Pelestarian Sumber Daya Air DAS Ayung Bali Perlu Kolaborasi Multisektor
Jum'at, 14 Juni 2024 - 20:07 WIB
DENPASAR - Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung merupakan sungai terbesar di Bali dengan luas 109,30 km persegi. DAS Ayung mengalir melewati 6 kabupaten dan kota di Bali , yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Buleleng, dan Kota Denpasar.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, sejak Juli 2013, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lokal melestarikan DAS Ayung. Perlu aksi kolektif pengelolaan sumber daya air terintegrasi dari hulu hingga hilir dapat menjadi salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan air.
“Forum multi sektor ini kemudian menjadi motor penggerak yang melakukan serangkaian program pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir di DAS Ayung,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).
Di kawasan hulu, Forum DAS Ayung melakukan program pendampingan masyarakat berbasis kearifan lokal untuk memaksimalkan konservasi sumber daya air di Glagalinggah, Kintamani. Program ini menjadi penting karena kajian hidrogeologi menunjukkan bahwa area Kintamani adalah area tangkapan air utama bagi hulu Sungai Ayung.
Untuk mengendalikan aliran air hujan dan meningkatkan penyerapan air kembali ke tanah, Forum DAS Ayung telah membangun lebih dari 2,600 rorak (saluran/parit buntu), melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan 4.000 pohon.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2021, memperkirakan status daya dukung air di Baliakan defisit pada 2025. Data mencatat, kebutuhan air di Bali pada 2021 mencapai 5.951,92 liter per detik, akan menjadi 7.991,29 liter per detik pada 2025.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, sejak Juli 2013, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lokal melestarikan DAS Ayung. Perlu aksi kolektif pengelolaan sumber daya air terintegrasi dari hulu hingga hilir dapat menjadi salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan air.
“Forum multi sektor ini kemudian menjadi motor penggerak yang melakukan serangkaian program pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir di DAS Ayung,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).
Baca Juga
Di kawasan hulu, Forum DAS Ayung melakukan program pendampingan masyarakat berbasis kearifan lokal untuk memaksimalkan konservasi sumber daya air di Glagalinggah, Kintamani. Program ini menjadi penting karena kajian hidrogeologi menunjukkan bahwa area Kintamani adalah area tangkapan air utama bagi hulu Sungai Ayung.
Untuk mengendalikan aliran air hujan dan meningkatkan penyerapan air kembali ke tanah, Forum DAS Ayung telah membangun lebih dari 2,600 rorak (saluran/parit buntu), melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan 4.000 pohon.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2021, memperkirakan status daya dukung air di Baliakan defisit pada 2025. Data mencatat, kebutuhan air di Bali pada 2021 mencapai 5.951,92 liter per detik, akan menjadi 7.991,29 liter per detik pada 2025.
(wib)
tulis komentar anda