Miris! 2 Tahun Siswa SD Belajar dan Menulis di Lantai, Wali Murid Geruduk SD di Batu Bara
Rabu, 11 September 2024 - 06:25 WIB
BATU BARA - Puluhan emak-emak di Batu Bara menggeruduk sebuah sekolah dasar. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekesalan terhadap kepala sekolah yang terkesan melakukan pembiaran terhadap putra-putri mereka yang terpaksa belajar tanpa menggunakan meja dan bangku menulis di lantai.
Merasa tak tahan melihat putra dan putrinya harus belajar tanpa menggunakan meja dan kursi dan terpaksa harus menulis dilantai, emak-emak wali murid sekolah dasar ini menggeruduk Sekolah Dasar Negeri (SDN) 19 di Desa Sumber Padi, Kecamatan Lima Puluh, Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa (10/9/2024).
Amarah emak-emak ini semakin tak terbendung karena merasa kehadiran mereka di sekolah tersebut terkesan diacuhkan oleh kepala sekolah yang saat itu tidak berada di tempat. Di mana kedatangan para wali murid ini bertujuan untuk menanyakan hingga sampai kapan putra dan putri mereka harus belajar tanpa menggunakan meja dan kursi.
Salah satu wali murid mengatakan selama 2 tahun terakhir putra putri mereka belajar tanpa menggunakan meja dan kursi dan terpaksa menulis di lantai, hingga anak-anak mereka banyak mengalami sakit pusing kepala dan rasa nyeri di bagian tengkuk. Tidak hanya itu Kepala SSF 19 Sumber Padi ini juga diduga melakukan pungutan liar kepada wali murid, seperti kutipan uang tamasya, kutipan uang ijazah dan pemotongan terhadap dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Untuk itu, para wali murid meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara agar segera mencopot Kepala SDN 19 Sumber Padi. Para wali murid juga mengancam jika kepala sekolah tidak segera dicopot maka mereka akan memindahkan putra dan putrinya ke sekolah lain.
Kepala Dinas Pendidikan Batu Bara, Jonis Marpaung bersama Forkopimca turun ke lokasi guna meredakan amarah para wali murid sekaligus melakukan musyawarah guna mendengarkan keluhan para wali murid dan klarifikasi dari kepala sekolah dasar tersebut.
Jonis Marpaung mengatakan bahwa jika ada oknum guru ataupun oknum kepala sekolah yang melakukan pengutipan kepada siswa tanpa memiliki regulasi yang jelas maka tindakan tersebut tidak dibenarkan dan akan diperiksa oleh Inspektorat Kabupaten Batu Bara.
Kepala SDN 19 Sumber Padi, Ida Royani Sinaga mengaku bahwa terkait tuduhan pungutan liar dirinya sedang diperiksa oleh Inspektorat Batu Bara dan tuduhan itu tidak benar, karena sebagian dari jumlah uang tamasya sudah dikembalikan kepada wali murid dan tidak pernah melakukan potongan terhadap dana PIP siswa.
"Selama ini para wali muridlah yang memberikan sejumlah uang kepada operator sekolah sebagai tanda terima kasih sebesar lima puluh ribu rupiah," ujarnya.
Lihat Juga: Protes Pembatasan Kuota Serapan oleh Industri, Peternak Sapi di Boyolali Demo Mandi Susu
Merasa tak tahan melihat putra dan putrinya harus belajar tanpa menggunakan meja dan kursi dan terpaksa harus menulis dilantai, emak-emak wali murid sekolah dasar ini menggeruduk Sekolah Dasar Negeri (SDN) 19 di Desa Sumber Padi, Kecamatan Lima Puluh, Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa (10/9/2024).
Baca Juga
Amarah emak-emak ini semakin tak terbendung karena merasa kehadiran mereka di sekolah tersebut terkesan diacuhkan oleh kepala sekolah yang saat itu tidak berada di tempat. Di mana kedatangan para wali murid ini bertujuan untuk menanyakan hingga sampai kapan putra dan putri mereka harus belajar tanpa menggunakan meja dan kursi.
Salah satu wali murid mengatakan selama 2 tahun terakhir putra putri mereka belajar tanpa menggunakan meja dan kursi dan terpaksa menulis di lantai, hingga anak-anak mereka banyak mengalami sakit pusing kepala dan rasa nyeri di bagian tengkuk. Tidak hanya itu Kepala SSF 19 Sumber Padi ini juga diduga melakukan pungutan liar kepada wali murid, seperti kutipan uang tamasya, kutipan uang ijazah dan pemotongan terhadap dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Untuk itu, para wali murid meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara agar segera mencopot Kepala SDN 19 Sumber Padi. Para wali murid juga mengancam jika kepala sekolah tidak segera dicopot maka mereka akan memindahkan putra dan putrinya ke sekolah lain.
Kepala Dinas Pendidikan Batu Bara, Jonis Marpaung bersama Forkopimca turun ke lokasi guna meredakan amarah para wali murid sekaligus melakukan musyawarah guna mendengarkan keluhan para wali murid dan klarifikasi dari kepala sekolah dasar tersebut.
Jonis Marpaung mengatakan bahwa jika ada oknum guru ataupun oknum kepala sekolah yang melakukan pengutipan kepada siswa tanpa memiliki regulasi yang jelas maka tindakan tersebut tidak dibenarkan dan akan diperiksa oleh Inspektorat Kabupaten Batu Bara.
Baca Juga
Kepala SDN 19 Sumber Padi, Ida Royani Sinaga mengaku bahwa terkait tuduhan pungutan liar dirinya sedang diperiksa oleh Inspektorat Batu Bara dan tuduhan itu tidak benar, karena sebagian dari jumlah uang tamasya sudah dikembalikan kepada wali murid dan tidak pernah melakukan potongan terhadap dana PIP siswa.
"Selama ini para wali muridlah yang memberikan sejumlah uang kepada operator sekolah sebagai tanda terima kasih sebesar lima puluh ribu rupiah," ujarnya.
Lihat Juga: Protes Pembatasan Kuota Serapan oleh Industri, Peternak Sapi di Boyolali Demo Mandi Susu
(kri)
tulis komentar anda