Sekolah Alam Anak Dusun Ambatunin, Tanpa Atap Tetap Semangat
Sabtu, 29 Agustus 2020 - 14:29 WIB
BALANGAN - Sebagai wilayah terpencil , Dusun Ambatunin, Desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan , minim akses.
Baik jalan, telekomunikasi maupun sarana pendidikan. Sehingga masyarakatnya hidup dalam kondisi serba terbatas.
Terlebih dunia pendidikan di kawasan pedalaman ini, sulit diakses, mengingat tingginya perjuangan menuju lokasi. Butuh waktu lama, dan energi fisik yang kuat untuk mencapainya.
Karena kondisi jalan cukup ekstrim melintasi hutan belantara yang terjal dan dipenuhi jurang. Akibatnya banyak warga setempat tak kenal tulis baca, karena bertahun-tahun tak bisa menikmati pendidikan.
Namun belakangan, seorang guru kunjung masuk ke dusun mereka. Memberikan pendidikan dan wawasan, terutama tentang baca tulis. Dengan satu guru ini, belasan anak usia belajar mendapatkan pendidikan. (BACA JUGA: Anggota Brimob dan Keluarganya Dikeroyok Sejumlah Preman di Maumere)
Mereka dibuatkan satu tempat belajar tanpa bangunan. Hanya sepotong terpal melindungi mereka dari terik matahari, dengan fasilitas meja kursi seadanya.
Meski demikian, masalah belum mereda, mengingat akses yang terbatas, guru kunjung hanya mampu mampir dua pekan sekali, dengan proses belajar mengajar selama beberapa jam saja.
Di tengah keterbatasan, animo bocah dusun sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Mereka merasa senang bisa mengenyam pendidikan.
Suatu ketika para pemangku kepentingan di instansi terkait menengok ke lokasi minim akses pendidikan ini, mencari kebenaran kondisinya secara langsung. Saat tiba, mereka mendapati belasan siswa bersemangat untuk belajar, walaupun tidak ada sekolah di tempat tersebut.
Baik jalan, telekomunikasi maupun sarana pendidikan. Sehingga masyarakatnya hidup dalam kondisi serba terbatas.
Terlebih dunia pendidikan di kawasan pedalaman ini, sulit diakses, mengingat tingginya perjuangan menuju lokasi. Butuh waktu lama, dan energi fisik yang kuat untuk mencapainya.
Karena kondisi jalan cukup ekstrim melintasi hutan belantara yang terjal dan dipenuhi jurang. Akibatnya banyak warga setempat tak kenal tulis baca, karena bertahun-tahun tak bisa menikmati pendidikan.
Namun belakangan, seorang guru kunjung masuk ke dusun mereka. Memberikan pendidikan dan wawasan, terutama tentang baca tulis. Dengan satu guru ini, belasan anak usia belajar mendapatkan pendidikan. (BACA JUGA: Anggota Brimob dan Keluarganya Dikeroyok Sejumlah Preman di Maumere)
Mereka dibuatkan satu tempat belajar tanpa bangunan. Hanya sepotong terpal melindungi mereka dari terik matahari, dengan fasilitas meja kursi seadanya.
Meski demikian, masalah belum mereda, mengingat akses yang terbatas, guru kunjung hanya mampu mampir dua pekan sekali, dengan proses belajar mengajar selama beberapa jam saja.
Di tengah keterbatasan, animo bocah dusun sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Mereka merasa senang bisa mengenyam pendidikan.
Suatu ketika para pemangku kepentingan di instansi terkait menengok ke lokasi minim akses pendidikan ini, mencari kebenaran kondisinya secara langsung. Saat tiba, mereka mendapati belasan siswa bersemangat untuk belajar, walaupun tidak ada sekolah di tempat tersebut.
tulis komentar anda