Rekaman Tawuran Pelajar SMP di Sukabumi Tersebar, Diduga Akan Dijadikan Konten Medsos
Senin, 06 Mei 2024 - 16:17 WIB
SUKABUMI - Rekaman tawuran antar SMP Negeri di Sukabumi tersebar luas di aplikasi perpesanan. Video berdurasi 35 detik, diduga pertarungan antara korban PD (13) yang tewas dibacok RF (14) menggunakan senjata tajam.
Video yang sudah diedit menghilangkan suara aslinya diganti dengan sebuah lagi tersebut, diduga akan dijadikan bahan konten untuk diunggah di media sosial (medsos). Tujuannya menambah panjang aksi kekerasan antar sekolah di Sukabumi.
Dari durasi awal video terlihat, Anak Berhadapan Hukum (ABH) RF yang merupakan pelajar SMP Negeri di Kota Sukabumi, berjalan membawa celurit dan menggunakan helm. Dia diantar 2 temannya mendatangi kelompok korban.
Dari arah berlawanan, terlihat korban PD yang berjalan menggunakan helm dan membawa golok mendekati RF. Ketika jarak sudah saling mendekati, kedua pelajar tersebut berlari sambil meloncat dengan membacokan senjata tajamnya ke arah lawannya.
Setelah itu, keduanya terlibat pertarungan jarak dekat dengan saling mengayunkan senjata tajamnya ke arah lawannya. Korban yang terdesak, lalu berlari menjauh dan dikejar RF, namun berhasil dibawa teman-temannya menggunakan sepeda motor.
Saat dikonfirmasi, sopir ambulans, Toni (46) yang membawa korban ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, membenarkan yang dalam video tawuran itu adalah PD yang tewas.
“Dari olah TKP yang dilakukan polisi dan di lokasi yang sama dengan video yang tersebar, itu adalah sosok korban,” ujar Toni dalam sambungan telepon, Senin (6/5/2024).
Toni menambahkan, dirinya semakin yakin setelah melihat video tersebut, pakaian yang digunakan korban sama persis dengan apa yang waktu dipakai waktu mengantarnya dari Klinik Tabayyun menuju RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
Sementara itu Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Saepul Rohman menegaskan, pihaknya masih mendalami dan melakukan penyelidikan terkait kasus tawuran pelajar SMP itu dan belum bisa memastikan kebenaran video yang beredar tersebut.
“Kami dalami dulu vidio ini, yang jelas dalam perkara kasus tawuran pelajar SMP yang terjadi di Cikembar, telah ditangkap 8 pelaku, termasuk pelaku utama. Terima kasih," ujarnya melalui aplikasi perpesanan.
Video yang sudah diedit menghilangkan suara aslinya diganti dengan sebuah lagi tersebut, diduga akan dijadikan bahan konten untuk diunggah di media sosial (medsos). Tujuannya menambah panjang aksi kekerasan antar sekolah di Sukabumi.
Dari durasi awal video terlihat, Anak Berhadapan Hukum (ABH) RF yang merupakan pelajar SMP Negeri di Kota Sukabumi, berjalan membawa celurit dan menggunakan helm. Dia diantar 2 temannya mendatangi kelompok korban.
Dari arah berlawanan, terlihat korban PD yang berjalan menggunakan helm dan membawa golok mendekati RF. Ketika jarak sudah saling mendekati, kedua pelajar tersebut berlari sambil meloncat dengan membacokan senjata tajamnya ke arah lawannya.
Setelah itu, keduanya terlibat pertarungan jarak dekat dengan saling mengayunkan senjata tajamnya ke arah lawannya. Korban yang terdesak, lalu berlari menjauh dan dikejar RF, namun berhasil dibawa teman-temannya menggunakan sepeda motor.
Saat dikonfirmasi, sopir ambulans, Toni (46) yang membawa korban ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, membenarkan yang dalam video tawuran itu adalah PD yang tewas.
“Dari olah TKP yang dilakukan polisi dan di lokasi yang sama dengan video yang tersebar, itu adalah sosok korban,” ujar Toni dalam sambungan telepon, Senin (6/5/2024).
Toni menambahkan, dirinya semakin yakin setelah melihat video tersebut, pakaian yang digunakan korban sama persis dengan apa yang waktu dipakai waktu mengantarnya dari Klinik Tabayyun menuju RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
Sementara itu Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Saepul Rohman menegaskan, pihaknya masih mendalami dan melakukan penyelidikan terkait kasus tawuran pelajar SMP itu dan belum bisa memastikan kebenaran video yang beredar tersebut.
“Kami dalami dulu vidio ini, yang jelas dalam perkara kasus tawuran pelajar SMP yang terjadi di Cikembar, telah ditangkap 8 pelaku, termasuk pelaku utama. Terima kasih," ujarnya melalui aplikasi perpesanan.
(wib)
tulis komentar anda