Kisah Penumpasan Paraku, TNI dan Rakyat Bersatu Lawan Kaki Tangan Malaysia

Rabu, 07 Agustus 2024 - 07:43 WIB
Pasukan Paraku yang terdiri dari etnis Tionghoa dan berbagai etnis lain dilatih militer oleh TNI dan sukarelawan Indonesia. Kodam Tanjungpura memberikan pelatihan militer pada sukarelawan SUPP (Sarawak United People Party) dan sukarelawan dari Jakarta di Bengkayang.

Letnan Kolonel Harsono Subardi, mantan Biro Intel POM Kodam XII Tanjungpura, menyatakan bahwa mereka melatih PGRS/Paraku untuk membantu memerdekakan Malaysia.

Namun, setelah pergantian pemerintahan dari Sukarno ke Soeharto, dan situasi politik anti-komunis, Paraku/PGRS menjadi musuh pemerintah Indonesia dan TNI. Pada akhirnya, TNI bersekutu dengan militer Malaysia dan Inggris untuk menumpas Paraku-PGRS.

Kemudian diberi label "Gerombolan Tjina Komunis" (GTK) oleh pemerintah Indonesia dan "Communist Terrorist" (CT) oleh pihak Malaysia. Karena putusnya jalur logistik dan pengungsian ribuan warga Tionghoa, gerakan PGRS/Paraku semakin terjepit.





Pimpinan PGRS/Paraku seperti Bong Kee Chok (menyerah 1973) dan Wen Ming Chyuan (menyerah 1990) akhirnya menyerah dan menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Malaysia dan Indonesia.

Gerakan pembasmian PGRS/Paraku yang dimulai sejak 1967 menyebar luas di masyarakat lokal Dayak.

Sentimen rasial meningkat dengan mengidentikkan etnis Tionghoa Kalimantan sebagai anggota PGRS/Paraku, sehingga banyak mereka menjadi korban dalam gerakan pembersihan.
(ams)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content