Badko HMI Sumut Kritik Deklarasi KAMI Ditengah Pandemi
Minggu, 16 Agustus 2020 - 13:26 WIB
MEDAN - Sejumlah tokoh akan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada Selasa mendatang (18/08/2020). Dalam deklarasi ini akan disampaikan maklumat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait hal itu, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sumatera Utara (Badko HMI Sumut) memberikan kritik kerasnya. Menurut HMI, lebih baik KAMI fokus dalam membantu mencegah penyebaran virus Corona. (Baca: Pemuda Muhammadiyah Sebut Deklarasi KAMI Sebagai Kanal Alternatif )
"Saat pandemi ini jangan aneh-aneh dulu. Kita sedang fokus menghadapi virus Corona. Gerakan-gerakan seperti ini belum dibutuhkan saat ini, yang perlu diselamatkan itu ya masyarakat agar tidak terpapar virus," kata Ketua Umun Badko HMI Sumut, M. Alwi Hasbi Silalahi, Minggu (16/8/2020).
Rencana deklarasi KAMI ini dinilai HMI juga dapat mengumpulkan banyak orang. Dia khawatir aksi ini akan menjadi titik penyebaran virus Corona. "Ini sedang pandemi, bukan hanya Indonesia tapi dunia. Untuk itu jangan dulu buat keramaian, khawatirnya bisa menjadi titik penyebaran virus. Jangan sampai kegiatan itu menimbulkan klaster baru dalam penyebaran virus ini," terang Hasbi.
Selain hal itu, Hasbi juga mengkhawatirkan akan terjadi perpecahan sesama anak bangsa yang dapat membuyarkan fokus pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. "Dikhawatirkan, deklarasi itu tergiring pada arah perpecahan sesama kita, ini kan bahaya disaat kondisi kita yang lagi berupaya menangani pandemi Covid-19 ini," katanya.
Tambahnya lagi, dalam gerakan itu pasti ada pro dan kontra, dia tak ingin bila pro dan kontra itu dapat menimbukan gelombang massa dan berujung pada kerusuhan. "Pro dan kontra pada gerakan itu pasti ada, iya kalau ngak ada gelombang massa, kalau ada gimana, ini kan bisa menyebabkan kerusuhan," ungkapnya. (Baca: Pengamat Nilai Jenis Kelamin KAMI untuk Cari Kekuasaan Politik )
Tak hanya itu, Hasbi juga berpendapat pemerintah saat ini sedang fokus pada perbaikan ekonomi. Katanya, KAMI lebih produktif bila ikut serta dalam upaya perbaikan ekonomi. "Karena pandemi ini, pemerintah kita juga disibukkan dengan perbaikan ekonomi, pandemi ini mengakibatkan semua kalangan ekonominya terganggu, harusnya kita atau KAMI bisa ikut serta dan membantu pemerintah dalam perbaikan itu," lanjutnya.
Terakhir, Alumni UIN Sumut ini menilai kritikan yang akan disampaikan KAMI merupakan hal yang wajar. Namun menurutnya tidak perlu sampai mengumpulkan massa di tempat terbuka. "Kalau kritik ke pemerintah ya wajar, biasa itu. Cuma kan sekarang situasinya berbeda, ditengah pandemi ini ada cara-cara lain yang bisa dilakukan seperti penyampaian tuntutan secara tertulis, kalau harus ada pertemuan bisa dilakukan secara online," demikian Hasbi. (Baca: Jelang Deklarasi, Dukungan kepada Koalisi Din Syamsuddin dkk Muncul )
KAMI yang diinisiasi Din Syamsuddin ini direncanakan akan dilakukan di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Menteng, Jakarta Pusat. Din menyampaikan deklarasi ini akan sekaligus menyampaikan maklumat terkait kondisi kebangsaan saat ini.
Terkait hal itu, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sumatera Utara (Badko HMI Sumut) memberikan kritik kerasnya. Menurut HMI, lebih baik KAMI fokus dalam membantu mencegah penyebaran virus Corona. (Baca: Pemuda Muhammadiyah Sebut Deklarasi KAMI Sebagai Kanal Alternatif )
"Saat pandemi ini jangan aneh-aneh dulu. Kita sedang fokus menghadapi virus Corona. Gerakan-gerakan seperti ini belum dibutuhkan saat ini, yang perlu diselamatkan itu ya masyarakat agar tidak terpapar virus," kata Ketua Umun Badko HMI Sumut, M. Alwi Hasbi Silalahi, Minggu (16/8/2020).
Rencana deklarasi KAMI ini dinilai HMI juga dapat mengumpulkan banyak orang. Dia khawatir aksi ini akan menjadi titik penyebaran virus Corona. "Ini sedang pandemi, bukan hanya Indonesia tapi dunia. Untuk itu jangan dulu buat keramaian, khawatirnya bisa menjadi titik penyebaran virus. Jangan sampai kegiatan itu menimbulkan klaster baru dalam penyebaran virus ini," terang Hasbi.
Selain hal itu, Hasbi juga mengkhawatirkan akan terjadi perpecahan sesama anak bangsa yang dapat membuyarkan fokus pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. "Dikhawatirkan, deklarasi itu tergiring pada arah perpecahan sesama kita, ini kan bahaya disaat kondisi kita yang lagi berupaya menangani pandemi Covid-19 ini," katanya.
Tambahnya lagi, dalam gerakan itu pasti ada pro dan kontra, dia tak ingin bila pro dan kontra itu dapat menimbukan gelombang massa dan berujung pada kerusuhan. "Pro dan kontra pada gerakan itu pasti ada, iya kalau ngak ada gelombang massa, kalau ada gimana, ini kan bisa menyebabkan kerusuhan," ungkapnya. (Baca: Pengamat Nilai Jenis Kelamin KAMI untuk Cari Kekuasaan Politik )
Tak hanya itu, Hasbi juga berpendapat pemerintah saat ini sedang fokus pada perbaikan ekonomi. Katanya, KAMI lebih produktif bila ikut serta dalam upaya perbaikan ekonomi. "Karena pandemi ini, pemerintah kita juga disibukkan dengan perbaikan ekonomi, pandemi ini mengakibatkan semua kalangan ekonominya terganggu, harusnya kita atau KAMI bisa ikut serta dan membantu pemerintah dalam perbaikan itu," lanjutnya.
Terakhir, Alumni UIN Sumut ini menilai kritikan yang akan disampaikan KAMI merupakan hal yang wajar. Namun menurutnya tidak perlu sampai mengumpulkan massa di tempat terbuka. "Kalau kritik ke pemerintah ya wajar, biasa itu. Cuma kan sekarang situasinya berbeda, ditengah pandemi ini ada cara-cara lain yang bisa dilakukan seperti penyampaian tuntutan secara tertulis, kalau harus ada pertemuan bisa dilakukan secara online," demikian Hasbi. (Baca: Jelang Deklarasi, Dukungan kepada Koalisi Din Syamsuddin dkk Muncul )
KAMI yang diinisiasi Din Syamsuddin ini direncanakan akan dilakukan di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Menteng, Jakarta Pusat. Din menyampaikan deklarasi ini akan sekaligus menyampaikan maklumat terkait kondisi kebangsaan saat ini.
(don)
tulis komentar anda