Cerita Epik Perlawanan Balik Mataram ke Belanda usai Kematian Sultan Amangkurat IV

Rabu, 04 September 2024 - 08:00 WIB
Bahkan beberapa wilayah di Madiun juga memiliki sejumlah pasukan.

Saat itu Madiun memiliki 12.000 orang, Jogorogo 1.200 orang, Pacitan dan Kaduwang 2.000 orang, Ponorogo 12.000 orang, dan Caruban, termasuk Blora 3.000 orang pasukan. Pasukan ini dibawah Komando Tumenggung Surowijoyo, yang membela dan berkoalisi dengan Belanda.

Tapi pasca kematian Pakubuwono I atau Sultan Amangkurat IV, ada pergolakan kekuasaan di Internal kerajaan hingga muncul enam kandidat yang berebut tahta.

Dari enam itu, dua di antaranya Pangeran Purboyo dan Pangeran Blitar, saudara laki-laki Sultan Amangkurat IV dari ibu yang sama. Mereka memiliki basis pendukung yang kuat di Madiun dan Ponorogo.

Di Ponorogo, sang bupati Tumenggung Surobroto yang memiliki 12.000 pasukan itu memang sempat membuat kesepakatan dengan Belanda. Kesepakatan itu terjalin usai konferensi besar di Kartasura semasa Sultan Amangkurat IV masih hidup.

Tapi pada awal 1720 telah bergabung sekali lagi dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan ke Belanda.
(ams)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content