Para Pendemo Marah terhadap Berbagai Macam Bentuk Pelanggaran Pemerintahan Jokowi

Senin, 12 Februari 2024 - 18:11 WIB
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan aksi di Pertigaan Gejayan. Foto/Erfan Erlin
YOGYAKARTA - Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan aksi di Pertigaan Gejayan. Mereka mengkritik akhir pemerintahan Jokowi yang justru sibuk melakukan upaya melanggengkan kekuasaan.

Massa berasal dari gabungan Jaringan Gugat Demokrasi (JAGAD) yang terdiri dari beberapa lembaga dan aktivis di DIY yang berhimpun dalam Forum Cik Di Tiro, Aliansi Rakyat Bergerak, dan Gejayan Memanggil.

Seorang perwakilan mahasiswa BEM KM UMY Siti Mauliyani mengungkapkan, aksi demonstrasi ini berangkat dari keresahan serta kemarahan mahasiswa dan civitas akademika terhadap berbagai macam bentuk pelanggaran hukum.





“Hari ini politik mempertunjukkan bagaimana menjatuhkan marwah hukum dan kepentingan-kepentingan yang kemudian dibawa para elite politik hari ini," tuturnya, Senin (12/2/2024).

Siti menyebut para elite politik banyak yang tuna etika dan tidak pernah memikirkan bagaimana kondisi masyarakat hari ini. Para mahasiswa dan pejuang demokrasi resah dan marah dengan situasi terkini.

Mereka sadar hari ini semua dilanggar dan demokrasi tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebaliknya dijadikan sebagai alat untuk melanggangkan kekuasaan para elite politik. "Kami bertekad melawan apa yang dilakukan oleh elite politik," tegasnya.

Jumas Jagad, Sana Ulaili mengatakan, selama dua periode pemerintahan Jokowi, bangsa Indonesia ditipu habis-habisan dengan gimmick pencitraan kerakyatan, bijak narasi dari berbagai macam isu. Jokowi menutup kekuasaannya dengan menggunakan semua entitas kekuasaan seperti Mahkamah Konstitusi.



kemudian melibatkan kroni-kroninya untuk mengeluarkan regulasi-regulasi yang betul-betul mencederai demokrasi. Mahasiswa menilai Jokowi telah menunjukkan diri sebagai penguasa dengan cara-cara yang sangat maskulin bahkan bisa dikatakan hypermaskulinitas.

Jokowi telah menguasasi seluruh sumber daya kritis, semuanya bahkan lembaga keagamaan tidak ada yang bersuara secara kritis untuk menyikapi hari ini. Padahal negara yang dipimpin oleh Jokowi ini banyak sekali warganya terdiri dari orang-orang yang katanya beragama.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content