Gawat! TBC di Jabar Tembus 100 Ribu Kasus, Bogor dan Bandung Tertinggi
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 14:49 WIB
Sehingga, Vini memastikan akan terus melakukan skrining ke masyarakat guna melakukan pengobatan dan mencegah terjadinya penularan.
Kondisi pelacakan ini berbeda dari tahun sebelumnya, di mana Dinkes Jabar hanya menunggu pasien TBC, sekarang bagi masyarakat yang mengalami batuk akan dilakukan skrining.
"Sekarang dalam situasi apapun kami akan lakukan skrining baik itu lewat portabel ataupun ketika ada yang batuk walaupun tidak ada yang mengeluh sakit ke arah TBC kami pasti skrining lewat pemeriksaan dahak ataupun dokter," jelasnya.
Untuk data TBC anak, kata Vini, pihaknya menargetkan angka pelacakan kurang lebih sekitar 20 ribuan, dan itu sudah tercapai. Pada tahun 2023 Jabar menjadi penemu TBC terbanyak bahkan melebihi target dari pemerintah pusat.
"Karena yang seharusnya 100 persen, tapi kita ada di 117 persen," ujarnya.
Dalam menjalankan skrining di masyarakat, Vini mengaku tidak ada kesulitan. Hanya saja stigma di masyarakat mengenai TBC sulit dihilangkan.
"Jadi orang ketika sudah ditemikan lalu disuruh berobat itu biasanya gak mau karena sering mengaku saya tidak TBC. Apalagi pada anak TBC itu tidak ada demam, kelenjar getah bening, penurunan berat badan, sehingga banyak orang tua yang menanggap anaknya ini tidak TBC," bebernya.
"Jadi sulitnya adalah mengonati ketika masyarkat tidak mau minum obat TBC atau yang kedua putus obat, nah ini yang paling bahaya karena bisa menyebabkan TBC MBR," tandasnya.
Kondisi pelacakan ini berbeda dari tahun sebelumnya, di mana Dinkes Jabar hanya menunggu pasien TBC, sekarang bagi masyarakat yang mengalami batuk akan dilakukan skrining.
"Sekarang dalam situasi apapun kami akan lakukan skrining baik itu lewat portabel ataupun ketika ada yang batuk walaupun tidak ada yang mengeluh sakit ke arah TBC kami pasti skrining lewat pemeriksaan dahak ataupun dokter," jelasnya.
Untuk data TBC anak, kata Vini, pihaknya menargetkan angka pelacakan kurang lebih sekitar 20 ribuan, dan itu sudah tercapai. Pada tahun 2023 Jabar menjadi penemu TBC terbanyak bahkan melebihi target dari pemerintah pusat.
"Karena yang seharusnya 100 persen, tapi kita ada di 117 persen," ujarnya.
Dalam menjalankan skrining di masyarakat, Vini mengaku tidak ada kesulitan. Hanya saja stigma di masyarakat mengenai TBC sulit dihilangkan.
"Jadi orang ketika sudah ditemikan lalu disuruh berobat itu biasanya gak mau karena sering mengaku saya tidak TBC. Apalagi pada anak TBC itu tidak ada demam, kelenjar getah bening, penurunan berat badan, sehingga banyak orang tua yang menanggap anaknya ini tidak TBC," bebernya.
"Jadi sulitnya adalah mengonati ketika masyarkat tidak mau minum obat TBC atau yang kedua putus obat, nah ini yang paling bahaya karena bisa menyebabkan TBC MBR," tandasnya.
(shf)
tulis komentar anda