Kisah Penyerangan Sriwijaya dan Tiongkok ke Mataram Hancurkan Kerajaan Medang

Senin, 27 Mei 2024 - 07:00 WIB
Ilustrasi persiapan penyerangan Kerajaan Sriwijaya ke Medang (Mataram Kuno). Foto/National Geographic
Wilayah Palembang dan Sumatera Selatan jauh sebelum menjadi kekuasaan Majapahit pernah berjaya di masa Sriwijaya. Saat itu Kerajaan Sriwijaya yang berlokasi di Pulau Sumatera bagian selatan memegang peranan penting dalam peta perdagangan dan penyebaran agama Buddha.

Konon di Kerajaan Sriwijaya banyak pedagang dari Tiongkok dan India, yang harus tinggal di sana selama beberapa bulan, untuk menunggu perubahan arah angin. Hal ini demi bisa kembali ke Cina dan India, akibat efek angin muson atau angin musiman yang terjadi dua kali setahun.

Tak heran saat itu Sriwijaya tumbuh menjadi pusat perdagangan internasional terbesar, dan tidak hanya pasarnya, tetapi juga infrastruktur untuk para pedagang, seperti penginapan dan tempat hiburan yang juga dikembangkan.





Sriwijaya juga memerankan diri sebagai sebuah pusat budaya.

Yijing, seorang pengelana Buddhis Tiongkok yang tinggal di Palembang dan Jambi pada abad ke-7, atau sekitar tahun 671, mencatat bahwa terdapat lebih dari seribu biksu dan sarjana terpelajar, yang didukung oleh kerajaan untuk belajar agama di Palembang. “

Mereka belajar agama Buddha, yang membuat wilayah Kerajaan Sriwijaya tumbuh menjadi pusat pendidikan agama Buddha," sebagaimana dikutip dari "Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri".



Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content