Momen Kesultanan Demak dan Cirebon Kepung Pajajaran Hancurkan Sekutu Portugis
Sabtu, 11 Mei 2024 - 08:34 WIB
Kerajaan Demak dan Cirebon memutuskan melakukan serangan ke Banten. Di Banten itulah target wilayah yang harus dikuasai, sebelum menyerang wilayah Pajajaran. Tetapi menyerang Pajajaran tidaklah mudah, sekutunya Portugis meneken perjanjian untuk membantunya.
Tetapi langkah itu ternyata tidaklah sesuai skenario Pajajaran. Armada laut Portugis konon porak-poranda akibat badai laut. Bahkan Alfonso d'Albouquerque meninggal saat berada di Cuchin, suatu wilayah konon di India.
Alhasil ,Pajajaran harus menghadapi sendirian serangan dari dua kerajaan Islam kala itu. Bahkan karena banyaknya serangan di masa Raja Surawisesa, konon dari 14 tahun bertahta harus menghadapi 15 kali peperangan.
Perang antara Demak yang dibantu oleh Cirebon dengan Pajajaran, ibarat perang antara hiu dan harimau. Kalau yang diperebutkan adalah pelabuhan dan laut, sudah barang tentu hiu yang ganas dipastikan menang.
Kerajaan Pajajaran tidak miliki armada laut bagus, di sisi lain armada Portugis yang harus menghadapi Demak juga dibuat kewalahan.
”Peperangan melawan Demak juga disinggung dalam Carita Parahiyangan, walaupun hanya nama tempatnya, yaitu Wahanten Girang, Ancol Kiyi, dan Kalapa,” demikian dikutip dari buku “Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi”.
Peperangan melawan dua kerajaan sekaligus membuat kondisi keamanan di wilayah Pajajaran tak stabil. Bahkan konon ketika Surawisesa bertahta, peperangan hampir berlangsung seantero negeri, hingga nyaris wilayahnya terbakar musnah oleh peperangan.
Tetapi langkah itu ternyata tidaklah sesuai skenario Pajajaran. Armada laut Portugis konon porak-poranda akibat badai laut. Bahkan Alfonso d'Albouquerque meninggal saat berada di Cuchin, suatu wilayah konon di India.
Alhasil ,Pajajaran harus menghadapi sendirian serangan dari dua kerajaan Islam kala itu. Bahkan karena banyaknya serangan di masa Raja Surawisesa, konon dari 14 tahun bertahta harus menghadapi 15 kali peperangan.
Perang antara Demak yang dibantu oleh Cirebon dengan Pajajaran, ibarat perang antara hiu dan harimau. Kalau yang diperebutkan adalah pelabuhan dan laut, sudah barang tentu hiu yang ganas dipastikan menang.
Kerajaan Pajajaran tidak miliki armada laut bagus, di sisi lain armada Portugis yang harus menghadapi Demak juga dibuat kewalahan.
”Peperangan melawan Demak juga disinggung dalam Carita Parahiyangan, walaupun hanya nama tempatnya, yaitu Wahanten Girang, Ancol Kiyi, dan Kalapa,” demikian dikutip dari buku “Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi”.
Peperangan melawan dua kerajaan sekaligus membuat kondisi keamanan di wilayah Pajajaran tak stabil. Bahkan konon ketika Surawisesa bertahta, peperangan hampir berlangsung seantero negeri, hingga nyaris wilayahnya terbakar musnah oleh peperangan.
tulis komentar anda