4 Faktor Keruntuhan Kerajaan Demak, dari Meninggalnya Sultan Trenggono hingga Berpindahnya Kerajaan

Jum'at, 16 Agustus 2024 - 15:19 WIB
Sunan Giri hingga para sesepuh Kerajaan Demak setuju jika Sunan Prawoto naik tahta sebagai raja di tahun 1546. Sayangnya dia dinilai kurang pantas menjadi raja karena lebih sibuk dengan urusan dakwah.

Akibatnya, daerah-daerah di bawah naungan Kerajaan Demak mulai melepaskan diri, yang berdampak pada mundurnya kerajaan. Dari situlah mulai terjadi perpecahan dalam Kesultanan Demak.

3. Perang Saudara



Ketika Sunan Prawoto menjadi raja, Arya Penangsang merasa lebih pantas untuk menduduki kekuasaan. Arya sendiri merupakan keturunan Pangeran Sekar Seda Lepen, yang merupakan kakak kandung Sultan Trenggono.

Perang saudara di Kerajaan Demak berlangsung sejak tahun 1546 hingga 1549. Perang saudara ini berakhir setelah Arya Penangsang yang mengklaim kekuasaan di Kerajaan Demak.

4. Kerajaan Dipindahkan



Perang saudara tersebut mendapat kecaman dari Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, menantu Sultan Trenggono.

Joko Tingkir bersama dengan Ki Gede Pemanahan serta Ki Panjawi melakukan upaya merebut kekuasaan Kerajaan Demak dari Arya Penangsang.

Akhirnya Joko Tingkir, Ki Gede Pemanahan, dan Ki Panjawi berhasil mengalahkan Arya Penangsang di Jipang Panolan. Di tahun 1568, Joko Tingkir naik tahta menjadi Raja Demak dan memindahkan ibu kota Demak ke Pajang. Pemindahan ini menjadi runtuhnya Kerajaan Demak.
(shf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content