Banjir Bandang Terjang Demak, BNPB: 21 Ribu Warga Mengungsi
Selasa, 13 Februari 2024 - 10:13 WIB
DEMAK - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 21 ribu warga mengungsi akibat tanggul jebol yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Senin (12/2/2024).
“Banjir bandang melanda Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Gajah di Kabupaten Demak ini telah berlangsung selama hampir satu minggu, hingga mengakibatkan 21 ribu warga mengungsi,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Selasa (13/2/2024).
Suharyanto mengatakan angka ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal tahun 2024.
Dia pun telah meninjau secara langsung lokasi bahkan telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Kabupaten Demak. Dia memastikan akan terus melakukan pendampingan hingga bencana banjir ini tuntas teratasi.
“Meskipun kemarin Deputi 1 Sistem dan Strategi BNPB telah datang dan memberikan bantuan dana operasional dan permakanan, pekerjaannya (BNPB) belum selesai. Harus sampai tuntas baik sebelum, selama, dan sesudah (kejadian bencana),” terangnya.
Suharyanto menjelaskan prioritas pertama penanganan darurat pada Banjir Demak adalah para pengungsi. BNPB dan Pemkab Demak sepakat untuk serius melaksanakan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi.
Adapun para pengungsi bencana Banjir Demak tersebar di 59 titik pengungsian.
Selanjutnya, BNPB dan Pemkab Demak mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk segera menyelesaikan penanganan terhadap tanggul yang jebol.
Salah satunya adalah tanggul tersier Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
BNPB juga mempertimbangkan akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan selama perbaikan tanggul berjalan.
Dari tinjauan lapangan diketahui akibat tanggul jebol ini, jalan raya Demak-Kudus terputus oleh genangan air setinggi hingga tiga meter. Air juga menggenangi lahan pertanian hingga seluas 2.965 hektar.
“Banjir bandang melanda Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Gajah di Kabupaten Demak ini telah berlangsung selama hampir satu minggu, hingga mengakibatkan 21 ribu warga mengungsi,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Selasa (13/2/2024).
Suharyanto mengatakan angka ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal tahun 2024.
Dia pun telah meninjau secara langsung lokasi bahkan telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Kabupaten Demak. Dia memastikan akan terus melakukan pendampingan hingga bencana banjir ini tuntas teratasi.
“Meskipun kemarin Deputi 1 Sistem dan Strategi BNPB telah datang dan memberikan bantuan dana operasional dan permakanan, pekerjaannya (BNPB) belum selesai. Harus sampai tuntas baik sebelum, selama, dan sesudah (kejadian bencana),” terangnya.
Suharyanto menjelaskan prioritas pertama penanganan darurat pada Banjir Demak adalah para pengungsi. BNPB dan Pemkab Demak sepakat untuk serius melaksanakan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi.
Adapun para pengungsi bencana Banjir Demak tersebar di 59 titik pengungsian.
Selanjutnya, BNPB dan Pemkab Demak mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk segera menyelesaikan penanganan terhadap tanggul yang jebol.
Salah satunya adalah tanggul tersier Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
BNPB juga mempertimbangkan akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan selama perbaikan tanggul berjalan.
Dari tinjauan lapangan diketahui akibat tanggul jebol ini, jalan raya Demak-Kudus terputus oleh genangan air setinggi hingga tiga meter. Air juga menggenangi lahan pertanian hingga seluas 2.965 hektar.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda