Strategi Cerdik Penguasa Mataram Lawan Ayah Angkat Panembahan Senopati
Selasa, 05 Maret 2024 - 08:14 WIB
Kaliopak meluapkan airnya sehingga menyapu seluruh markas tempur Kanjeng Sultan Pajang. Tak lama kemudian, Gunung Kidul menyala, api besar membara di atasnya.
Melihat fenomena itu, Kanjeng Sultan menjadi gentar karena dia mengira bahwa Gunung Kidul telah berubah menjadi kobaran api. Padahal api itu adalah hasil pembakaran kayu-kayu kering yang dikumpulkan dalam jumlah besar.
Dengan kondisi alam yang demikian mengganas itu, tentara Pajang akhirnya berhasil dipukul mundur oleh tentara Mataram. Kanjeng Sultan dengan seluruh bala tentaranya lari tunggang langgang meninggalkan Mataram.
Apalagi markas tempurnya telah disapu oleh banjir bandang dari Kaliopak. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Mataram. Kanjeng Sultan dan seluruh bala tentaranya memilih kembali ke Pajang dan tidak lagi meneruskan pertempurannya untuk melawan Mataram.
Pasukan Pajang pun kembali, tapi sebelum kembali mereka mampir terlebih dahulu di makam Sunan Tembayat. Di desa ini pula sang sultan berziarah, namun ketika tiba di sana pintu gerbang makam tak bisa dibuka.
Dipanggillah juru kunci makam dan ditanya kenapa pintu gerbang tidak bisa dibuka, padahal Kanjeng Sultan hendak berziarah.
Sang juru kunci itu menjawab, itu pertanda Sultan Hadiwijaya sudah kehilangan pamornya sebagai raja; pertanda bahwa takhta kerajaan Pajang dicabut oleh Yang Maha Kuasa dari tangan Kanjeng Sultan.
(ams)
tulis komentar anda