Kisah Pratu Suparlan, Legenda Kopassus Berjuluk Rambo Pembantai Pasukan Komunis Fretilin
Rabu, 22 Mei 2024 - 07:55 WIB
Pratu Suparlan lalu mengambil senapan mesin otomatis FN milik rekannya yang gugur lalu menghampiri pasukan Fretilin. Banyak tembakan mengenai tubuhnya. Saat itu dia sudah diperingatkan agar mundur.
Saksi mata mengatakan, Pratu Suparlan pada momen ini terlihat seperti banteng, mengejar pasukan Fretilin tanpa lelah meski dalam keadaan terluka. Setelah amunisi habis, dia belum juga menyerah dan terus melakukan perlawanan.
Bermodalkan pisau, Pratu Suparlan mengejar anggota Fretilin hingga masuk ke semak belukar untuk bertarung jaruk dekat, satu lawan satu. Meski sudah melemah, Pratu Suparlan masih sanggup menumbangkan enam anggota Fretilin.
Hingga akhirnya Pratu Suparlan mencapai batas dan jatuh terduduk. Dia tak lagi punya kekuatan untuk bergerak, lalu dengan aksi beraninya mencabut dua granat dari kantong lalu melemparkannya ke arah anggota Fretilin yang mengerumuninya sambil berteriak 'Allahu Akbar'.
Teriakannya dibarengi dengan dentuman keras dan robohnya puluhan anggota Fretilin bersama dirinya. Dalam operasi itu, Pratu Suparlan gugur beserta enam prajurit lainnya. Sementara dari pihak Fretilin, 83 orang tewas. Beberapa anggota yang tersisa berhasil ditangkap.
Jasad Pratu Suparlan ditemukan dalam kondisi tak utuh. Atas jasanya, pemerintah menganugerahkan penghargaan Bintang Sakti kepada Kopda Suparlan melalui Keppres No 20/TK/TH.1987.
Nama Pratu Suparlan juga diabadikan sebagai nama lapangan udara, yakni Lapangan Udara Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat, yang diresmikan KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991.
Saksi mata mengatakan, Pratu Suparlan pada momen ini terlihat seperti banteng, mengejar pasukan Fretilin tanpa lelah meski dalam keadaan terluka. Setelah amunisi habis, dia belum juga menyerah dan terus melakukan perlawanan.
Baca Juga
Bermodalkan pisau, Pratu Suparlan mengejar anggota Fretilin hingga masuk ke semak belukar untuk bertarung jaruk dekat, satu lawan satu. Meski sudah melemah, Pratu Suparlan masih sanggup menumbangkan enam anggota Fretilin.
Hingga akhirnya Pratu Suparlan mencapai batas dan jatuh terduduk. Dia tak lagi punya kekuatan untuk bergerak, lalu dengan aksi beraninya mencabut dua granat dari kantong lalu melemparkannya ke arah anggota Fretilin yang mengerumuninya sambil berteriak 'Allahu Akbar'.
Teriakannya dibarengi dengan dentuman keras dan robohnya puluhan anggota Fretilin bersama dirinya. Dalam operasi itu, Pratu Suparlan gugur beserta enam prajurit lainnya. Sementara dari pihak Fretilin, 83 orang tewas. Beberapa anggota yang tersisa berhasil ditangkap.
Jasad Pratu Suparlan ditemukan dalam kondisi tak utuh. Atas jasanya, pemerintah menganugerahkan penghargaan Bintang Sakti kepada Kopda Suparlan melalui Keppres No 20/TK/TH.1987.
Nama Pratu Suparlan juga diabadikan sebagai nama lapangan udara, yakni Lapangan Udara Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat, yang diresmikan KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991.
(ams)
tulis komentar anda