonesia hanya ada dua. Yakni di Jakarta dan di Surabaya.
"Sebenarnya sasaran kita (peserta uji kompetensi) tidak hanya di wilayah Jatim saja, tetapi di seluruh Indonesia bagian timur. Bagaimana tenaga kerja ekspor impor ini memiliki kompetensi agar mampu bertarung dengan luar negeri. Sebab sertifikat yang akan diberikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau BNSP nanti berlaku secara internasional selama tiga tahun," katanya.
Dia menambahkan, pada masa pandemi COVID-19 ini, keberadaan eksportir yang tersertifikasi juga diyakini bisa lebih cerdik dan cerdas untuk menggaet pasar internasional. Sehingga pemulihan ekonomi nasional bisa semakin cepat dilaksanakan.
"Pasar internasional lesu gara-gara merebaknya virus corona. Ini perlu inovasi. Saya yakin jika pelaku ekspor kita sudah tersertifikasi, mereka akan bisa mengatasinya sehingga ekspor kita akan cepat naik" katanya
Sertifikasi ini juga akan menjadi bekal bagi mereka untuk memenangkan pertarungan di kancah perdagangan internasional. "Hanya saja, karena banyak yang tidak paham dan kurangnya sosialisasi, akhirnya jumlah pelaku ekspor impor yang bersertifikat di Jawa Timur masih tidak banyak," kata Adik, Minggu (30/8/2020).
(Baca juga: 6 Korban Longsor Tambang Timah Berhasil Ditemukan, Semua Tewas6 Korban Longsor Tambang Timah Berhasil Ditemukan, Semua Tewas )
Pihaknya sendiri terus mendorong agar pelaku ekspor impor memiliki sertifikasi profesi. Salah satunya dengan menggelar uji kompetensi bagi pelaku ekspor impor. Dalam kegiatan ini, Kadin Jatim melalui Kadin Institute bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Ekspor Impor Internasional.
"Di tahun ini, Kadin institute sebagai tempat uji kompetensi, juga akan melaksanakan pelatihan dan uji kompetensi untuk wirausaha, UMKM, koperasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)," ujar Adik.
Sejauh ini, kata dia, pelaku ekspor dan impor memang tidak banyak yang mengikuti uji kompetensi. Apalagi lembaga yang berhak mengadakan uji kompetensi juga masih sangat sedikit. Di Indonesia hanya ada dua. Yakni di Jakarta dan di Surabaya.
"Sebenarnya sasaran kita (peserta uji kompetensi) tidak hanya di wilayah Jatim saja, tetapi di seluruh Indonesia bagian timur. Bagaimana tenaga kerja ekspor impor ini memiliki kompetensi agar mampu bertarung dengan luar negeri. Sebab sertifikat yang akan diberikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau BNSP nanti berlaku secara internasional selama tiga tahun," katanya.
Dia menambahkan, pada masa pandemi COVID-19 ini, keberadaan eksportir yang tersertifikasi juga diyakini bisa lebih cerdik dan cerdas untuk menggaet pasar internasional. Sehingga pemulihan ekonomi nasional bisa semakin cepat dilaksanakan.
"Pasar internasional lesu gara-gara merebaknya virus corona. Ini perlu inovasi. Saya yakin jika pelaku ekspor kita sudah tersertifikasi, mereka akan bisa mengatasinya sehingga ekspor kita akan cepat naik" katanya
(msd)
tulis komentar anda