Aktivis Perempuan: Program Posyandu Keluarga Sitti Rohmi Berhasil Turunkan Angka Stunting di NTB
Kamis, 10 Oktober 2024 - 09:00 WIB
Pada tahun 2019, hanya 14% Posyandu di NTB yang telah bertransformasi menjadi Posyandu Keluarga. Namun, berkat komitmen Sitti Rohmi dan dukungan berbagai pihak, angka ini melonjak menjadi 100%.
Pada 2021 setelah diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2021. Hingga pertengahan 2023, terdapat 7.724 unit Posyandu Keluarga di seluruh NTB. Revitalisasi Posyandu di NTB telah memberikan dampak positif.
”Terutama dalam upaya menurunkan angka stunting. Berdasarkan data, angka stunting di NTB turun signifikan, dari 25,5% pada 2019 menjadi 14,76% pada 2023. Ini menunjukkan efektivitas program Posyandu Keluarga sangat bermanfaat kesehatan anak-anak di NTB,” ucapnya.
Keberhasilan ini juga berkat kolaborasi lintas sektor yang dijalankan oleh Sitti Rohmi. Keterlibatan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, NGO, dan masyarakat menciptakan sinergi yang memperkuat layanan Posyandu.
Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran masih perlu diatasi melalui upaya berkelanjutan. Dengan tangan dingin Sitti Rohmi, Posyandu Keluarga di NTB menjadi model transformasi kesehatan berbasis komunitas yang patut dicontoh.
Komitmennya tidak hanya untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, tetapi juga membangun kesadaran dan ketahanan keluarga berbasis lingkungan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Revitalisasi Posyandu di NTB telah menunjukkan bahwa perubahan. Kerja sama erat antara pemerintah, kader, dan masyarakat. Ini bukan hanya sekedar program, tetapi sebuah gerakan sosial yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan seluruh keluarga di NTB,” tukasnya.
Lihat Juga: Ulama Sepuh dan Ribuan Warga 21 Kecamatan Lombok Timur Kukuhkan Dukungan untuk Rohmi-Firin
Pada 2021 setelah diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2021. Hingga pertengahan 2023, terdapat 7.724 unit Posyandu Keluarga di seluruh NTB. Revitalisasi Posyandu di NTB telah memberikan dampak positif.
”Terutama dalam upaya menurunkan angka stunting. Berdasarkan data, angka stunting di NTB turun signifikan, dari 25,5% pada 2019 menjadi 14,76% pada 2023. Ini menunjukkan efektivitas program Posyandu Keluarga sangat bermanfaat kesehatan anak-anak di NTB,” ucapnya.
Keberhasilan ini juga berkat kolaborasi lintas sektor yang dijalankan oleh Sitti Rohmi. Keterlibatan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, NGO, dan masyarakat menciptakan sinergi yang memperkuat layanan Posyandu.
Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran masih perlu diatasi melalui upaya berkelanjutan. Dengan tangan dingin Sitti Rohmi, Posyandu Keluarga di NTB menjadi model transformasi kesehatan berbasis komunitas yang patut dicontoh.
Komitmennya tidak hanya untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, tetapi juga membangun kesadaran dan ketahanan keluarga berbasis lingkungan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Revitalisasi Posyandu di NTB telah menunjukkan bahwa perubahan. Kerja sama erat antara pemerintah, kader, dan masyarakat. Ini bukan hanya sekedar program, tetapi sebuah gerakan sosial yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan seluruh keluarga di NTB,” tukasnya.
Lihat Juga: Ulama Sepuh dan Ribuan Warga 21 Kecamatan Lombok Timur Kukuhkan Dukungan untuk Rohmi-Firin
(ams)
tulis komentar anda