Kemarau Berkepanjangan, Warga Cilegon Masuk Hutan Cari Sumber Air Bersih
Minggu, 08 September 2024 - 20:10 WIB
CILEGON - Krisis air bersih melanda warga di Gunung Penawen, Kecamatan Pulomerak, Cilegon , Banten, yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir akibat musim kemarau berkepanjangan. Kondisi ini memaksa warga untuk mencari sumber air hingga ke dalam hutan, menempuh jarak antara 500 meter hingga satu kilometer dengan berjalan kaki.
Para penduduk di Kelurahan Lebak Gede ini harus menelusuri jalan menuju area hutan demi mendapatkan air bersih. Beberapa aliran sungai dan sumber mata air yang biasa mereka andalkan telah mengering, sehingga mereka terpaksa memanfaatkan aliran sungai yang mengering dan telah ditumbuhi semak belukar untuk memperoleh air.
Di lokasi tersebut, warga bergiliran mengisi tempat penampungan air yang mereka bawa dari rumah. Proses ini memakan waktu hingga tiga jam untuk mendapatkan satu galon penuh air.
Kadang, mereka harus mengambil air keruh karena sedikitnya sumber mata air yang masih mengalir. Banyak dari mereka juga harus bermalam di lokasi untuk memastikan kebutuhan rumah tangga mereka terpenuhi.
Air yang berhasil diambil digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, termasuk mencuci, memasak, mandi, dan minum. Warga setempat menyampaikan bahwa hingga kini mereka belum mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah.
Camat Pulomerak, Ade Heru Sanjaya mengungkapkan bahwa pihaknya berencana melibatkan industri di kawasan Merak untuk membantu mendistribusikan air bersih bagi wilayah perbukitan.
"Ada delapan wilayah yang mengalami krisis air bersih di kawasan perbukitan Merak yang juga akan mendapatkan perhatian," ujarnya, Minggu (8/9/2024).
Untuk solusi jangka panjang, pemerintah daerah berencana melaksanakan program pipanisasi dan jaringan distribusi utama guna mengatasi krisis air bersih di wilayah-wilayah terdampak. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih baik di masa mendatang.
Para penduduk di Kelurahan Lebak Gede ini harus menelusuri jalan menuju area hutan demi mendapatkan air bersih. Beberapa aliran sungai dan sumber mata air yang biasa mereka andalkan telah mengering, sehingga mereka terpaksa memanfaatkan aliran sungai yang mengering dan telah ditumbuhi semak belukar untuk memperoleh air.
Baca Juga
Di lokasi tersebut, warga bergiliran mengisi tempat penampungan air yang mereka bawa dari rumah. Proses ini memakan waktu hingga tiga jam untuk mendapatkan satu galon penuh air.
Kadang, mereka harus mengambil air keruh karena sedikitnya sumber mata air yang masih mengalir. Banyak dari mereka juga harus bermalam di lokasi untuk memastikan kebutuhan rumah tangga mereka terpenuhi.
Air yang berhasil diambil digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, termasuk mencuci, memasak, mandi, dan minum. Warga setempat menyampaikan bahwa hingga kini mereka belum mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah.
Camat Pulomerak, Ade Heru Sanjaya mengungkapkan bahwa pihaknya berencana melibatkan industri di kawasan Merak untuk membantu mendistribusikan air bersih bagi wilayah perbukitan.
"Ada delapan wilayah yang mengalami krisis air bersih di kawasan perbukitan Merak yang juga akan mendapatkan perhatian," ujarnya, Minggu (8/9/2024).
Untuk solusi jangka panjang, pemerintah daerah berencana melaksanakan program pipanisasi dan jaringan distribusi utama guna mengatasi krisis air bersih di wilayah-wilayah terdampak. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih baik di masa mendatang.
(kri)
tulis komentar anda